Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Di Balik Tirai Aroma Karsa: Buku untuk Tiga Bidang Profesi

Gambar
Edited by Me Bila ditanya apakah Dee Lestari adalah salah satu pengarang favoritku, secara kilat kujawab iya. Namun, itu jawaban bersyarat. Berbeda dengan karya-karya fantasi Rick Riordan atau karya-karya-karya puisi Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes yang kubaca hampir semua sehingga aku bisa menobatkan mereka sebagai pengaang favorit, aku luluh dan menjadikan Dee Lestari sebagai pengarang favorit hanya dengan membaca “Aroma Karsa”. Awalnya, melihat buku setebal lebih dari 700 halaman itu sudah bikin ketakutan dan bertanya-tanya apakah aku bisa menyelesaikannya. Namun, malam pertama memegang kopinya, aku sudah menghabiskan setidaknya sepertiga bagian buku. Aku begitu terlena. Saking sukanya, aku—yang jarang membaca buku nonfiksi—memutuskan untuk membaca buku “Di Balik Tirai Aroma Karsa” yang berisi pengalaman Dee Lestari dalam meriset dan menciptakan kisah “Aroma Karsa” serta petuah-petuahnya sebagai penulis profesional selama 17 tahun.

Kim Ji-young, Born 1982: Menjadi Laki-Laki adalah Privilese

Gambar
Edited by Me Aku masih SMP. Kala itu, jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Aku harus berjalan kaki sekitar 5-10 menit untuk sampai di alun-alun kecamatan. Aku harus menunggu bus tanggung atau angkot yang kadang-kadang butuh 15 menit lalu menempuh waktu 15-20 menit untuk sampai di sekolah. Beberapa teman yang rumahnya berdekatan menggunakan sepeda motor ke dan dari sekolah tapi aku terlalu mandiri untuk berangkat dan pulang bersama mereka. Suatu hari—lupa apa penyebabnya—aku terpaksa harus pulang petang. Ponsel masih belum zaman. Aku tidak memberi tahu ibuku bahwa aku akan pulang terlambat. Aku ingat hari menjelang gelap. Azan magrib berkumandang. Beberapa puluh meter dari rumah, aku melihat ibu dan adikku berdiri di jalan depan rumah. Mereka menungguku. Saat sudah dekat, ibuku bilang bahwa ia mengkhawatirkanku. Aku yakin hari itulah pertama kalinya aku pulang hampir malam. Aku lahir dan besar dari keluarga yang mayoritas laki-laki—ayahku, aku, dan dua adikku. Ibuku satu-sa...

Joker, Kesehatan Mental, dan Bahaya yang Perlu Diantisipasi

Gambar
Edited by Me Beberapa waktu lalu, sebuah video anak-anak dikejar oleh semacam ondel-ondel viral di Twitter. Video berdurasi 14 detik itu memperlihatkan sosok hitam besar menggunakan topeng dan berpostur seperti ondel-ondel mengejar anak-anak di sebuah lapangan. Semakin lama, sosok itu hanya mengejar seorang anak perempuan yang berlari ketakutan menghidarinya. Mungkin orang yang menggerakkan sosok itu tahu dan sengaja memburu si anak perempuan. Anak perempuan itu bisa saja akan merasa trauma bila melihat sosok serupa saat dewasa nanti—seperti temanku yang akan menghindar dan memalingkan muka saat ada ondel-ondel lewat. Bahkan temanku itu sudah merasa waswas ketika musik pengiring ondel-ondel samar-samar terdengar olehnya. Pernah saat kami makan di sebuah kedai kaki lima, sesosok ondel-ondel datang dan entah dia tahu dari mana kalau temanku takut padanya, si ondel-ondel malah sengaja berlama-lama di dekat temanku. Aku tergelak sambil meminta si ondel-ondel itu enyah.  Ondel...

Ulasan Buku: Selamat Datang, Bulan dan Bahaya-Bahaya yang Indah

Gambar
Edited by Me Puisi-Puisi TR dan WJ "Dengan ini saya menyatakan akan selalu memuja puisi-puisi TR dan WJ." ujarku tahun lalu usai tuntaskan buku Cara-Cara Tidak Kreatif untuk Mencintai tahun ini, keduanya muncul lagi alih-alih bersekutu, mereka punya satu-satu tiada lagi peraduan kata tiada lagi selang-seling rasa mulai lagi bagai awal jumpa punya WJ biru malam sanding yuwana ungu punya TR merah-oranye petang nan semu milik WJ perihal rasa melankolis dan melena milik TR tentang dilema kritis dan mengena bagai helai kain keduanya saling jalin yang satu berbahaya satu lagi penuh daya

Ulasan Buku: Pirgi dan Misota + Giveaway

Gambar
Judul :  Pirgi dan Misota Penulis: Yetti A.KA Penerbit: DIVA Press Tahun : 2019 Dibaca : 21 September 2019 Rating : ★ ★ ★ “Betapa terbiasa aku menghadapi hidup ini dengan memejamkan mata. Seolah dengan begitu masalahku selesai begitu saja. Padahal, tentu tidak. Kata Misota, kau boleh saja menggunakan cara itu. Setiap orang harus punya cara menyiasati kebuntuannya.” (hlm. 25) Seperti biasa, Indra duduk sendirian di sebuah bangku. Setidaknya seminggu dua kali bangku itu menjadi teman Indra selepas berlari mengelilingi taman yang kerap disinggahi untuk orang-orang yang berminat akan kebugaran mereka. Bangku itu sedikit tersembunyi, berada di balik pohon besar nan riPirgi dan Misota    Pirgi tahu ia jatuh cinta pada Nodee ketika dirinya diajak ke sebuah ruangan penuh buku-buku di sebuah rumah kecil di lingkungan padat penduduk—tempat yang menjadi saksi pergumulan perdana mereka. Dengan tidak menghiraukan jarak umur 25 tahun di antara mereka dan ibunya Pirgi...

Ulasan Buku: Flowers over the Bench + Tiga Tanya Tentangmu

Gambar
Judul : Flowers over the Bench Penulis: Gyanindra Ali Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun : 2019 Dibaca : 1 Agustus 2019 Rating : ★ ★ ★ Seperti biasa, Indra duduk sendirian di sebuah bangku. Setidaknya seminggu dua kali bangku itu menjadi teman Indra selepas berlari mengelilingi taman yang kerap disinggahi untuk orang-orang yang berminat akan kebugaran mereka. Bangku itu sedikit tersembunyi, berada di balik pohon besar nan rindang yang konon ditunggui oleh makhluk halus entah apa. Cerita-cerita mistis berseliweran mengenai pohon itu yang merembet ke bangku yang jarang diduduki itu. Saat orang-orang menjauhi area itu karena takut akan akibat yang akan timbul dari cerita simpang-siur itu, Indra dengan senang hati mendekatinya karena jarang yang melewati area itu. Layaknya preman pangkalan yang punya kawasan, Indra bagai punya bangku itu untuk dirinya sendiri. Indra sudah nyaman dengan kesendiriannya. Tiada orang yang mau mendekatinya dan tidak ada keinginan dirinya un...

Bernostalgia Masa Kecil dengan MainZine: Childhood Magic

Gambar
Edited by Me Mungkin dianggap berlebihan, tetapi jika ada yang bertanya tentang masa kecil, aku selalu menolak untuk menceritakannya. Bukan berarti aku tidak mau berbagi, hanya saja lebih banyak kenangan tidak enaknya daripada kenangan enaknya. Bila ada yang memaksa, aku berbagi satu kenangan masa kecil yang sedikit dungu dan banyak ceroboh saat liburan Lebaran di rumah nenek. Nenek berkeluarga besar yang menghasilkan belasan cucu dan sebagai cucu pertama aku selalu menunggu-nunggu momen Lebaran karena pasti dapat angpau paling banyak ketimbang yang lain. Seperti liburan Lebaran biasanya kala itu, aku akan tetap tinggal di rumah nenek bersama beberapa sepupu sampai liburan Lebaran usai. Aku dan sepupu melakukan apa saja yang bisa dilakukan—dari bermain di pematang sawah sampai mengejar-ngejar ayam di halaman belakang rumah nenek. Suatu ketika, aku dan beberapa sepupu sedang bermain api dan sedotan di halaman belakang rumah nenek. Beberapa dari kalian mungkin pernah melakukan h...

Enam Tahun, Kilas Balik, dan Bagi-Bagi Buku

Gambar
Edited by Me tak ada yang lebih arif // dari hujan bulan Juni // dibiarkannya yang tak terucapkan // diserap akar pohon bunga itu Bila ada satu hal penting tentang bulan Juni, para penggemar sastra mungkin tidak perlu berpikir lama-lama untuk menunjuk puisi karya Sapardi Djoko Damono. Walaupun baca beberapa karya sastra, aku bukan penggemar sastra, dan aku sengaja mencantumkan kutipan puisi “Hujan Bulan Juni” di atas agar terlihat molek. Bukankah salah satu unsur penting dalam karya sastra adalah estetika? Lagi pula ini bulan Juni, jadi kenapa tidak? Berbeda dengan para penggemar sastra, hal penting tentang bulan Juni bagiku adalah menciptakan blog buku ini—yang selanjutnya kusebut blog Bibli. Tahun 2013 bisa dibilang menjadi masa suksesnya blog buku. Kala itu, aku yang hanya mengulas buku-buku yang kubaca di akun Goodreads-ku coba memindahkan ulasan-ulasannya ke blog Bibli. Selain itu, aku juga ingin membagikan hasil pikiranku atas buku yang aku baca sekaligus memberikan re...

Berkenalan dengan Teori Ingatan Seluler melalui UnSouled

Gambar
Edited by Me Sebuah tautan yang juga tertera dalam awalan salah satu bab pada buku “UnSouled” karya Neal Shusterman menjabarkan studi pasien yang menerima transplantasi organ yang memiliki ingatan seluler yang identik dengan pendonor yang mentransferkan organnya kepada resipien. Penemuan yang berjudul “Organ Transplants and Cellular Memories” ini menarik untuk ditelusuri karena masing-masing hubungan atas ingatan seluler antara donor dan resipien itu berbeda-beda; ikatan tersebut bisa dari segi tingkah laku, preferensi, sampai memori. Metode yang digunakan adalah dengan mewawancarai resipien, keluarga resipien, dan keluarga donor. Kesaksian mereka memunculkan satu benang merah yang menjalin pendonor organ dengan resipiennya. Salah satu kasusnya adalah resipien laki-laki 25 tahun penderita cystic fibrosis menerima jantung dan paru-paru dari donor perempuan 24 tahun yang meninggal akibat kecelakaan. Dari laporan yang didapat, resipien menyebutkan bahwa sejak mengalami operasi, ia...

Mendefinisikan Ulang Takdir dalam Tukar Takdir

Gambar
Edited by Me Takdir kadang lucu. Setelah menunggu sekian lama, jodohmu akhirnya muncul—seseorang yang kamu temui di acara resepsi pernikahan sepupu, di halte bus, di kantin basemen sebuah gedung perkantoran, atau di aplikasi cari jodoh. Kamu menjalin ikatan dengannya, mempererat talinya sehingga kamu makin yakin bahwa dialah “orang”-nya. Kamu berdoa kepada Tuhan tentang dirinya yang makin hari makin kamu sayang dan selalu menghiasi pikiran. Kamu membahas masa depan bersamanya; menikah di sebuah lokasi privat yang sederhana nan membahagiakan, beranak dua seperti yang dianjurkan oleh BKKBN, dan membagi tugas-tugas rumah tangga. Kalian berdua sepakat tetap bekerja meskipun sudah memiliki anak agar dapur tetap ngebul dan tabungan untuk membeli rumah terkumpul. Kalian bahkan berdiskusi tentang mengumpulkan dana pensiun untuk hari-hari tua kalian. Kontrak imajiner tertulis dengan rapi dan sudah ditandatangani kedua belah pihak secara sadar dan tanpa paksaan. Namun, hari itu datang....

Ocotillo Dreams: Fiksi Sejarah dari Barat Daya Amerika

Gambar
Edited by Me “The simple reason is that I want to know more about the literary creations of this region — the region that is also my residence while in the United States.” Alasan di atas aku tulis ketika koordinator program memintaku untuk membuat pernyataan tertulis kenapa memilih kelas Literature of the Southwest yang mana, katanya, belum pernah ada satu pun partisipan program sebelumnya yang mengambil kelas bidang itu. Terkesan rada berlebihan tetapi aku memang ingin tahu bahan bacaan macam apa yang ada di kawasan barat daya Amerika terutama Arizona. Selain itu, aku juga ingin tahu bagaimana nuansa dan rasa sebuah kelas literatur berjalan—yang jadi salah satu keinginanku sejak lama dan akhirnya terkabul. Di kelas ini, tugas membaca buku “wajib” dan diskusi kelas jadi dua rintangan yang nyata. Aku bahkan sempat bertemu dengan pengajar kelas ini karena rasa gelisah muncul saat tiba waktu diskusi kelas. Hal itu kebanyakan karena aku tidak membaca buku yang didiskusikan samp...

Lawan Reverse Culture Shock dengan Daftar Buku-Buku Keinginan

Gambar
Edited by Me Tersisa kurang dari 40 hari lagi sebelum kembali ke Jakarta dan bersua lagi dengan keluarga, teman-teman, dan kolega. Bahagia bercampur haru dan khawatir adalah perasaan yang tak bisa ditangkis. Kekhawatiran itu muncul karena apa yang dinamakan dengan  reverse culture shock —sebuah keadaan ketika aku harus mengalami perubahan kembali setelah pulang ke kampung halaman. Di sini, aku sudah terbiasa dengan berjalan di lajur sebelah kanan, menghitung uang menggunakan dolar, menggunakan microwave , sampai minum air langsung dari keran. Saat pulang nanti, tentu saja sebagian besar kebiasaan itu sudah tidak bisa diaplikasikan. Setidaknya, aku sedang berpikir untuk membeli microwave atau rice cooker di tempat tinggal baru nanti. Itu baru hal-hal kecil yang terlihat remeh. Ada yang lain lagi seperti khawatir tidak menemukan perpustakaan yang selengkap di sini dari buku-buku fiksi klasik, fiksi remaja, buku bergambar anak-anak, sampai kaset DVD film dari tahun 80-an ...

Panduan Lapangan Adaptasi di Daerah Baru dari Norris Kaplan

Gambar
Edited by Me Aku manusia yang acap berpindah. Bisa dibilang, tidak pernah tinggal di satu daerah lebih dari sepuluh. Saya lahir di kota Cilacap, lalu pindah ke Tangerang saat masih balita, lalu pindah lagi ke kota Cilacap untuk mulai sekolah, lalu ke desa bernama Wanareja di kabupaten Cilacap dari SD kelas lima sampai lulus SMA, lalu balik lagi ke Tangerang untuk kuliah, ke Jakarta untuk bekerja. Sekarang, aku berada di Amerika Serikat. Satu hal yang dibutuhkan adalah adaptasi dengan lingkungan baru. Hal yang begitu sulit aku lakukan, apalagi ketika berpindah ke desa Wanareja dari kota Cilacap saat kelas lima SD yang mari kita lewati kisahnya. Adaptasi yang sulit juga terjadi kala pindah ke Amerika Serikat. Semuanya berbeda. Dari makanan, bahasa sehari-hari yang digunakan, sampai orang-orang sekitar yang baru. Sejak juli 2018 sampai sekarang—sekitar 50-an hari sebelum kembali ke Indonesia hore—aku pun masih dalam proses adaptasi yang sungguh tidak mudah. Aku pun bertanya k...

Cerita dari Gurun: Setelah Mengunjungi Banyak Negara Bagian di Amerika Serikat

Gambar
Edited  by Me “They said there are two teams: team saving and team wasting. Team saving obviously think million times to spend money. Team wasting tend to do not care about money and take opportunities they are facing. I am the second.” Pada salah satu pos Instagram-ku (yang sekarang sudah dienyahkan), aku sempat mengatakan di atas. Ya, memang sih, aku baru mengunjungi 11 negara bagian saja. Berbeda dari teman-teman lain yang sudah mengunjungi 16 bahkan 20 negara bagian. Kriteria berkunjungku sedikit berbeda karena kota atau negara bagian tujuan itu harus memiliki perpustakaan atau toko buku yang bisa disinggahi dan ditilik. Bila tidak ada salah satu kriteria tersebut, aku akan mengabaikannya. Walaupun begitu, aku sudah cukup puas dengan raihanku sekarang. Berikut negara bagian dan kota yang kusinggahi: Phoenix di Arizona (tentu saja karena ini tempat tinggal sementaraku), Austin di negara bagian Texas, San Diego di California, Las Vegas di Nevada, Seattle di Washington...

The Complete Maus: Campuran Ketragisan dan Harapan

Gambar
Edited by Me “Keadaan dunia sekarang begitu terpecah-belah. Dan kebanyakan murid di sini adalah minoritas. Mereka merasa tersingkirkan. Mereka melihat benci di mana-mana. Jika mereka bisa belajar dari seseorang yang selamat dari kejadian semacam Holocaust, itu membuat mereka sedikit-banyak kekuatan,” ujar Amy Jeffereis kepada The Hour , manajer perkembangan pemuda sebuah program sepulang-sekolah untuk murid sekolah menengah pertama dan atas di Norwalk, negara bagian Connecticut. Oleh karena keprihatinan itu, organisasi tersebut mengundang Werner Reich, pria 91 tahun yang bertahan dan keluar dari kejinya kamp konsentrasi Auschwitz, untuk bercerita tentang masa lalunya kepada murid-murid. Reich dan ratusan ribu penganut Yahudi lainnya dikurung di dalam kamp itu ketika rezim Nazi Jerman berjaya di hampir seluruh Eropa. Awal 1940-an, Reich yang baru berusia 15 tahun harus tinggal bersama sepasang asing di Yugoslavia. Ia harus tinggal di sana karena sang ibu merasa ia akan aman ...

Cerita dari Gurun: Setengah Jalan Lagi

Gambar
Edited  by Me Lega rasanya setelah mengeluarkan perasaan terpendam pada tulisan terakhir . Aku juga coba menyampaikan unek-unek itu kepada orang lain dan dia bilang, “Kamu cuma lagi enggak ngerjain apa-apa aja. Kamu tertekan karena biasanya kamu beraktivitas rutin.” Mungkin dia benar. Setelah menghabiskan sekitar lima hari bervakansi, aku masih punya sekitar dua minggu sebelum aktivitas berikutnya yang walaupun diisi dengan membaca, menulis, dan bekerja, tetap tidak beranjak tempat. Sudah hampir enam bulan tinggal di Amerika Serikat dan sudah beradaptasi dengan hampir segala hal. Berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Menggunakan transportasi publik. Berbelanja di Walmart atau Fry’s. Menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan. Mandi pakai pancuran. Memasak dengan microwave dan oven. Melihat kendaraan berjalan di sisi kanan alih-alih kiri. Mengendarai skuter elektronik berbayar. Mengenakan baju tertutup karena suhu yang rendah. Dan banyak hal lain yang mungkin akan dita...

A Reason to Stay Alive: Pulang

Gambar
Edited by Me Setiap orang punya masa paling berat dalam hidupnya. Mungkin sekitar Januari tahun lalu, seorang teman yang kukenal dari komunitas buku menghubungiku untuk bertemu. Kami pernah dekat tetapi kehadirannya kala itu berbeda. Dia mengatakan ada masalah dengan semua orang; pacarnya mengekangnya, ayahnya dalam keadaan sakit keras yang tak bisa membuat beliau melakukan aktivitas, ibunya selalu memintanya uang padahal segala yang dia punya telah diserahkan, belum lagi masalah pekerjaannya. Dia meracau, lalu menangis setelahnya. Dia bahkan sempat mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri hidupnya. Aku yang kala itu merasa hidupku tidak ada apa-apanya hanya bisa mendengarkan—membiarkan dirinya mengeluarkan segala yang ingin dikeluarkannya. Dia kebingungan dan kerap tiba-tiba diam di sela-sela curhatannya—dua tanda depresi yang aku tahu sebagai orang awam. Dia terus menghubungiku dan meminta bertemu. Awalnya, aku merasa risih karena aku pernah punya rasa padanya dan aku ingin me...