19 Juni 2019

Enam Tahun, Kilas Balik, dan Bagi-Bagi Buku

Edited by Me

tak ada yang lebih arif // dari hujan bulan Juni // dibiarkannya yang tak terucapkan // diserap akar pohon bunga itu

Bila ada satu hal penting tentang bulan Juni, para penggemar sastra mungkin tidak perlu berpikir lama-lama untuk menunjuk puisi karya Sapardi Djoko Damono. Walaupun baca beberapa karya sastra, aku bukan penggemar sastra, dan aku sengaja mencantumkan kutipan puisi “Hujan Bulan Juni” di atas agar terlihat molek. Bukankah salah satu unsur penting dalam karya sastra adalah estetika? Lagi pula ini bulan Juni, jadi kenapa tidak? Berbeda dengan para penggemar sastra, hal penting tentang bulan Juni bagiku adalah menciptakan blog buku ini—yang selanjutnya kusebut blog Bibli. Tahun 2013 bisa dibilang menjadi masa suksesnya blog buku. Kala itu, aku yang hanya mengulas buku-buku yang kubaca di akun Goodreads-ku coba memindahkan ulasan-ulasannya ke blog Bibli. Selain itu, aku juga ingin membagikan hasil pikiranku atas buku yang aku baca sekaligus memberikan rekomendasi bacaan kepada siapa saja. Hal lain yang membuatku buru-buru membuat blog buku adalah salah satu komunitas bergengsi Blogger Buku Indonesia (BBI) kala itu sedang membuka pendaftaran member yang syarat utamanya tentu saja memiliki blog buku. Jadi, dengan niat mulia dan dorongan masuk ke komunitas besar, aku menciptakan blog Bibli.

Beberapa orang—dan mungkin juga—bertanya-tanya kenapa aku menamai blogku dan kenapa namanya Bibli. Perlu diketahui bahwa ada tiga terma seputar blogku: Bibliough (alamat blog), Ough, My Books! (nama blog), dan Bibli (persona atau mascot blog). Alamat blog Bibliough aku baurkan dari kata “biblio” yang dalam bahasa Yunani kuno berarti buku dan “ough” yang merupakan bentuk alay kata “oh” yang merupakan kata seru yang menyatakan banyak hal alias penuh kejutan. Secara kesatuan, Bibliough berarti blog penuh kejutan tentang buku-buku. Ough, My Books! adalah term lain dari Bibliough. Bibli adalah persona khayalan teman Raafi. Ia tinggal di blog Bibliough dan sempat menulis beberapa artikel juga. Karakteristiknya ceplas-ceplos, lucu, dan menyenangkan. Raafi dan Bibli sempat punya rubrik R&B yang merupakan ulasan berbentuk percakapan. Salah satu artikelnya yang populer adalah ulasan “Harry Potter dan Batu Bertuah”. Artikel yang dibuat Bibli antara lain: "3 'Keanehan' dalam Miss Peregrine's Home for Peculiar Children"  dan "Masha: Karya Supernatural Lokal Tanpa Mengekor Fantasi Luar?".

12 Juni 2019

Berkenalan dengan Teori Ingatan Seluler melalui UnSouled

Edited by Me

Sebuah tautan yang juga tertera dalam awalan salah satu bab pada buku “UnSouled” karya Neal Shusterman menjabarkan studi pasien yang menerima transplantasi organ yang memiliki ingatan seluler yang identik dengan pendonor yang mentransferkan organnya kepada resipien. Penemuan yang berjudul “Organ Transplants and Cellular Memories” ini menarik untuk ditelusuri karena masing-masing hubungan atas ingatan seluler antara donor dan resipien itu berbeda-beda; ikatan tersebut bisa dari segi tingkah laku, preferensi, sampai memori. Metode yang digunakan adalah dengan mewawancarai resipien, keluarga resipien, dan keluarga donor. Kesaksian mereka memunculkan satu benang merah yang menjalin pendonor organ dengan resipiennya. Salah satu kasusnya adalah resipien laki-laki 25 tahun penderita cystic fibrosis menerima jantung dan paru-paru dari donor perempuan 24 tahun yang meninggal akibat kecelakaan. Dari laporan yang didapat, resipien menyebutkan bahwa sejak mengalami operasi, ia merasa lebih terangsang dari sebelumnya dan ia melihat perempuan lebih erotis dan sensual. Ia menyimpulkan bahwa dirinya mungkin sudah mengalami operasi transeksual secara internal.

Contoh ingatan seluler lainnya adalah resipien perempuan bernama Claire Sylvia yang pada 1997 menerbitkan buku “A Change of Heart”. Dalam memoarnya, ia menceritakan perubahan yang dialaminya setelah menerima donor jantung dan paru-paru di Rumah Sakit Yale New Haven pada 1988. Sylvia menyadari beragam sikap, kebiasaan, dan cita rasanya berubah setelah operasi. Ia mengidam makanan yang tidak dia sukai sebelumnya. Salah satu yang disebutkannya adalah setelah meninggalkan rumah sakit pascaoperasi, dia yang sadar kesehatan punya keinginan gila-gilaan untuk pergi ke restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken dan memesan nuget ayam. Anehnya, Sylvia tidak pernah memesan makanan itu sebelumnya. Perubahan lain pada dirinya adalah dia tidak lagi berpakaian dengan warna-warna cerah seperti merah dan oranye sebagaimana yang selalu dia pilih sebelumnya.

Teori ingatan seluler menyatakan bahwa memori, sebagaimana sifat kepribadian, tidak hanya dapat disimpan di dalam otak tetapi juga dapat disimpan di berbagai organ seperti jantung. Tingkah laku, preferensi, sampai memori donor sedikit-banyak akan menurun ke resipien. Hal tersebut menjadi efek yang tidak dapat dihindari bagi resipien. Teori ini jugalah yang aku yakin disalin secara apik oleh Neal Shusterman pada seri "Unwind". Dengan teknologi pemisahan raga, sesosok manusia terbentuk dari bagian-bagian tubuh para donor yang berbeda-beda—tangan dari seorang donor, jantung dari donor yang lain, otak dari donor yang lain lagi, dsb. Dan, anehnya, manusia itu hidup. Bayangkan bagaimana jika ingatan seluler dari masing-masing donor yang berlainan berkumpul pada satu tubuh manusia. Manusia itu akan merasa begitu kewalahan menghadapinya. Kewalahan yang dialami manusia “jadi-jadian” itu digambarkan secara gamblang pada buku ketiga seri "Unwind" karya Neal Shusterman: “UnSouled”.