25 September 2018

I Really Didn't Think This Through: Self-Esteem dan Self-Love

Judul : I Really Didn't Think This Through
Pengarang : Beth Evans
Penerbit: HarperCollins
Tahun : 2018
Dibaca : 23 September 2018
Rating : ★★★★

Ketika Beth yang baru masuk sekolah menengah atas amat butuh pertolongan untuk menangani tantangan dan kesedihan yang sudah tidak bisa ditampungnya lagi, percakapan dengan admin wanita dari kantor konselor sekolah berikut terjadi. "Aku pikir aku butuh bantuan," ujar Beth. "Bantuan apa?" tanya wanita itu. "Yah, aku sedih sepanjang waktu. Aku sedih dan benar-benar kesal," jawab Beth. "Oh. Kami tidak melakukannya di sini. Kami melakukan konsultasi akademik, membantu kau memilih kelas dan merancang jadwal. Jika kau punya masalah emosional, kau harus bicara dengan orang tuamu," tandas admin wanita itu.

Peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Setidaknya begitu yang Beth ceritakan pada buku "I Really Didn't Think This Through" karyanya sendiri. Buku yang baru diterbitkan Mei lalu ini sudah kulirik sejak beberapa waktu lalu karena slogan judulnya yang menggugah: Tales from My So-Called Adult Life. Sebagai orang yang sedang beranjak dewasa, aku merasa perlu membaca ini. Ekspektasiku adalah bagaimana seseorang dapat memulai dan melalui masa dewasanya dengan baik-baik saja. Baik-baik saja di sini dalam konteks memasuki usia seperempat abad. Apa saja yang bakal terjadi kala dewasa? Apa saja yang harus dihindari? Apa saja yang harus lebih diperhatikan? Untungnya, buku ini menjawab lebih.


Selain adegan admin wanita di kantor konselor sekolah, Beth bercerita banyak hal tentang hidupnya melalui buku ini. Bagai kepompong yang mengelupaskan diri untuk menjadi kupu-kupu, keberanian Beth dalam menguak semua peristiwa-peristiwa sedih, sensitif, dan penting dirinya patut diacungi jempol. Bisa dibilang, buku ini adalah autobiografi Beth. Bedanya, Beth bukan bercerita tentang hal-hal menakjubkan dan peristiwa-peristiwa yang mendorongnya menjadi orang sukses—sungguh membosankan bila begitu. Beth bercerita halangan-halangan yang menimpanya—dari kerikil kecil sampai bongkahan batu besar—lalu menjadikan mereka pelajaran berharga yang menginspirasi. Tidak hanya itu, Beth yang jago menggambar juga menyertakan ilustrasi dan komik strip buatannya di dalam buku ini.