25 Juni 2013

The Bartimaeus Trilogy

Dari gembar-gembor para pembaca setia novel fantasi di grup Facebook yang aku buat, aku dibuat kalap sendiri karena satu serial novel fantasi yang paling digemari. Kalian semua, para penggemar novel fantasi, pasti tahu, tentu saja: The Bartimaeus Trilogy.
Aku sangat ingin tahu tentang novel tersebut. Mendengarnya saja sudah wow, apalagi membacanya. Oh! Masalahnya adalah serial novel tersebut sudah jarang dijual di toko buku, bisa dibilang langka. Tapi, karena kegigihan yang tidak terlalu mendidih, aku mendapatkan ketiga serinya di rentalan buku dekat rumah.
Singkat cerita, aku membaca ketiga serinya. Dua seri pertama aku membaca dengan menyewa, yang ketiga aku membacanya dengan memilikinya. Bukan hal yang mudah mencari orang yang menjual seri yang satu ini. Tapi aku mendapatkannya! Dan boxset! Dan murah pula! Hahaha. Dan berikut ini review dari ketiga serial novel tersebut.
***
Sampul
Judul : Amulet Samarkand
Judul Asli : The Amulet of Samarkand
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 13 Mei 2013
Rating : ★★★★★
Oke. Kita mulai darimana? Pertemuan Nathaniel dengan Bartimaeus? Kejadian Nathaniel menjadi anak angkat keluarga Underwood? Pertemuan dengan Lovelace yang membuat Nathaniel begitu ingin membalas dendam? Rasa cintanya yang tulus terhadap seorang Mrs. Underwood sebagai ibu angkat Nathaniel? Atau apa?
Semua tergambar jelas di novel ini. Dengan latar kota London yang klasik, novel ini menjadi hidup. Semua aksi sihir dengan pentacle-pentacle dan tipu daya tergambar sangat jelas. Ditambah humor yang mendidik, membuat novel ini berhak mendapat lima bintang, bahkan lebih. Sempurna!
Seorang anak berumur 12 tahun yang begitu gigih dan cerdas, menjalani hidup sederhana dengan perasaan tersiksa. Nathaniel selalu menginginkan lebih dalam dirinya karena apa yang telah ia dapatkan terlalu mudah untuk dijalani. Dan novel ini pun berkisah…
Mengutip sedikit perkataan Bartimaeus kepada Nathaniel di akhir cerita:
“Sebagai penyihir, kau memiliki potensi. Dan aku tak bermaksud seperti yang kaupikir. Kau memiliki jauh lebih banyak inisiatif daripada kebanyakan dari mereka, tapi mereka akan merenggutnya darimu jika kau tak berhati-hati. Dan kau memiliki hati yang yang tulus juga, satu hal lagi yang jarang kautemukan dan mudah hilang. Jaga baik-baik. Itu saja. Oh, dan aku akan berhati-hati dengan master barumu, jika aku jadi dirimu.”
Sangat menyentuh! Kalian harus baca!
***
Sampul
Judul : Mata Golem
Judul Asli : The Golem’e Eye
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 19 Mei 2013
Rating : ★★★★
Sedih rasanya mengingat butuh lima hari untuk membaca novel sekeren ini. Namun hal itu beralasan karena kegiatan lain dan yang lebih penting: UTS.
Kathleen Jones mendominasi kali ini. Penyelamat! A Savior! Nathaniel harus berterima kasih padanya. Dan … percakapannya dengan Bartimaues menjadi sangat menyenangkat. Bartimaeus adalah jin terkeren sepanjang masa. *Semoga Jin terkutuk itu mengetahui pujian ini*
Segalanya jadi jelas sekarang. Mr. Henry Duvall, f*ck yeah! Kita gak pernah tahu, mungkin di Pemerintahan jaman sekarang banyak yang seperti dia. Bermanis-manis di depan penguasa, tetapi memiliki alasan untuk berkuasa. Topeng bermuka dua. Walaupun tidak dengan Golem yang membuat gempar seluruh kota.
Yang menghapus setengah bintang dari novel ini adalah tentang Mata Golem. Tak ada akhir cerita mengenai benda itu. Malah semua tertuju pada Tongkat Gladstone yang sangat dominan dalam cerita. Mungkin seharusnya judul novel diganti dengan The Gladstone’s Stick. Haha. Lebih baik?
Setengah bintang lagi tentang Kitty, Sang Penyelamat itu. Aku sangat berharap dia bakal menjadi “lebih baik” di akhir cerita, seperti yang dijanjikan moleh Nathaniel. Tapi bahkan Bartimaeus tidak mau memberi tahu keadaan Kitty sebenarnya setelah menyelamatkan nyawa Nathaniel dari monster lumpur itu. Mungkin biar terkesan misterius. Ya deh… Kuakui memang “misterius”.
Setelah itu semua, lagi-lagi ada pelajaran berharga bagi Nathaniel dan semua pembacanya. Jangan pernah meremehkan siapa pun, bahkan pengemis sekalipun. Karena kita tidak tahu siapa yang akan menyelamatkan kita dari bahaya. Golem bisa menjadi salah satu bahayanya.
***
Sampul
Judul : Gerbang Ptolemy
Judul Asli : Ptolemy’s Gate
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 24 Juni 2013
Rating : ★★★★★

Apa yang saya pikirkan? Banyak! Kalian tidak perlu mengetahui semuanya.
Bartimaeus. Jin yang super duper kocak dengan semua kejeniusan dan pengalaman jin yang sudah berada ribuan tahun. Terutama pengalaman mengesankan dengan satu majikannya, Ptolemy, telah membuat lebih banyak pelajaran bagi diri Nathaniel.
Nathaniel. Melihat umurnya yang masih muda, dia masih labil dalam pemikiran-pemikirannya. Awalnya dia secara terang-terangan terlihat ambisius dengan jabatan dan citra dirinya sebagai menteri, hingga dia mencoba melakukan segala cara untuk mempertahankannya. Salah satunya dengan kekuasaan yang berlebihan pada perbudakan jin. Pada akhirnya, dia melihat semuanya salah, dan itu berkat Kitty.
Kitty begitu gigih dan percaya diri dengan prinsip dan mimpinya tentang menyetarakan jin dan manusia; tidak ada lagi perbudakan di Inggris. Setelah lebih 200 tahun Inggris digerakkan oleh para penyihir dalam pemerintahannya. Akhirnya semua itu tidak membenarkan hal bahwa penyihir tidak hebat tanpa commoner. Dan mimpi yang menjadi nyata adalah hadiah terindah dalam hidup, bukan? Mungkin itu yang sekarang dirasakan Kitty.
Aku sangat suka dengan percakapan-percakapan yang dalam novel ini. Antara Bartimaeus dan Kitty yang sangat intim dan begitu cerdas. Juga percakapan antar kelima jin ketika mempersiapkan penculikan membuat perutku melilit karena lelucon mereka. Dan, seperti biasa, antara Bartimaeus dengan Nathaniel, tidak ada yang mau mengalah.
Tentang perkataan Kitty pada bangunan yang luluh-lantak itu. Dia berkata, “sebegitu saja janji kalian.” Perkataannya masih saja terngiang di benakku. Aku tidak akan menceritakan lebih jauh tentang ceritanya, tentang Gerbang Ptolemy, nasib London, para penyihir dancommoner. Yang benar saja?! kalian harus cari tau sendiri.
Yang terpenting, aku tidak memberikan “spoiler” di sana sini. Dan, yeah! Aku sudah membaca semua seri The Bartimaeus Trilogy.
Akhir kata: Satu lagi cerita tentang sihir yang disajikan klasik dengan segala intrik kehidupan: pemerintahan yang ambisius dan munafik. Terlalu keren!

15 Juni 2013

The Fault In Our Stars

Sampul
Judul : Salahkan Bintang-Bintang
Judul Asli : The Fault In Our Stars
Pengarang : John Green
Penerbit : Qanita
Tahun : 2013
Dibaca : 15 Juni 2013
Rating : ★★★★


Oh. Sebelum kita mengulas novelnya, aku kasih poster filmnya dulu yang akan tayang tahun 2014. Ini dia:

Movie Poster
Tidak! Novel ini menghabiskan separuh kantung air mataku hari ini. Sangat menyentuh!

Sebagai bahan perenungan saja, bagaimana perasaan kalian bila ditinggalkan orang yang kalian sayang, orang tua? Sahabat? Bahkan pasangan hidup yang diharapkan bisa menemani kalian seumur hidup kalian? Tapi mereka tidak sebegitu lama menemani kalian; mendahului kalian ke tempat yang entah bagaimana sistem kehidupan setelah kehidupan? Bagaimana rasanya? Pikirkan itu!

Ayolah, sebenarnya ini hanya kisah romansa biasa, yang diperankan oleh gadis dan pria remaja biasa, yang menikamati hidup mereka secara biasa. Tapi hanya satu perbedaannya, mereka berpenyakit, atau di sini dibilang mereka sekarat. Ya, kedua pasangan muda itu mengidap kanker yang sama-sama mengerikan. Tidak menyakitkan secara tiba-tiba, tetapi perlahan. Perbedaan yang cukup sederhana.

Tapi jangan salahkan mereka mengapa mereka mengidap kanker atau mengapa harus mereka yang mengidapnya dari sekian milyar remaja lainnya. Mereka harus bisa bertahan sebisa, semampu, seperlu mereka bisa, mampu, dan perlu lakukan. Itu poin besar kenapa mereka harus benar-benar berjuang, bukan melawan, tetapi hidup bebarengan bersama penyakit mereka. Oh, sungguh mulia!

Untuk ceritanya, aku tidak bisa tuliskan. Karena kalian harus sungguh-sungguh membaca sendiri dengan kesadaran penuh untuk benar-benar memahami apa yang dimaksud oleh penulis kepada kalian. Apa maksud dari bintang-bintang yang harus disalahkan pun aku masih tidak mengerti. Ada satu bab tersurat di dalamnya tentang bintang-bintang, tapi itu hanya cerita sejarah yang disarikan. Entah apa yang dimaksudkan, tapi kalian harus mencari tahu sendiri...

Bagaimana mungkin cerita sebagus ini aku berikan secara cuma-cuma menurut perspektifku sendiri. Lucu sekali!

Sebuah kisah epik inspiratif sarat makna dan romansa cinta yang menggetarkan hati. Ini bukan metafora, ini real dari pengalamanku membacanya. Dan aku harus mengulanginya karena masih belum mengerti dengan bintang-bintang itu.

Five stars! Cheers, champagne!

03 Juni 2013

City of Bones

Sampul
Judul : City of Bones (The Mortal Instruments, #1)
Pengarang : Cassandra Clare
Penerbit : Ufuk Press
Tahun : 2010
Dibaca : 3 Juni 2013
Rating : ★★

Wow! Awalnya aku berpikir ini tidak seseru pada akhirnya. Ceritanya begitu membingungkan, dalam arti kata yang positif. Tak ada yang tahu pada awalnya siapa keluarganya siapa, siapa anaknya siapa, siapa ayahnya siapa, siapa ibunya siapa. Tapi ini yang menarik. Tak perlu disebutkan subjeknya karena kalian harus mencari tahu sendiri.

Yang tidak mengena adalah peran Kota Tulang itu sendiri. Kota itu menjadi judul novel ini, tapi bahkan kehadirannya hanya sekejap, ketika Clare ingin mengambil kembali ingatannya yang disegel. Tapi bahkan Kota itu tidak memberikan apapun. Hanya petunjuk selanjutnya untuk menguak ingatannya di tempat lain. Hanya sekilas! Bahkan tak berarti. Entah mengapa.

Selanjutnya adalah ketidakjelasan pada akhir. Ya... Walaupun aku akui bahwa sungguh menegangkan ceritanya, tapi ada hal-hal yang tidak menyentuh akhir (walaupun ada seri selanjutnya). Tentang Piala Mortal itu sendiri, setelah susah payah didapat, Clary melepaskannya begitu saja kepada Hodge untuk diserahkan kepada Valetine? Dan ... adalah Valentine, the worstest dad ever, kemana dia setelahnya? Melenggang pergi ke Idris? Oh, itu sungguh menjengkelkan!

Terakhir adalah sesuatu yang menggelikan. Kalau kalian menganalisa tentang nama para tokohnya, semuanya serba disingkat, walaupun tidak semua tokohnya. Clary adalah kepanjangan Clarissa. Jace adalah penyingkatan J.C. yang kepanjangannya adalah Jonathan Christopher. Luke adalah kepanjangan dari Lucian. Ini tidak terhitung sebenarnya, tetapi aku ingin kalian tahu saja bahwa aku menganalisanya. Haha.

Overall, ceritanya ciamik. Satu lagi penulis wanita yang begitu menegangkan setelah Veronica Roth. Dilatari kota New York dan daerah sekitarnya, akan mengurangibudget dalam pembuatan filmnya. Haha.

Baca deh novel ini sebelum filmnya rilis. Karena, you know what. Tak ada film yangbased on novel itu mirip dengan novelnya, bahkan menyimpang jauh. Mungkin itu untuk suatu bisnis, menarik para penggila film. Yah... Semoga tidak begitu mengecewakan.