23 Desember 2013

The Eyes of The Dragon

Sampul
Judul : Mata Naga
Judul Asli : The Eyes of The Dragon
Pengarang : Stephen King
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Dibaca : 23 Desember 2013
Rating : ★★★★

Pertama kali membaca karangan seorang Stephen King dan... aku terhanyut. Asli, lebay!

Jadi buku ini bercerita tentang penunggang, naga dan api yang menyembur keluar dari mulutnya? Bukan. Tidak seperti itu. Aku terkecoh dengan judul buku ini. Dan mungkin kalian juga begitu. Hanya satu naga yang tercerita di kisah ini, bahkan itu hanya sebuah cerita di dalam cerita. You know what I mean. You don't? You have to do it!

Jadi, ini adalah cerita tentang kerajaan; sebuah kerajaan bernama Delain. Bercerita tentang kisah Raja Roland yang tidak gagah, tidak terlalu pintar, juga tidak bijaksana yang memerintah Delain dengan bantuan seorang Penyihir bernama Flagg, seorang Penasehat Raja. Roland memiliki satu istri yang dinikahinya di usia tua karena didesak untuk memiliki keturunan untuk meneruskan tahta, bernama Sasha, juga dua orang anak. Dan ceritanya adalah bukan tentang Roland, tetapi mengenai kedua anaknya, Peter dan Thomas. Walaupun begitu, asal-muasal cerita memang dari Raja yang suka mabuk-mabukan itu.

Singkat cerita, Sasha dan Roland meninggal ketika Peter berumur 17 tahun dan Thomas 12 tahun. Jangan ditanya kenapa Sasha dan Roland meninggal atau siapa yang akan meneruskan tahta. Semuanya ada hubungannya dengan Penasehat Raja itu. Ya, Flagg.

Dan bagaimana itu bisa berhubungan? Apa yang terjadi pada Peter dan Thomas setelah kedua orang tua mereka meninggal? Aku tak mau menceritakannya.

Novel ini penuh dengan cerita keberanian, kepemimpinan, kesetiaan, persahabatan, juga tentang kelicikan dan rasa puas diri yang salah kaprah. Oh, kalian pasti tahu ulah siapa itu! Tapi aku yakin yang menjadi Raja Delain di kemudian hari itu adalah seorang raja yang pintar, bijaksana, dan berani.

Terlepas dari itu semua, aku mau membahas tentang kenapa aku terhanyut dengan gaya penulisan om King. Aku seperti didongengi oleh dia. Kau tahu kalau ada yang mendongeng pasti ada sebagian kalimat subjektif tentang bagaimana pendongeng memberi tahu perasaannya tentang cerita yang sedang dibuatnya. Begitulah om King, dan aku baru sekali ini membaca begitu diperhatikan. Diperhatiin buku?! Please deh!

Aku sempat berkicau sehabis membaca tuntas novel ini. Aku bilang: One more epic-fantasy tale about family, friendship & dark-side. So classic! Dan aku tidak akan mencabut kata-kataku itu mengingat novel ini tercipta dua-puluhan tahun lalu. Aku tahu bahkan buku yang baru diterbitkan baru-baru ini juga bisa disebut buku klasik. Tapi novel ini berisi sesuatu yang akan terus kau ingat, tentu saja bila kau membacanya. Baca dan nilai sendiri!

11 Desember 2013

The Hunger Games

Jadi, serial novel ini adalah salah satu yang "harus-dibaca" bagi para penggemar novel fantasi. Aku mengakuinya. Memang cerita fantasinya berbeda dengan yang lainnya. Walaupun sama-sama tentang kehancuran suatu negara atau wilayah yang biasa disebut novel bergenre distopia, tetapi ide ceritanya berbeda dengan yang lain.

Seri ini bercerita tentang suatu kondisi negara bernama Panem yang setiap tahun mengadakan acara tahunan sebagai bentuk rasa syukur dan rasa berterima kasih rakyat kepada pemimpin. Disini terlihat kepemimpinan yang otoriter sedang dijalankan oleh Panem.

Acara tahunan itu adalah The Hunger Games. Seperti namanya, acara ini merupakan permainan yang para pemainnya atau disebut "tribut" harus saling membunuh. Yang salah adalah para tribut ini harus berusia di bawah 18 tahun.

Nah... Nah... Menarik bukan? Berikut adalah ulasan trilogi The Hunger Games yang mana setiap filmnya masuk deretan teratas box office (walaupun sampai ulasan ini diturunkan, baru dua film yang sudah rilis). Ough!

***
Sampul
Judul : The Hunger Games
Pengarang : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2009
Dibaca : 31 Oktober 2013
Rating : ★★★★
Akhirnya selesai juga. Seru! Suatu konsep dunia yang baru, layaknya The Maze Runner atau Delirium dengan aksi yang kental. Bela-belain baca dan membuat review se-dini hari ini.

Fantasi? Tentu saja aku mencari-cari ada entitas yang tidak biasa dalam ceritanya, tapi aku hanya bertemu gerombolan serigala berdiri di akhir cerita yang bahkan hanya lewat setengah hari saja. Itu yang membuatku mengurungkan membuat nilai sempurna.

Seorang anak dilahirkan untuk diundi dan diserahkan untuk mati dalam suatu "ajang pencarian bakat". Seperti X-Factor? Ya, harus ada pemenang. Tapi, tidak semudah dan sesimpel itu. Kau harus bertarung dan bertahan hidup hingga kau menjadi penghuni terakhir yang masih hidup. Penghuni Terakhir ya? Kayak ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi nasional itu. Hahaha....

Tentang peraturan ajang tersebut tidak akan kuceritakan karena akan menghabiskan waktu. Tapi tentang pemikiran subjektifku akan ajang tersebut... Aku berpikir, berarti hampir di semua ajang pencarian bakat itu seperti ini di dunia nyata? Benarkah? Suatu waktu ada yang pernah bilang kalau ajang tersebut hanya untuk menarik para penonton dan sponsor agar bisa memberikan sumbangsihnya untuk acara. Semacam charity? Bukan, ini dilakukan dengan pamrih. Semua untung. Semua kebagian. Dan mungkin para peserta juga dibuat sedemikian rupa untuk berlaga layak drama. Atau mungkin dalam setiap minggunya sudah ditentukan siapa yang akan dieliminasi dan dibayar atas itu? Hmmm... pemikiran ini terlalu buruk. Tapi, siapa yang tahu?

Kembali ke novel, kisah ini menceritakan dua pasangan dalam satu ajang yang dipaksauntuk saling mencinta, dipaksa saling berakting untuk mendapat sponsor. Tapi, selain itu, mereka juga harus berjuang untuk hidup. Entah bagaimana hingga akhirnya mereka benar-benar jatuh cinta dalam kehidupan nyata, tanpa berpura-pura, tanpa naskah skrip, tanpa berakting. Bisakah?

Satu cerita yang bisa mengajarkan arti hidup dengan segala kamuflase agar manusia mendapatkan uang, tetap mengisi perut yang selalu ingin minta tambah, dan tetap hidup. Dengan superioritas diktator yang menganggap diri mereka pengatur kehidupan dan manusia menghamba dengan paksa kepadanya. Kehidupan yang mengerikan!

Semua itu berpadu dengan sikap rela berkorban dan tidak memikirkan diri sendiri. Itu yang mungkin dijelaskan dalam novel ini.

***
Sampul
Judul : Tersulut
Judul Asli : Catching Fire
Pengarang : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 8 November 2013
Rating : ★★★★

Buku kedua. Ketika cerita mulai menjadi lebih kompleks.

Tapi sebenarnya ini membosankan. Maksudku, dalam seri ini. Kenapa harus ada Hunger Games lagi? Walaupun dengan nama Quarter Quell, tapi kalau format permainannya sama, bagaimana pembaca (read: me) ingin lanjut membaca? Tidak! Tidak lima bintang!

Terlepas dari Hunger Games yang menguras tenaga dan jiwa, ide cerita yang sangat ditonjolkan disini adalah "pemberontakan". Kalau dengar kata berontak, pasti kita teringat akan tahu. Tahu berontak? Bukan, bukan. Kalau dengar kata berontak, pasti teringat tentang kehancuran daerah itu yang berlanjut ke akhir dunia.

Tapi novel ini belum. Belum akhir, masih pada bagian awal dan pada saat "deklarasi" tak bertoa yang memecah distrik-distrik di Panem untuk memulai. Seru? Pasti! Karena Katniss dan Peeta bahkan tidak tahu apa-apa mengenai rencana itu. Para peserta yang adalah para pemenang Hunger Games sebelumnya malah menjadi penggagas pemberontakan. Ah, pokoknya seru!

Lalu, penambahan karakter yang banyak memberi keberagaman dalam cerita. Sedikit pusing tentang siapa dari distrik mana, tapi selebihnya tidak masalah karena karakter utama seperti Katniss, Peeta, Gale masih lebih menonjol. Tapi ada karakter tambahan yang menonjol: Finnick. Si six-pack impian para wanita Capitol dari distrik... empat kalau tidak salah.

Tentang kisah cinta, mengingat seri ini ber-genre Young-Adult, Katniss dan Peeta masih memerankan sepasang kekasih, bahkan lebih seru lagi ketika Peeta memberitahu bahwa Katniss sedang hamil. Padahal ya, semua itu palsu... su... su...

Pelajaran yang dapat diambil adalah kesetiaan, bagaimana Katniss ingin berusaha agar Peeta tetap hidup. Bagaimana Finnick melindungi Katniss dan Peeta, pasangan pionir atas pemberontakan. 

Selanjutnya adalah rasa persatuan. Persatuan atas pemberontakan, atas sama-sama ditindas oleh Capitol dan ingin berubah. Persatuan ketika pemberontakan menjadi kunci untuk perubahan.

Jadi, setelah membaca buku satu, bacalah buku dua! Dan mungkin kalian ingin membaca buku ketiga...

***
Sampul
Judul : Mockingjay
Pengarang : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Dibaca : 11 Desember 2013
Rating : ★★★★

Bahagia. Senang. Itu perasaanku setelah membaca lengkap semua seri The Hunger Games ini. Sepertinya aku lolos mejadi menjadi seorang fanatik fantasi. Sebenarnya ini terlalu subjektif, tapi berilah keleluasaan untukku!

Selanjutnya apa? Sebelumnya di buku dua, Katniss tidak sadar atas apa yang dilakukannya di arena Quartel Quell karena dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang direncanakan untuk dirinya. Di buku tiga, Katniss tetap menjadi seorang yang rapuh dilihat dari kondisi fisiknya yang menurun.

Distrik Tiga Belas, yang Capitol bilang sudah menjadi distrik yang hangus ternyata masih ada. Para penduduknya bersembunyi di lorong-lorong bawah tanah yang luas tanpa sepengetahuan Capitol dan distrik lain. Tiga belas menjadi savior bagi para korban yang selamat dari pengeboman di Distrik Dua Belas. Dua Belas sudah hancur dan tengkorak-tengkorak korban bergelimpangan di sana. Tiga Belas, bersama Presiden Alma Coin, menjadi 'hal yang sangat berpengaruh' dalam pergerakan pemberontakan.

Tidak. Aku tidak akan menceritakan secara detail tentang bagaimana kehidupan di Tiga Belas yang pastinya berbeda dengan di Dua Belas. Aku bercerita tentang pemberontakan. Katniss Everdeen menjadi pionir dalam tersulutnya api pemberontakan. Ia harus mempengaruhi seluruh distrik dalam pemberontakan melawan Capitol. Ia juga harus tampil sebagai Mockingjay untuk dapat memberikan rasa percaya pada seluruh warga Panem.

Sebenarnya buku ini hanya empat ratus dua puluh halaman, tapi aku kalang-kabut untuk menceritakan inti ceritanya karena setiap potongan cerita itu layaknya inti cerita. Itulah yang mungkin menjadi dasar pembuatan dua bagian film dalam satu buku ini.

Maaf, tapi aku bingung harus bercerita sampai mana agar tidak memberikan spoiler. Mungkin aku hanya akan bilang: pada akhirnya Katniss hidup bahagia bersama kedua anaknya dengan berbagai kematian tragis yang terus membayanginya. Tidak, Katniss tidak akan memberitahukan hal itu kepada anaknya hingga mereka dewasa dan mengerti.

Jadi, bagaimana cara Katniss mempengaruhi seluruh penduduk Panem untuk melakukan pemberontakan? Apakah Katniss berhasil menjatuhkan Capitol? Dan siapa saja nyawa yang dikorbankan atas pemberontakan itu? Tidak! Aku tidak akan menyebut satu pun sampai kalian mengetahuinya sendiri.

Cerita yang sangat memukau, aku tak pernah merasa begitu dalam mengikuti alur ceritanya yang mendebarkan. Dengan aksi yang sangat kental, kau tak akan pernah merasa bosan dan ingin terus membaca hingga akhir. Twist yang keren dan tidak terduga masih menjadi ciri khas penulis. Tidak lupa dengan kisah romansa antara Katniss dan Peeta atau ... Gale? Atau keduanya...

Kutipan dari Plutarch Heavensbee tentang filosofi manusia setelah semua kejadian yang menimpa negeri Panem, Capitol dan distrik-distrik:

"Pikiran kolektif biasanya tak berumur panjang. Manusia adalah makhluk plin-plan dan bodoh, dengan ingatan yang payah dan diberkahi kemampuan menghancurka diri sendiri. Walaupun tak ada yang bisa menerka masa depan, mungkin inilah saatnya perdamaian. Mungkin inilah saatnya menyaksikan evolusi manusia."

Jadi, akhir yang bahagia? Entahlah... Baca dan nilai sendiri!

04 Desember 2013

A World Without Heroes

Sampul
Judul : A World Without Heroes (Beyonders, #1)
Pengarang : Brandon Mull
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2013
Dibaca : 4 Desember 2013
Rating : ★★★★★

Satu lagi kisah fiksi fantasi yang epik! Sangat klasik! Dan ... tebal!

Awalnya aku ragu dengan novel setebal hampir 600 halaman ini. Dengan kertas buram dan berat yang hampir 300 gram (kurang lebih). Tapi, itu baru kesan pertama dari bentuk luar. Seperti sebuah kurma yang keriput dan terlalu tidak menarik jika dilihat, tetapi bila dimakan terasa manis dan legit. Seperti itu lah...

Ya, memang, awalnya juga aku menebak-nebak kisah dari negeri manakah, kisah dari mitologi bangsa apakah yang diceritakan oleh om Brandon disini? Mungkin karena aku terlalu terpengaruh oleh kisah-kisah om Rick Riordan yang setiap kisahnya bercerita tentang sejarah mitologi.

Tapi memang tidak ada kesamaan. Ini kisah pure fantasi yang setting-nya dibuat oleh Penulis sendiri. Aku pikir itu sangat cerdas melihat kisah sebesar ini dibangun sendiri oleh penulis. Berbeda dengan kisah mitologi yang ceritanya sebagian sudah termaktub di telinga para leluhur. Namun, kembali lagi, tingkat kreativitas penulisan setiap orang itu berbeda. Aku belum membaca The Lord of The Ring atau buku yang katanya epik lainnya. Mungkin kurang lebih seperti ini. Just maybe. Klasik!

Seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun yang terdampar di negeri Lyrian yang sangat kuno bernama Jason Walker. Walker? Paul Walker? RIP Paul Walker! Dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus mencari Kata untuk menggulingkan kekuasaan jahat seorang Kaisar di negeri tersebut, Maldor yang sudah bertahun-tahun lamanya menguasai negeri Lyrian. Tidak ada seorang pun yang belum bisa menggulingkannya, menjadi pahlawan yang menyelamatkan negeri. No heroes has figured it out in the world without heroes!

Bersama Rachel, teman-tersesat-di-negeri-antah-berantah itu, Jason memulai petualangan mereka.

Mereka bertualang menyusuri Lyrian untuk mencari setiap potongan (silabel) Kata yang berbeda. Setiap Kata dimiliki oleh makhluk-makhluk yang berbeda di tempat yang berbeda dengan tingkat pencapaian menuju tempat tersebut yang berbeda pula. Itulah yang membuat kisah ini sangat adiktif: apa silabel Kata selanjutnya dan seberapa sulitnya mencapai daerah berbahaya tempat bersemayam makhluk-makhluk yang memiliki Kata itu?

Dengan Kata itu Maldor bisa lenyap dan Lyrian kembali menjadi negeri idaman para rakyatnya. Apakah Jason dan Rachel menemukan semua Kata? Apakah Kata itu sungguh bisa melenyapkan Maldor dan kekuasaan kejinya itu? Dan, bagaimana cara Jason dan Rachel kembali ke Bumi, ke dunia mereka yang sebenarnya? Apakah mereka berpisah atau bersatu untuk menyelesaikan misi tersebut?

Novel ini penuh kisah perjuangan, rasa rela berkorban, rasa kepahlawanan dan rasa tidak mementingkan diri sendiri. Novel ini juga menjelaskan tentang tipu daya, tentang bagaimana hidup penuh kesenangan adalah salah. Semua itu dibalut jadi satu menjadi kisah petualangan yang sangat seru!

Sedikit kutipan tentang arti seorang pahlawan.

"Bagi begitu banyak orang, pahlawan adalah orang yang menang di medan pertempuran, komandan legiun, penguasa suatu bakat atau keahlian yang langka. Memang, banyak pahlawan yang cocok dengan gambaran itu, Tapi, banyak penjahat juga yang juga cocok dengan gambaran itu. Pahlawan berkorban untuk kebaikan yang lebih besar. Pahlawan memiliki hati nurani. Singkatnya, kepahlawanan berarti melakukan kebenaran, apa pun konsekuensinya. Pilihlah hari ini untuk menjadi salah satu dari mereka."

Kutipan tentang arti kesenangan.

"Kesenangan adalah hampa. Tak ada kepuasan sejati dalam semburan kegembiraan yang tak bermakna. Kau mencoba menutupi kehampaan itu dengan semakin berfoya-foya, hanya untuk menemukan kegembiraan itu semakin tidak memuaskan dan semakin singkat. Kesenangan sebaiknya dicicipi sebagai bumbu penyedap, bukan hidangan utama."

Selamat menikmati satu lagi novel epik-klasik yang akan menjadi kisah populer di masa depan!

28 November 2013

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Sampul
Judul : Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
Judul Asli : Bibbi Bokkens Magiske Bibliotek
Pengarang : Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Penerbit : Penerbit Mizan
Tahun : 2011
Dibaca : 28 November 2013
Rating : ★★★★

Bisa jadi salah satu bacaan favorit. Enak banget dibaca. Mungkin, hanya mungkin, kalau baca di hari libur aku bakal selesai dalam sehari. Aku mendapatkan novel ini dariIndonesia Book Fair awal November lalu. Diskonnya lumayan....

Jadi apa isi buku ini? Apa benar Perpustakaan itu Ajaib? Ajaib dalam arti kata apa? Memiliki ramuan-ramuan penyembuh, lengkap dengan tongkat sihir dan jelaga besar berisi cairan sakral? Atau hanya makna?

Aku yakin novel ini memiliki gaya penulisan yang berbeda dari sebagian besar buku lainnya. Bagaimana tidak? Narasinya berupa balas-membalas surat oleh dua muda-mudi yang masih sepupuan, yaitu Nils dan Berit. Tebak siapa yang muda dan siapa yang mudi! Ayo tebak! Pasti kalian salah terka!

Buku itu dinamakan buku-surat. Jadi ada satu buku besar seukuran folio yang mereka beli dari sebuah toko buku dan mereka tuliskan kehidupan mereka sehari-hari dan satu kasus yang karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mereka menjadi semacam detektif dengan segala dugaan yang mereka buat pada kasus itu. Kasus apakah itu? Ya. Tentang Perpustakaan Ajaib dan Bibbi Bokken yang sangat misterius. Apakah Bibbi Bokken itu seorang penyihir, maksudnya, seorang penyihir buku? Atau siapa sebenarnya dia?

Setelah mereka masuk cukup dalam dalam kasus, mereka mulai menemukan titik terang dalam keingin-tahuan mereka. Mereka akhirnya bertemu dengan Bibbi Boken dan, tadaaa ... Bibbi Bokken sangat tahu tentang dunia perbukuan. Dia mejelaskan segala pertanyaan yang diajukan oleh Nils dan Berit. Dan memang, segala dugaan yang dikemukakan oleh Nils dan Berit banyak yang benar.

Tapi mengapa mereka terlibat dalam kasus Perpustakaan Ajaib milik Bibbi Bokken? Apa hubungannya Perpustakaan Ajaib itu dengan buku-surat yang mereka buat beberapa waktu terakhir itu? Apa mereka dijebak? Atau mereka sedang membuat suatu karya tanpa mereka sadari?

Kalian yakin ingin membaca novel ini. Aku yakin kalian ingin! Biar kuberi tahu, novelnya tipis. Tidak sampai 300 halaman. Dan isinya, kau tak akan bosan. Ada cerita pendek, puisi, pengetahuan tentang perbukuan dan penyimpanan buku, sejarah awal dibuatnya buku-cetakan, dan segala yang berhubungan dengan buku dan perpustakaan diajarkan di novel ini. Walaupun semuanya berisi pengetahuan atau "ilmu", novel ini tidak seperti sedang menggurui pembaca.

Novel ini seperti memberi advice untuk tidak hanya membaca, tapi untuk menulis. Novel "Inspirasi"!


"Buku adalah teman terbaik."

"Siapa yang bisa menemukan buku yang tepat, akan berada di tengah-tengah teman terbaik. Di sana kita akan berbaur dengan karakter yang paling pintar, paling intelek, dan paling luhur; di sana kebanggaan dan keluhuran manusia bersemayam."

OH, AKU SEMAKIN CINTA BUKU DAN MEMBACA!

24 November 2013

Ender's Game

Sampul
Judul : Ender's Game
Pengarang : Orson Scott Card
Penerbit : Mizan Fantasi
Tahun : 2013
Dibaca : 24 November 2013
Rating : ★★★★

Akhirnya selesai juga dengan buku ini.

Kita mulai dari mana ya? Sebenernya masih males menulis review karena jatah menulis sudah diberikan untuk tugas makalah yang harus direvisi. Tapi, aku harus!

Jadi buku ini sangat lama terjadi, maksudnya dalam ceritanya, dari Ender umur enam tahun sampai dia berumur dua belas tahun. Enam tahun terhitung dari awal hingga akhir cerita. Sangat lama...

Jadi mengapa bintang empat? Karena permainan yang dimainkan oleh Ender-lah yang sangat seru. Jujur, awalnya aku sangat bosan dengan alur bermain Ender di Battle School yang selalu menang dan dia memang pantas menang karena kecerdasan dia. Tapi pada akhirnya, setelah tahu bahwa permainan di sekolah lanjutan Command School itu bukan hanya simulasi, itu menjadi seru!

Terlepas dari permainan dan kemenangan yang selalu diraihnya, ada sisi gelap dalam diri Ender karena dia selalu "membunuh". Membunuh mungkin jadi hal yang wajar untuk pertahanan diri dari mereka yang berlaku jahat. Tapi jika membunuh pada makhluk yang kita tidak tahu apa dia jahat atau baik, itu akan menjadi semacam nightmare setiap kali kita tidur. Mungkin itu yang dirasakan Ender. Jadi para Bugger itu tidak jahat? Aku rasa bukan di sini tempat untuk menjawab. Biar kalian yang menjawab sendiri dengan membaca buku ini.

Oh iya, hampir lupa. Ender adalah anak ketiga, yang mana dalam dunianya, anak ketiga adalah anak yang tidak diinginkan, anak yang tidak sengaja dilahirkan karena pasangan suami-istri hanya diperbolehkan untuk memiliki dua anak. Kakak-kakaknya yang sama cerdasnya dengan Ender tidak memiliki sifat yang begitu mirip. Kakak pertamanya, Peter sangat ingin menguasai dunia, mungkin dengan cara adidaya. Hal itu sudah tercermin dari perilakunya terhadap adik-adiknya. Bukan kakak yang patut ditiru. Lalu yang kedua adalah Valentine. Dia adalah wanita yang selalu menjaga adiknya, membela dari setiap keusilan dan kejahatan kakak tertua Ender. Mereka juga berperan penting dalam buku ini. Bukan hanya karakter "lalu" saja.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah tentang kegigihan seorang anakunderdog, yang selalu dikucilkan oleh teman-temannya, bahkan oleh saudara kandungnya sendiri dalam memperoleh apa yang dia inginkan. Dia tidak mudah putus asa. Walaupun terkadang begitu, mengingat dia masih sangat muda.

Selain itu, tentang kejeniusan yang bahkan aku sendiri tidak begitu mengerti tentang deskripsi tiap-tiap permainan itu. Juga tentang teori-teori fisika yang banyak dimunculkan dalam cerita. Tapi, intinya kejeniusan dalam "bermain" itu harus terus diasah dengan berlatih. Mungkin kata "bermain" itu bisa diganti dengan hobi yang kalian suka.

Entah dalam kesadaran yang normal atau tidak, aku sudah menulis review ini panjang lebar. Semoga menarik minat kalian untuk membaca.

Petualangan yang seru dan akhir yang tak bisa kau terka sebelum kau membacanya!

27 Oktober 2013

Orang-orang Tanah

Sampul
Judul : Orang-orang Tanah
Pengarang : Poppy D. Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Dibaca : 27 Oktober 2013
Rating : ★★

Awalnya aku berpikir bahwa karya yang direkomendasikan oleh orang lain tidak dapat aku dapatkan walau aku sangat ingin. Tapi bagaimana jika itu bukan prioritas, bukan sesuatu yang masuk dalam list yang penting? Hingga pada suatu saat ada orang yang memberikan karya itu secara cuma-cuma. Sehingga aku berpikir my dream comes true.

Karya itu adalah Orang-orang Tanah, bahkan sang Penulis pun membubuhkan tanda tangan dengan namaku terpampang di halaman pertama. Terima kasih.

Jujur, ini adalah kali pertama aku membaca kumpulan cerita pendek yang dijadikan satu, bukan novel, bukan komik. Jadi, bagaimana baiknya? Apa baiknya aku mengulas satu per satu dari setiap cerpen atau di-review sekaligus? Aku punya pilihan di sini. Mungkin beberapa judul saja yang akan aku komentari karena ceritanya yang sangat berkesan. Dan akan sangat singkat mengingat malam ini tim jagoanku akan berlaga. *abaikan*


Aku pilih tiga judul: Pelarian, Dewa Kematian, dan Orang-orang Tanah. (Setelah aku crosscheck lagi, ternyata dua dari tiga judul itu ada dalam sinopsis cerita di sampul belakang. Sangat kebetulan?)

Pelarian.

Ide cerita yang sangat bagus. Maksudku, kisah fantasi tentang seorang anak perempuan yang pandai berenang karena memiliki insang dan selalu menjadi perhatian di lingkungan kerajaan, itu pasti sangat revolusioner untuk menjadi entitas fantasi yang baru. Mungkin bisa jadi Manusia Setengah Salmon. Oh, come on, that's so mainstream! Apapun nama entitas baru itu, harusnya dia juga menjadi keturunan Poseidon dan berkerabat dekat dengan Percy Jackson. 

Barangkali sang penulis mau meriset mengenai hal ini, mungkin memang benar ada entitas seperti itu di dunia dan pasti akan sangat membantu untuk memperpanjang cerita dan menjadikannya sebuah novel. Biarkan aku memberi masukkan tentang judul novelnya: Half-Blood Princess Conspiracy atau Daughter of Poseidon.

Dewa Kematian.

Jujur aku merenung cukup lama untuk memahami kisahnya. Masih bingung dengan kata ganti orang kedua tunggal untuk menjadi subjek utama. Sangat baru, tapi sangat membingungkan. Maksudku bingung yang baru. Ya... baru bingung. Oh... Shut up!!!Tapi, serius, aku baru baca kisah dengan kata "kau" sebagai pemeran utama. Untung saja ini hanya beberapa halaman. Dan judul ini menjadi urutan pertama dalam blacklistpengembangan cerpen menuju novel. What did I say?

Oke. Jadi aku harus mengganti setiap kata "kau" menjadi "aku" atau "dia" untuk sekejap. Ceritanya sangat menyentuh. Terang saja, beberapa hari yang lalu Ayahku meninggal karena hal yang tidak diduga, yang tidak nyata. Aku terus membaca dan ada satu kalimat yang aku ingat dalam cerpen ini: "Kenyataan tergantung dimana dirimu berada..." Itu sudah cukup untuk membuatku bangkit.

Dan selamat kepada Penulis karena bisa mempengaruhi pembaca karena karyanya. (Bukankah itu yang diidam-idamkan setiap Penulis?)

Orang-orang Tanah.

Bagus. Sangat spooky. Penempatan yang tepat di akhir karena citra tentang perempuan yang terhisap oleh tangan-tangan itu pasti terngiang di kepala para pembaca. Lagi-lagi aku berharap ini diperpanjang menjadi sebuah novel dengan cerita keganasan sang ibu atas anaknya, macam Carrie atau The Conjuring gitu.... Hihihi....Keep up!

Overall, semua kisah sungguh menarik. Berisi tentang kehidupan kelam beberapa wanita (by the way, hampir semua tokoh utamanya itu wanita) yang penuh dengan kesengsaraan hidup, penindasan, dan kekalahan atas gender yang dibungkus secara simpel dan indah. Ada beberapa kisah yang membuatku masih bertanya, kenapa hal-hal aneh selalu menjadi hal yang menarik untuk diketahui lebih dalam?

Selamat malam....

16 Oktober 2013

The Kane Chronicles

Lagi, aku merangkum ulasanku tentang satu serial novel terbaik menurutku dan menurut penggemar fantasi, I guess.

Kali ini giliran karya penulis ternama favoritku, Rick Riordan yang mengambil tema mitologi Mesir dengan dewa-dewi yang khas. Kekhasan itu dicampur dengan cerita dua kakak-beradik yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia di masa modern.

Seperti biasa, om Rick menguntai setiap kalimat dengan bijak dan mudah dipahami, mengingat novel ini ditujukan bagi anak-anak sekolah. Berikut review singkat trilogi Kane Chronicles.

***
Sampul
Judul : The Red Pyramid
Pengarang : Rick Riordan
Penerbit : Mizan Fantasi
Tahun : 2011
Dibaca : 7 September 2013
Rating : ★★★★


Memang sudah sepantasnya karya om Rick Riordan ini mendapat applause yang membahana. Tak ada yang meragukan kekuatan modern dengan kisah mitologi jaman dahulu tentang dewa-dewi Yunani dan Romawi juga dibawa ke kisah dewa-dewi Mesir.

Tak heran mengapa setiap karyanya menjadi best-seller. Sangat memikat hati anak-anak bahkan dewasa seperti aku sangat menikmati kisahnya.

Seperti kebanyakan novel fantasi lainnya, tokoh utama adalah anak-anak berusia 14 dan 12. Yang membuat berbeda adalah mereka kakak-beradik yang mencari ayah mereka yang ditawan oleh dewa jahat. Tadinya, mereka adalah dua kakak-adik biasa yang tidak saling kenal dan hanya bertemu dua kali setahun.

Misi yang terlihat sederhana. Hanya saja, penulis sangat bisa membuat cerita menjadi beralur panjang hingga mencapai 500 halaman (dalam bahasa Indonesia) dan tidak membuat kita bosan membacanya. Malah kita disihir untuk terus membacanya karena aksi yang memukau dari kedua kakak-beradik itu dengan para dewa-dewi yang membantu misi mereka. Juga ada Dewan Kehidupan yang mencoba menghentikan mereka.

Ceritanya mengagumkan, as always. Inti dari cerita ini adalah kita diajarkan untuk saling mengasihi di antara saudara kandung. Kita sering kali acuh terhadap orang terdekat kita di rumah, tapi bila dihadapkan dalam situasi yang sama, kita diharuskan untuk bersatu untuk mendapatkan apa yang kita mau.

Tapi kenapa cuma empat dari lima? Karena aku rada gak tahan sama tokoh utama pria, alias Carter Kane. Kok kalah pamor ya sama Sadie Kane? Aku malah lebih mengunggulkan Sadie daripada Carter. 

Ah, pokoknya keren! Yang belum baca, harus baca! Yang cuma tahun kisah Percy Jackson, harus baca! Yang memang penggemar novel fantasi sejati, harus baca! Dan yang penasaran tentang kisah sihir yang dibuat oleh om Rick Riordan, juga harus baca!

***
Sampul
Judul : The Throne of Fire
Pengarang : Rick Riordan
Penerbit : Mizan Fantasi
Tahun : 2012
Dibaca : 9 September 2013
Rating : ★★★★★


Ya, jadi sudah berapa novel om Rick yang aku baca selama aku hidup? Tapi mengapa aku bahkan menginginkan om Rick terus melantunkan kata-kata dalam novel-novel lainnya?

Hal itu yang teringat ketika aku selesai membaca novel ini. Jadi ini adalah novel ke... emm... kesepuluh om Rick. Sebanyak itu? Ya. Alasannya karena dia sangat pintar menyatukan fakta dan mitologi yang sebenarnya tidak ada. Sangat membingungkan! Menbingungkan yang indah!

Masuk ke cerita: Carter dan Sadie kembali dengan petualangan untuk menyelamatkan bumi dari Apophis, Dewa Kekacauan yang akan muncul untuk mengobrak-abrik bumi. Meyakinkan ya misinya. Tapi tidak dengan perjalanan mereka.

Mereka harus mencari Kitab Ra, Sang Dewa Matahari, Raja dari segala Dewa untuk membangun-kannya. Aku bilang tidak meyakinkan dan juga tidak mudah. Mereka harus melawan Dewa-Dewi yang tidak percaya pada kebangkitan Ra dan juga sedikit oknum Dewan Kehidupan yang sungguh memberi ketegangan. Itu sih intinya....

Oh iya. Aku sempat menangis terharu di saat Carter dan Sadie bertemu Dewi Kuda Nil, Tawaret. Mereka sedikit kikuk ketika mengetahui kisah Bes, Dewa Orang Cebol yang terlalu baik dan lugu. Juga menangis ketika Carter dan Sadie bertemu kedua orang tuanya di Aaru. yah reuni keluarga yang sangat tidak biasa. Dan lagi, menangis ketika tahu takdir Bes yang sangat menyentuh. Aku tak akan membicarakannya. Kalian harus membacanya...

Kisah epik yang memberi pengetahuan yang bermanfaat, juga pesan-pesan tersirat dan tersurat mengenai pengorbanan, keberanian, dan keputus-asaan yang harus dihindari jauh-jauh jika tujuan ingin diraih, juga bagaimana mengendalikan emosi dan hasrat.

Lima bintang untuk petualangan yang seru dan tangisanku! Ya, harus ada bayaran untuk air mata!

Dan coba camkan dalam hati: "Tiap fajar baru adalah sebuah dunia baru." - Julius Kane, Ayah Carter dan Sadie Kane. Mungkin berguna! Selamat membaca!


***
Sampul
Judul : The Serpent's Shadow
Pengarang : Rick Riordan
Penerbit : Mizan Fantasi
Tahun : 2013
Dibaca : 15 Oktober 2013
Rating : ★★★★★

Bagus seperti biasanya, maksudku dalam pembawaan ceritanya. Dan tentang isinya, aku yakin kalian tak akan dikecewakan dengan hal itu.

Kisahnya dimulai ketika Aphopis yang terus menerus menginginkan kekacauan menjadi kebebasan di dunia. Hal itu akan terus terjadi hingga puncaknya saat ekuinoks musim gugur. Carter dan Sadie lagi-lagi harus menyelamatkannya, supaya keseimbangan antara kekacauan dan keteraturan itu kembali. Terlihat tidak mudah untuk anak seusia mereka, tapi mereka keluarga Kane.

Menariknya di setiap seri, tenggat waktu yang diberikan semakin sedikit oleh sang penulis. Pada seri pertama diberikan waktu lima hari, lalu seri kedua tiga hari dan seri terkahir ini menjadi dua hari. Ya. Hal ini bisa menjadi tantangan yang semakin sulit yang membuat para pembaca ingin segera tahu apakah Carter dan Sadie bisa melakukan hanya dalam waktu sesingkat itu.

Yang jadi bahan perbandingan dengan seri Percy Jackson adalah sang lakon. Aku pikir Sadie cenderung memiliki peran yang lebih besar dalam keseluruhan cerita, namun tidak bisa pula Carter diabaikan. Ya 55-45 lah. Sadie selalu menjadi perhatian, selalu bisa datang di saat sang kakak dalam kesusahan, dan kisah cintanya itu lho... lebih kompleks dan terlalu banyak dibicarakan. Jadi sang pahlawan dan yang paling banyak disorot di sini adalah wanita, berbeda dengan Percy Jackson yang kalian tau lah.... (atau mungkin saja aku yang terkagum-kagum oleh Sadie. Ya! Tidak! Bisa jadi!)

Terlepas dari siapa yang jadi pahlawan dan yang paling banyak disorot, cerita ini masih menjadi kisah yang mengajarkan bagaimana kerjasama antar-saudara sangat dibutuhkan dalam keluarga. Lagi-lagi om Rick memberikan sentuhan pendidikan yang kental yang sangat pas untuk dibaca oleh anak-anak.

Selain itu, om Rick sangat pandai membuat teka-teki sehingga pembaca sangat ingin terus memegang novelnya hingga akhir cerita.

Great as Always! Good job, uncle Rick!

14 September 2013

The Ring of Solomon

Sampul
Judul : Cincin Solomon
Judul Asli : The Ring of Solomon
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Dibaca : 13 September 2013
Rating : ★★★★

Satu lagi karangan Jonathan Stroud dan Bartimaeus-nya yang epic! Menegangkan! Penuh aksi!

Oke. Kita mulai dari si jin yang selalu membuat onar tapi sangat dewasa, mengingat umur makhluk ini yang sudah ribuan tahun. Tak dipungkiri, Bartimaeus akan menjadi jin favorit setiap penyihir bila selalu seperti itu dalam bertingkah laku. Oke, cukup! Barangkali dia membaca review ini suatu saat nanti, dia pasti akan datang untuk berterima kasih tentang itu kepadaku.

Selanjutnya adalah pemeran utama, lakon, seorang pemudi berusia 17 tahun yang dididik sedari kecil dengan kekuatan dan kepatuhan terhadap ratu Balkis dan kerajaan Sheba-nya yang indah. Asmira, diusianya yang masih labil, mendapatkan misi yang berat dari sang ratu untuk menaklukan raja negeri seberang, Solomon, dan cincinnya yang sangat kuasa. Oh, menarik bukan?

Aku sangat ingin memberi lima bintang untuk novel ini, hanya saja, lagi-lagi tentang text editing-nya yang terlalu banyak keseleo untuk sebuah novel terjemahan perusahaan pustaka terbesar di Indonesia yang notabene menjadi pionir dalam penerbitan novel yang sempurna. Tapi sungguh, terlalu banyak, dan … sangat mengganggu. Atau mungkin memang tidak diedit terlebih dahulu?

Secara keseluruhan, kisah ini begitu epic, seperti yang sudah kubilang tadi. Kisah tentang raja yang berkuasa dan sangat lalim. Dikarenakan oleh pelayan-pelayannya, dalam hal ini penyihir-penyihirnya, sang raja yang rendah hati dan baik tidak lagi menjadi seperti itu di hadapan rakyat dan kerajaan-kerajaan lain, apalagi musuhnya. Para penyihir yang melayaninya memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan.

Pelajaran yang kudapat adalah bahkan orang yang sangat dipuja dan terkenal yang terlihat begitu buruk di hadapan banyak orang, tidak melulu seperti itu faktanya. Banyak faktor lain yang mengubah pandangan dan gagasan seseorang terhadap yang lain. Oh, come on! Kalian pasti mengerti setelah membacanya.

Dan juga tentang kesetiaan, dalam hal ini: Asmira, kepada ratunya yang harus diacungkan jempol. Dia bahkan menolak mentah-mentah penawaran besar dari sang raja. Penawaran apa? Apa aku harus memberi tahunya di sini?

Recommended!