Edited by Me |
Adalah penting untuk membahas soal kesetiaan yang didasarkan tokoh utama pada buku ini. Begini, ada seorang pria yang begitu mengagumi tetangganya—seorang wanita beranak satu yang telah bercerai dengan suaminya. Mereka tak pernah mengobrol. Mereka tak pernah bercengkerama laiknya tetangga. Mereka hanya bertegur sapa kala berpapasan. Suatu ketika wanita itu mendapat kesulitan yang sebenarnya adalah kesalahannya sendiri. Seperti itu kan perbuatanmu, tentulah kamu yang menerima risikonya betapa pun itu. Namun berkat kekaguman yang telah lama dipendam, sang pria hadir untuk memikul risiko yang seharusnya milik sang wanita. Sang pria mengorbankan segalanya bahkan harga dirinya untuk sang wanita. Saking kagumnya sang pria, ia akan melakukan apa pun agar kesalahan sang wanita tertutupi lebih-lebih terhapuskan.
Setia adalah kata yang amat ampuh. Coba saja lontarkan kata itu kepada pasanganmu (bila punya), hatinya pasti berbunga-bunga. Ia akan merasa bahwa hidupnya sempurna karena telah mendapatkan pasangan yang telah bersumpah akan bersamanya sampai akhir hayatnya. Tapi semudah itukah melontarkan kata setia? Apalagi dalam sebuah hubungan serius. Oke, baiklah, aku memang bukan ahli percintaan, tapi aku sedikit banyak tahu apa yang membuat setia adalah hal terpenting dan di atas apa pun dalam sebuah hubungan. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
Setia berarti sudah tahu diri sendiri
Ketahuilah bahwa memahami diri sendiri amat diperlukan dalam sebuah hubungan. Begini, setiap orang punya kegemaran masing-masing. Taruhlah aku yang gemar membaca pasti membutuhkan buku sebagai media untuk menyalurkan kegemaran tersebut. Lalu, apakah media tersebut (buku) benar-benar harus dimiliki atau tidak? Aku tentu harus mengetahuinya. Aku memilih beberapa buku saja untuk dikoleksi dan sebagian yang lain, setelah dibeli dan dibaca, akan dijual kembali atau diberikan kepada mereka yang juga menggemari buku tersebut. Selanjutnya ada variabel yang membuatku memilih buku-buku tersebut seperti tempat penyimpanan, kondisi si buku, penulis favorit atau bukan, buku langka atau bukan, dan banyak lainnya. Pada akhirnya, aku akan menyimpan beberapa buku yang kemudian kusebut sebagai koleksi.
Lalu, apa hubungannya koleksi buku dengan kesetiaan? Aku berpendapat bahwa mengoleksi buku adalah setia kepada buku itu. Bahwa aku akan berkorban sekuat tenaga agar koleksi bukuku tetap ada pada jangkauanku. Bahwa aku tidak akan memindahtangankannya kepada siapa pun selama aku masih hidup. Tapi, aku perlu tahu kenapa aku harus melakukan segalanya untuk koleksi bukuku. Karena aku sudah tahu bahwa aku gemar membaca dan tahu beberapa kategori buku yang kugemari, maka aku akan setia kepada koleksi bukuku. Jadi, sudahkah kamu tahu dirimu sendiri?
Setia bukan tentang perkataan, namun perbuatan
Mari kembali pada buku ini. Aku belum memberi tahu bahwa sang pria yang kuceritakan di atas bernama Ishigami dan sang wanita bernama Yasuko. Kau harus tahu bahwa Ishigami tidak pernah berterus terang tentang perasaannya kepada Yasuko. Ia hanya datang setiap hari ke kedai bento tempat Yasuko bekerja. Yah, sebenarnya itu pun hanya untuk membeli makanan saja. Tapi Ishigami sungguh mengagumi Yasuko. Apa ya sebutan untuk mereka yang berperangai mirip Ishigami? Pengagum rahasia?
Aku tidak akan terus menceritakan Ishigami dan Yasuko. Biar kamu bertanya-tanya sampai kamu membaca kisah mereka berdua. Yang ingin kutekankan di sini adalah: omong setia itu mudah, membuktikannya itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Untuk setia, apalagi kepada pasangan, seseorang harus mengetahui perbedaan satu sama lain. Maka itu, pada poin sebelumnya aku menyebutkan untuk tahu diri sendiri. Setelah itu, ia harus berkorban untuk mengontrol egonya untuk tetap setia kepada pasangannya.
Judul : Kesetiaan Mr. X
Judul Asli : YĆ“gisha X No Kenshin
Pengarang : Keigo Higashino
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penjabaran di atas sepertinya memberikan gambaran bahwa buku ini adalah tentang cinta dan kesetiaan. Memang. Tapi lebih dari itu. Kesetiaan di dalamnya dibalut dengan misteri kematian seorang pria. Berbeda dengan novel thriller lainnya, kisah pada buku ini sudah diberikan segamblang-gamblangnya siapa pelaku dan korbannya. Pembaca akan dibuat bertanya-tanya tentang bagaimana kematian tersebut bisa terjadi dan masuk akal. Kemudian, pembaca akan diajak mendalami perasaan yang dimiliki Ishigami kepada Yasuko. Setelah itu, pembaca akan diberikan akhir yang begitu membuat dada sesak. Setidaknya itu yang kurasakan saat dan seusai membaca buku ini. Sungguh buku yang tragis dan menyenangkan—in a bad way.
Buku ini adalah buku ketiga dari seri Detective Galileo yang ditulis Keigo Higashino. Detective Galileo adalah sebutan seorang fisikawan yang sering diminta detektif kepolisian untuk menguak kasus-kasus kriminal. Namanya adalah Manabu Yukawa. Pada buku ini, ia disebut-sebut sebagai teman dekat Ishigami pada saat kuliah dahulu—walaupun masing-masing mengambil jurusan berbeda. Sama sepertimu, aku juga bertanya-tanya kenapa buku ketiga ini menjadi yang paling populer dari keseluruhan seri Detective Galileo. Setelah kutelusuri, buku yang terbit pertama kali pada 2005 ini telah diadaptasi menjadi sebuah film Jepang berjudul "Suspect X" yang rilis pada 2008. Tentu, aku ingin membaca asal-usul Manabu Yukawa ini. Jadi, aku berharap penerbit bisa menerbitkan buku pertama dan keduanya. Aku akan setia menunggu.
Setia adalah kata yang amat ampuh. Coba saja lontarkan kata itu kepada pasanganmu (bila punya), hatinya pasti berbunga-bunga. Ia akan merasa bahwa hidupnya sempurna karena telah mendapatkan pasangan yang telah bersumpah akan bersamanya sampai akhir hayatnya. Tapi semudah itukah melontarkan kata setia? Apalagi dalam sebuah hubungan serius. Oke, baiklah, aku memang bukan ahli percintaan, tapi aku sedikit banyak tahu apa yang membuat setia adalah hal terpenting dan di atas apa pun dalam sebuah hubungan. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
Setia berarti sudah tahu diri sendiri
Ketahuilah bahwa memahami diri sendiri amat diperlukan dalam sebuah hubungan. Begini, setiap orang punya kegemaran masing-masing. Taruhlah aku yang gemar membaca pasti membutuhkan buku sebagai media untuk menyalurkan kegemaran tersebut. Lalu, apakah media tersebut (buku) benar-benar harus dimiliki atau tidak? Aku tentu harus mengetahuinya. Aku memilih beberapa buku saja untuk dikoleksi dan sebagian yang lain, setelah dibeli dan dibaca, akan dijual kembali atau diberikan kepada mereka yang juga menggemari buku tersebut. Selanjutnya ada variabel yang membuatku memilih buku-buku tersebut seperti tempat penyimpanan, kondisi si buku, penulis favorit atau bukan, buku langka atau bukan, dan banyak lainnya. Pada akhirnya, aku akan menyimpan beberapa buku yang kemudian kusebut sebagai koleksi.
Lalu, apa hubungannya koleksi buku dengan kesetiaan? Aku berpendapat bahwa mengoleksi buku adalah setia kepada buku itu. Bahwa aku akan berkorban sekuat tenaga agar koleksi bukuku tetap ada pada jangkauanku. Bahwa aku tidak akan memindahtangankannya kepada siapa pun selama aku masih hidup. Tapi, aku perlu tahu kenapa aku harus melakukan segalanya untuk koleksi bukuku. Karena aku sudah tahu bahwa aku gemar membaca dan tahu beberapa kategori buku yang kugemari, maka aku akan setia kepada koleksi bukuku. Jadi, sudahkah kamu tahu dirimu sendiri?
Setia bukan tentang perkataan, namun perbuatan
Mari kembali pada buku ini. Aku belum memberi tahu bahwa sang pria yang kuceritakan di atas bernama Ishigami dan sang wanita bernama Yasuko. Kau harus tahu bahwa Ishigami tidak pernah berterus terang tentang perasaannya kepada Yasuko. Ia hanya datang setiap hari ke kedai bento tempat Yasuko bekerja. Yah, sebenarnya itu pun hanya untuk membeli makanan saja. Tapi Ishigami sungguh mengagumi Yasuko. Apa ya sebutan untuk mereka yang berperangai mirip Ishigami? Pengagum rahasia?
Aku tidak akan terus menceritakan Ishigami dan Yasuko. Biar kamu bertanya-tanya sampai kamu membaca kisah mereka berdua. Yang ingin kutekankan di sini adalah: omong setia itu mudah, membuktikannya itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Untuk setia, apalagi kepada pasangan, seseorang harus mengetahui perbedaan satu sama lain. Maka itu, pada poin sebelumnya aku menyebutkan untuk tahu diri sendiri. Setelah itu, ia harus berkorban untuk mengontrol egonya untuk tetap setia kepada pasangannya.
Judul : Kesetiaan Mr. X
Judul Asli : YĆ“gisha X No Kenshin
Pengarang : Keigo Higashino
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Dibaca : 14 Januari 2016
Rating : ★★★★
Sebenarnya, aku hanya ingin memberikan sedikit implementasi dari apa yang telah kubaca dan berakhir pada semacam tip untuk menjadi setiap kepada pasangan. Hahaha. Aku masih kagum dengan kesetiaan Ishigami yang tak terperi. Namun, apakah kesetiaan yang dilakukan Ishigami itu baik? Terlepas dari hal-hal seputar kesetiaan, buku ini menjadi novel pertama yang kubaca tahun ini. Diawali dengan kesibukannya sebagai seorang guru Matematika, membuatku teringat pada novel remaja lokal "Teka-Teki Terakhir" karya Annisa Ihsani. Keduanya sama-sama memberikan gambaran bahwa Matematika itu mengasyikkan.Rating : ★★★★
Penjabaran di atas sepertinya memberikan gambaran bahwa buku ini adalah tentang cinta dan kesetiaan. Memang. Tapi lebih dari itu. Kesetiaan di dalamnya dibalut dengan misteri kematian seorang pria. Berbeda dengan novel thriller lainnya, kisah pada buku ini sudah diberikan segamblang-gamblangnya siapa pelaku dan korbannya. Pembaca akan dibuat bertanya-tanya tentang bagaimana kematian tersebut bisa terjadi dan masuk akal. Kemudian, pembaca akan diajak mendalami perasaan yang dimiliki Ishigami kepada Yasuko. Setelah itu, pembaca akan diberikan akhir yang begitu membuat dada sesak. Setidaknya itu yang kurasakan saat dan seusai membaca buku ini. Sungguh buku yang tragis dan menyenangkan—in a bad way.
Buku ini adalah buku ketiga dari seri Detective Galileo yang ditulis Keigo Higashino. Detective Galileo adalah sebutan seorang fisikawan yang sering diminta detektif kepolisian untuk menguak kasus-kasus kriminal. Namanya adalah Manabu Yukawa. Pada buku ini, ia disebut-sebut sebagai teman dekat Ishigami pada saat kuliah dahulu—walaupun masing-masing mengambil jurusan berbeda. Sama sepertimu, aku juga bertanya-tanya kenapa buku ketiga ini menjadi yang paling populer dari keseluruhan seri Detective Galileo. Setelah kutelusuri, buku yang terbit pertama kali pada 2005 ini telah diadaptasi menjadi sebuah film Jepang berjudul "Suspect X" yang rilis pada 2008. Tentu, aku ingin membaca asal-usul Manabu Yukawa ini. Jadi, aku berharap penerbit bisa menerbitkan buku pertama dan keduanya. Aku akan setia menunggu.
"Kadang demi menolong seseorang, yang harus kita lakukan hanyalah hadir di tempat itu." (hal. 313)
Ulasan ini diikutsertakan dalam "Read and Review Challenge 2017" kategori Thriller and Crime Fiction.
(bila punya)
BalasHapus.
ini antara buku ke 1-2-3 ceritanya nggak sambung menyambung kah? kok yg diterbitin gramed cuma yg ini?
Ada juga lho buku yang diterbitkan sekuelnya saja, judulnya "Alex" karya Pierre Lemaitre. Buku itu juga sama-sama lebih populer ketimbang buku pertamanya. Dan memang buku-buku bertema mystery-thriller berbeda-beda kisah dan kasus di setiap bukunya walaupun satu seri. Aku bisa menikmati cerita di buku ini.
Hapusbaru tahu kalau ini seri ketiga. tapi ceritanya bisa dinikmati.aku udah baca bab2 awal, walau belum selese karena ternyata ceritanya sadis. heuheu. ga berani baca sampe kelar.
BalasHapusWah, lanjutkan bacanya Mbak! Menurutku, sadisnya di depan saja. Ke belakang malah lebih ke misteri ketimbang sadisnya.
Hapus