04 Februari 2017

Petuah Berbalut Perumpamaan dari The Return of the Young Prince

Edited by Me
"Berpeganglah pada prinsip-prinsipmu dan kau akan mengilhami orang lain; sadarlah akan keberadaanmu dan kau akan membangunkan mereka yang hidup sambil tidur. Hiduplah dengan bertujuan dan kau akan memenuhi takdirmu." (hal. 40)

Membaca berarti menyelami kisah-kisah penulis dan pendapat-pendapatnya. Sebagian yang saking sangat mirip dengan keadaanmu membuatmu begitu setuju dengan pendapatnya. Namun, sebagian yang lain tidak bisa diterima karena, yah, tidak masuk akal bagimu. Hal-hal seperti ini yang menjadi menarik jika dituliskan kembali. Tak heran jika satu buku memberikan arti dan pandangan berbeda-beda bagi setiap pembacanya. Dan bagiku, ada tiga petuah yang dibungkus perumpamaan dari "The Return of the Young Prince" yang dapat kusarikan sebagai berikut.

1. Perumpamaan Pintu

Bahasan ini berada di awal ketika Pangeran Muda baru saja mengobrol dengan si pengemudi. Ia bertanya tentang "masalah" yang dijawab panjang lebar oleh si pengemudi. Teorinya sederhana. Bahwa masalah ibarat pintu yang kuncinya tidak dimiliki, seperti yang dijabarkan pada Bab III buku ini. Masing-masing persona harus mencari kunci yang cocok, dan memasukkannya ke dalam lubangnya dengan benar. Yang terlihat sederhana namun sebenarnya tidak seperti itu. Si pengemudi menjelaskan bahwa beberapa orang bahkan tidak menemukan kunci itu—bukan karena mereka tidak mempunyai otak, melainkan karena mereka tak mau mencoba beberapa kali dengan kunci-kunci yang sudah mereka miliki, dan kadang-kadang mereka tidak mau mencoba sama sekali.

Penjabaran tentang perumpamaan rumah dan kunci benar-benar panjang lebar dan aku tidak akan menyebutkan semuanya di sini. Aku kembali diingatkan bahwa masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk diakhiri. Aku ingat baru-baru ini ibuku bicara tentang masalah. Beliau berkata bahwa masalah memang selalu hadir dalam hidup dan pasti akan bertemu penyelesaiannya. Jangan terlalu dirundung kesedihan dan kekecewaan. Percayalah, di balik kesulitan dan masalah, pasti ada kemudahan. Itulah yang Tuhan katakan melalui kitab-Nya.

2. Perumpamaan Sungai

Pada bab V, saat masih dalam perjalanan menuju Patagonia, Pangeran Muda bertanya tentang takdir yang dijawab pengemudi sebagai jalanan yang diikuti setiap manusia. Setelah itu, sang pangeran bertanya tentang kemungkinan untuk mengubah takdir. Yang, lagi-lagi, dijawab oleh pengemudi dengan panjang lebar. Ia membuat perumpamaan aliran sungai. Ia menyuruh sang pangeran untuk membayangkan dirinya seperti sungai yang harus mengalir untuk selama-lamanya. Sungai akan melalui gunung-gunung dan berusaha menemukan jalan yang paling mudah menuju laut. Namun, ada batu-batu yang menghalangi sebagai kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi. Jika mengatasinya satu per satu, maka sungai akan terus mengalir. Namun, jika membiarkannya, batu-batu tersebut akan mengganjal aliran sungai.

Lagi, penjabaran tentang perumpamaan sungai benar-benar panjang lebar dan aku tidak akan menyebutkan semuanya di sini. Aku kembali disentil untuk menerima takdir namun bisa mengubahnya sesuka hatiku dengan pilihan-pilihan yang diberikan. Bila aku membiarkan batu tersebut mengganjal, itu berarti aku ingin tetap berada di sekitar aliran sungai itu terhalangi. Namun, bila aku menyingkirkan batu-batu itu, itu berarti aku ingin mengeksplor hal-hal baru sesuai dengan aliran sungai yang akan kutempuh. Dan tentu saja, aku tetap pada aliran sungai yang membawaku tersebut tanpa bisa menghindar.

3. Perumpamaan Binatang

Setelah menginap di hotel pada malam pertama mereka bertemu, Pangeran Muda dan si pengemudi melanjutkan perjalanan mereka. Pada bab XII ini, Pangeran Muda yang beranjak dewasa meminta wejangan dari si pengemudi untuk menjadi orang dewasa yang tidak serius. Panjang-lebar si pengemudi menjelaskannya hingga sampai pada bagian kenangan yang akan memerangkap masa kini dengan masa lalu. Berbeda dengan dua perumpamaan yang dibuat oleh si pengemudi, yang ini dibuat oleh Pangeran Muda. Ia berkata bahwa manusia persis seperti binatang yang selalu kembali dan kembali lagi ke tempatnya dulu meemukan makanan sekali, sampai akhirnya dia mati kelaparan semata-mata karena tak pernah menjelajah sedikit lebih jauh ke tempat-tempat baru.

Aku berhenti sejenak setelah membaca bagian yang ini. Masa lalu ternyata semenyeramkan itu bila tak segera dihentikan. Aku ingat ada teman yang jago basket tetapi sangat tidak menyukai sepak bola. Ketika menanyakannya tentang hal itu, ia bercerita bahwa dulu jago sepak bola. Namun, suatu ketika ia mengalami cidera kaki saat bertanding dan butuh masa penyembuhan lumayan lama. Tendang-menendang membuatnya trauma dan benci pada sepak bola. Aku mengerti sekarang. Temanku bukan menghindar. Ia hanya tetap melaju dengan pilihannya; bahwa sekarang ia lebih memilih basket ketimbang sepak bola. Aku jadi bertanya-tanya bila ia memilih untuk tidak melakukan olahraga sama sekali.

Judul : Kembalinya Sang Pangeran Muda
Judul Asli : El regreso del joven príncipe
Pengarang : A.G. Roemmers
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2017
Dibaca : 4 Februari 2017 (via SCOOP)
Rating : ★★★

Tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikan buku ini. Hanya luangkan waktu pagimu beberapa jam dan buku ini habis dalam dua cangkir teh dan beberapa potong kudapan. Jumlah halamannya tidak mencapai 200 dan sedikit membuatku bertanya-tanya kenapa harganya hampir sama dengan novel remaja lokal—bahkan lebih. Selipan gambar ilustrasi berwarna dalam isi sepertinya menjadi pertimbangan harga yang sedikit melejit. Dugaanku adalah buku ini semacam kelanjutan kisah Pangeran Cilik dalam "The Little Prince" karya Antoine de Saint-Exupéry. Lihat saja gambar sampulnya. Jubah biru. Selendang merah. Rambut keemasan. Walaupun terlihat lebih tinggi. Ternyata tidak melenceng.

Mari terlebih dahulu satukan pemahaman: tokoh pada buku "The Little Prince" disebut Pangeran Cilik dan tokoh pada buku "The Return of the Young Prince" disebut Pangeran Muda. Sudah? Baik, aku akan lanjutkan.

Dalam pengantarnya, penulis menyiratkan buku ini terinspirasi dari karya masyhur Saint-Exupéry tersebut. Ia mengatakan bahwa cerita yang disampaikannya ini merupakan jawaban pribadi atas pertanyaan-pertanyaan sang Pangeran Cilik yang memenuhi benaknya. "Apa gerangan yang akan terjadi kepada anak laki-laki yang sangat istimewa itu seandainya dia terus tinggal di planet kita? Bagaimana kira-kira masa remajanya? Sanggupkah dia mempertahankan kemurnian hatinya?" Saat kutunjukkan buku yang sedang kubaca ini, temanku merespons dengan sebuah pertanyaan, "Itu tuh kayak fanfic nggak sih, jatuhnya?" Seusai membacanya, mungkin aku bisa sedikit membenarkan temanku itu. Dan bahkan dalam isinya, penulis juga menyebutkan hal-hal yang ada pada buku "The Little Prince". Aku tidak akan memberi tahu apa saja hal-hal itu.


Ilustrasi pada "Kembalinya Sang Pangeran Muda" halaman 32

Kamu sedang mengemudi mobil dan menemukan seseorang tergeletak di pinggir jalan. Apa yang akan kamu lakukan? Membiarkannya? Atau menghampirinya dan membawanya serta di mobilmu? Itulah hal menarik pertama dari buku ini: pertemuan antara si pengemudi dengan Pangeran Muda. Yang menarik selanjutnya adalah satu perjalanan yang membahas berbagai macam pemikiran dan seolah menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kisah Pangeran Cilik. Betapa Pangeran Muda adalah Pangeran Cilik yang kembali ke planet bumi setelah sedikit dewasa.

Aku yang kurang paham dengan kisah Pangeran Cilik mengerti jabaran-jabaran dalam kisah Pangeran Muda. Setiap topik yang dikemukakan oleh Pangeran Muda dan si pengemudi lebih mudah dipahami. Mungkin karena topik-topik tersebut sangat dekat denganku yang sedang berada pada masa menjelang Quarter-life crisis dan aku butuh banyak wejangan tentang hidup dan bagaimana hidup seharusnya berjalan. Walaupun aku harus membaca berulang kali untuk mencerna paragraf atau kalimat tertentu. Oh, aku sempat membahas sedikit tentang Quarter-life crisis di sini.

Bagian yang paling berkesan adalah ketika mobil mereka menabrak binatang berwarna putih yaitu anjing alih-alih domba. Mereka melakukannya tidak sengaja saat si pengemudi dialihkan perhatiannya dengan pemandangan senja itu. Ada sedikit konflik yang terjadi di sana, ketika si pengemudi ingin untuk mengabaikan si anjing ras Kuvasz sedangkan Pangeran Muda bersikukuh untuk turun dan menghampiri si anjing. Sejak kejadian itu, bertambahlah satu penumpang mobil itu bernama Sayap, seekor anjing kecil yang kemudian sangat rekat pada Pangeran Muda.

Pada akhirnya, aku tahu bahwa buku ini menjadi penting bagi mereka yang masih bertanya-tanya tentang Pangeran Cilik atau mereka yang menginginkan kisah lanjutannya. Walaupun percakapan Pangeran Muda dengan si pengemudi seperti menggurui dan kadang membuatku bosan, aku tidak bisa berhenti membaca karena aku ingin tahu akhir perjumpaan mereka. Hal menarik terakhir adalah tentang si pengemudi baru menyadari sesuatu setelah perpisahan mereka. Dan itu juga yang membuatku menemukan pencerahan tentang hidup dan bagaimana hidup seharusnya berjalan. Satu hal yang begitu melekat dari kisah Pangeran Muda dan si pengemudi: nikmati keberadaanmu sekarang!

Baca juga: Ulasan "The Little Prince"

"Secara keseluruhan, orang-orang yang selalu mengejar, lebih banyak terperangkap di masa depan. Mereka tak pernah hidup di masa kini, tak pernah menikmatinya, karena perhatian mereka selalu terpusat pada sesuatu yang akan terjadi." (hal. 80)

Ulasan ini diikutsertakan dalam "Read and Review Challenge 2017" kategori Adventure.

2 komentar :

  1. Yang paling menarik buat saya adalah perumpamaan binatang. Sedikit membangunkan "tentang menjadi pribadi dewasa". Hal-hal yang berkaitan dengan itu yang selama ini saya cari. Semoga bisa segera punya buku ini dan membacanya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya yang suka dengan wejangan di atas harus baca bukunya! :)

      Hapus