05 Desember 2016

Teruntuk Miss Honey; Guru Matilda, Putri Dokter Magnus, dan Keponakan Sang Trunchbull


Halo Miss Honey,

Apa kabarmu hari ini? Semoga masih menginspirasi jutaan persona lain di bumi ini melalui karaktermu yang menginspirasi. Aku di sini sekarang. Terenyak setelah membaca kisahmu dan Matilda dalam buku karya sang master Roald Dahl. Penggambaranmu yang sederhana tapi menyenangkan, ditambah Quentin Blake yang mensketsamu membuat imajinasi liarku semakin merana. Aku tahu kau tak mengenalku. Dan aku tahu kau hanya tokoh dalam sebuah cerita. Tapi, apa salahnya jika aku mengirimimu surat?

Pertama-tama, terima kasih kau telah hadir dalam hidupku dalam bentuk dua dimensi. Aku yakin setelahnya kau akan selalu hadir dalam memoriku berkat keanggunanmu. Aku mulai suka padamu sejak bab 7 ketika Matilda pertama kali bersekolah dan bertemu denganmu. Quentin Blake bersungguh-sungguh dalam menggambarmu sehingga membuatku berharap kau benar-benar ada—eksis. Rambut pendekmu dikucir kuda. Kau berkacamata. Kau seorang guru. Kau menyukai anak-anak. Dan kau berumur dua puluh tiga! Oh, tepat sekali seperti apa yang kubayangkan tentang teman hidup selamanya.

Aku memiliki firasat kau berperan bagai bidadari pada kisah ini. Kau tahu apa yang sebagian besar orang dewasa lain tidak tahu. Kau peka ketika mengetahui Matilda dapat berhitung perkalian sampai tak terhingga di umurnya yang masih lima tahun lebih beberapa bulan. Kau peduli ketika Matilda bilang tidak ada yang mengajarinya berhitung atau mengeja atau membaca. Kau meyakinkan kepala sekolah bahwa kau memiliki anak didik yang 'berbeda'. Bahkan pada hari pertamamu bertemu Matilda, kau berkunjung ke rumahnya untuk bertemu Mr. dan Mrs. Wormwood untuk meyakinkan mereka bahwa mereka adalah orang tua yang beruntung karena memiliki anak yang jenius. Walaupun pada akhirnya kau tahu kau akan kecewa dengan usaha-usahamu itu. Andai aku di sana untuk mengangkat rasa kecewamu itu.




Tapi kau pantang menyerah. Kau memberikan perlakuan khusus untuk Matilda selagi mengajari anak-anak lain berhitung perkalian dua dan mengeja kata-kata. Matilda kaubiarkan membaca buku teks tentang geometri. Setelahnya, kau semakin akrab dengan anak jenius itu. Matilda kauajak mengunjungi rumahmu yang kecil dan 'mengerikan'. Kau membuatkannya teh panas tanpa gula yang dihidangkan bersama susu dan roti bermargarin. Saat itulah kau menceritakan segalanya kepada Matilda tentang masa lalumu. Anak manis itu mendengarkan dengan baik-baik. Tentang Dokter Magnus. Tentang Sang Trunchbull.

Miss Honey,

Kau bercerita kenapa kau memiliki rumah yang begitu kecil yang bahkan di ruang depan hanya ada tiga peti kayu; dua sebagai kursi dan satu yang besar sebagai meja. Orang tuamu telah tiada sejak umurmu lima tahun dan kau harus hidup bersama bibimu yang buruk perangainya. Ingin kujemput ke sana agar kau tak menderita lebih lama. Tapi apalah daya, kau hanya tokoh fiksi belaka.

Lalu tentang Sang Trunchbull, wanita yang selalu menjadi momok di sekolah karena keji dan penuh tipu daya. Ia tidak layak menjadi kepala sekolah, sebenarnya. Tapi biarkan ia melakoni perannya pada kisah ini. Agar setiap orang belajar untuk tidak menjadi Sang Trunchbull yang akan kena batunya pada waktunya. Aku tidak akan melupakan betapa Sang Trunchbull menghukum anak perempuan yang dikepang dua, anak laki-laki yang ketahuan memakan kudapan kepala sekolahnya, juga teman-teman Matilda yang dihukumnya karena tidak dapat menjawab pertanyaan dasar. Aku juga tidak akan melupakan kata-kata kasar dan umpatan-umpatan yang terlontar dari mulut kotornya. Semoga kau selalu dijauhkan dari Sang Trunchbull.

Akhir kata, aku berterima kasih kepada sang pencipta, Roald Dahl, karena telah menghadirkan dirimu sebagai tokoh penting dalam kisah ini. Kau akan selalu menjadi pujaanku. Dengan rambut kucir kudamu. Dengan kacamata bulatmu. Dengan kecintaanmu menjadi guru. Juga kecintaanmu terhadap anak-anak. Baik-baiklah kau bersama Matilda.

Teruntuk Miss Honey,
Guru Matilda, Putri Dokter Magnus, dan Keponakan Sang Trunchbull.

***

Miss Honey adalah salah satu tokoh di novel anak-anak karya Roald Dahl, "Matilda". Entah kenapa aku tiba-tiba membuat surat untuknya. Mungkin karena aku sangat menyukai karakter Miss Honey. Mungkin juga karena dirinya seumuran denganku dan membuat imajinasiku semakin ke mana-mana saat membayangkannya. Tanpa tedeng aling-aling, aku tuangkan segala perasaanku dan kekagumanku padanya melalui sebuah surat. Mungkin baru kali ini aku merasa begitu tergila-gila pada salah satu tokoh dalam sebuah karya fiksi. Bacalah dan kau akan tahu betapa manisnya Miss Honey. Seperti namanya, seperti madu.

Dan tentang Matilda. Walaupun aku tergila-gila dengan Miss Honey, aku juga menyukai gadis kecil ini. Terlihat mustahil tentang bagaimana bocah lima tahun sudah membaca karya-karya John Steinbeck dan penulis klasik lainnya, tapi ya, namanya juga fiksi, maka jangan terlalu anggap serius. Jujur, "Matilda" menjadi yang paling favorit dari beberapa buku Roald Dahl lain yang sudah kubaca dan kuulas. Entah kenapa terasa tidak begitu anak-anak tapi juga tidak kehilangan khas Roald Dahl sang pencipta kisah anak-anak. Dan aku suka dengan Matilda yang menyukai buku. Aku harap anak-anakku juga sepertinya. Baiklah, lagi-lagi berhalusinasi.

Buku yang mengimaji!

Judul : Matilda
Pengarang : Roald Dahl
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 5 Desember 2016
Rating : ★★★★

2 komentar :

  1. Bentuk resensi baru untuk buku yang istimewa memang wajar adanya. Dan terima kasih sudah memetik sebagian cerita dalam buku itu, sehingga saya paham sosok mentah dari Miss Honey itu. Salam juga untuknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Adin. Terima kasih kembali. Nanti akan kusampaikan salamnya bila Miss Honey sudah membalas surat.

      Hapus