05 November 2016

Ulasan Buku: UnWholly

Judul : UnWholly (Unwind #2)
Pengarang : Neal Shusterman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2016
Dibaca : 29 Oktober 2016
Rating : ★★★★★

"Nikmati pengalaman berada di luar dirimu: Sambutlah keadaan terpisah-pisah." (hal. 122)

Para remaja dihadapkan kondisi suatu negara di mana mereka menjadi musuh sosial dan tidak diinginkan. Mereka yang penuh nafsu dan rasa ingin tahu, sulit diatur, nakal, tidak hormat terhadap orang tua, dan segudang masalah remaja lainnya menjadi alasan hal itu terjadi. Pemerintah memperbolehkan para orang tua yang memiliki anak seusia remaja di bawah 16 tahun untuk menyerahkan mereka untuk dipisahkan raganya. Hal itu baik karena daripada mereka merasa gagal sebagai orang tua untuk mendidik anak mereka, toh anak mereka yang begitu tidak bisa diatur ini bisa menjadi semacam penebusan dosa karena tubuh mereka nantinya akan lebih berguna bagi orang lain. Potongan tangan mereka bisa digunakan pelukis untuk membuat karya. Jantung mereka memberikan kehidupan baru bagi orang tua yang sekarat. Mata mereka dapat lebih berguna jika digunakan oleh para fotografer buta parsial untuk memotret dan menghasilkan gambar yang ciamik.

***

Petualangan Connor Lassiter, Risa Ward, dan Lev Calder berlanjut. Connor dan Risa yang berada di Kuburan Pesawat harus menutup rapat keberadaan mereka untuk keberlangsungan hidup lebih dari 700 Unwind desertir. Sebenarnya mereka menyebut diri mereka sendiri Wholly—utuh. Unwind adalah istilah yang diberikan oleh pemerintah atas mereka. Para Wholly masih tetap hidup di bawah bayang-bayang Resistansi Anti-Pemisahan (RAP), sebuah organisasi yang menentang pemisahan raga dengan menyelamatkan Unwind desertir. Namun mereka tidak terorganisasi sebaik yang dipikirkan orang. Akhir-akhir ini, RAP seringkali mengabaikan permintaaan logistik Kuburan Pesawat; persediaan obat pun tidak. Risa sangat membutuhkannya.

Di sisi lain, Lev yang terpisah dari Connor dan Risa harus melanjutkan hidup. Dihukum sebagai penepuk yang tidak penepuk, ia menjadi tahanan kota dan bersama Pastor Dan harus duduk di ruang hiburan penjara anak-anak setiap Minggu pagi dengan mengemban misi mulia; memberikan pelayanan kepada mereka. Suatu tragedi memilukan terjadi saat Hari Pramuka Putri dan Lev harus pergi sejauh mungkin dari tempat yang lebih dari setahun ia tinggali bersama Pastor Dan. Ia berada di mansion Cavenaugh dan perubahan drastis terjadi, ia dielu-elukan bagai nabi, bagai juru selamat, atas apa yang telah dilakukannya setahun lalu. Semuanya tidak akan sama lagi setelah hadirnya UnWholly—manusia tidak utuh—yang baru saja diciptakan. Apa yang terjadi pada mereka bertiga? Apakah Connor, Risa, dan Lev akan bersatu kembali?

***

Akhirnya terjemahan buku ini diterbitkan juga! Setelah lebih dari dua tahun—bahkan hampir tiga—harap-harap cemas dan hampir putus asa untuk mengetahui kelanjutan kisah Connor, Risa, dan Lev, penerbit memutuskan untuk menerbitkan buku ini, sekuel dari karya pertama penulis, "Unwind". Sedikit kecewa dengan sampul yang tidak serasi dengan sampul cetakan buku pertama, penerbit malah menerbitkan buku pertama dengan sampul yang sedikit modifikasi agar sesuai dengan kehadiran sekuelnya ini.

Buku ini sungguh memberikan kompleksitas yang baru. Inti cerita tentang pemisahan raga pada buku pertama merambat menjadi kondisi politik dan sosial yang menjadikan pemisahan raga adalah tindakan yang legal. Connor—Detektif Akron yang orang-orang menganggapnya sudah mati—sebenarnya memiliki keuntungan untuk mencari tahu tentang sejarah yang membuat pemisahan raga menjadi solusi tepat untuk menghukum remaja "bermasalah". Namun sepertinya ia harus menaklukan pasukan Polisi Juvey dan yang lainnya untuk menuju satu titik terang. Penggambaran distopia yang berbeda dari yang lain.

Sebuah sekuel tidak akan seru bila tidak ada karakter tambahan buku ini. Untungnya, buku ini memberikan porsi yang pas antara karakter lama dan karakter baru sehingga membuatnya tidak kehilangan rasa dari buku pertama. Adalah Starkey, Miracolina, dan Cam yang menjadi karakter tambahan pada buku ini. Peran masing-masing pun beragam dan masih berkaitan dengan Connor, Risa, dan Lev. Starkey menjadi pemicu kehancuran Kuburan yang susah payah dilindungi oleh Connor. Miracolina benci dengan Lev sejak pertemuan pertama mereka. Dan Cam sangat ambisius untuk mengambil hati Risa. Tapi bagaimana mungkin itu semua bersangkut paut?


Karakter-karakter buatan fan UnWholly

Pengembangan karakternya pun begitu kentara terlihat pada buku ini. Ada percikan-percikan cinta remaja yang menggebu-gebu namun masih malu-malu disampaikan dari para lakon pada kisah ini. Aku tidak akan menyebut siapa dengan siapa karena aku tidak punya petunjuk apa pun tentang kisah mereka. Buku ini membuatnya seperti itu dan hal ini sungguh mengesalkan namun tentu saja membuat penasaran.

Penulis lagi-lagi memberikan kekhasan dari gaya penulisannya, seperti yang kusebutkan pada ulasan "Pemisahan Raga", bahwa narasi dan adegan yang terpotong-potong bisa mengerucut dalam satu waktu. Sebenarnya sulit untuk mendeskripsikan gaya penulisan Neal Shusterman kecuali merasakannya sendiri. Pada buku pertama, aku suka dengan tiga narasi dari tiga bocah itu yang dipertemukan dalam satu waktu. Dan hal itu pun terjadi pada buku ini, walaupun tidak semasif buku pertama.

Ada hal menarik yang kuambil dari buku ini yaitu tentang paham pemisahan raga itu sendiri. Ada dua sisi yang sungguh berseberangan. Paham pertama adalah pemisahan raga yang orang tua menyerahkan anak mereka karena "kenakalan". Dan yang menganut paham ini adalah sebagian besar remaja yang sangat benci dengan takdir yang mengharuskan tubuh mereka dipisah-pisah. Paham kedua adalah pemisahan raga yang orang tua sudah merencanakannya pada si anak sedari lahir. Itu menjadi hal yang lumrah bagi mereka yang begitu patuh pada kepercayaannya dan biasa disebut "persembahan". Hal ini membuat si anak sudah diberi pengertian akan hal itu dan sudah harus siap pada waktunya. Remaja yang menganut paham ini akan dengan senang hati dipisahkan raganya. Sungguh menarik, bukan?

Buku ini memberikan gambaran tentang kekuatan para remaja yang tidak bisa diremehkan. Rasa ingin tahu berlebih dan impian mereka membuat mereka masih bisa terus mencari kebenaran tentang apa yang terjadi di sekitar mereka. Apalagi subjek utamanya adalah diri mereka sendiri—para remaja yang notabene ditakuti. Pasti ada persuasi besar-besar yang digulirkan di balik kebutaan para orang tua untuk begitu saja menyerahkan anak mereka untuk pemisahan raga. Dan untuk jawabannya, mari kita tunggu buku selanjutnya. Dan aku diingatkan lagi tentang paham yang sudah lama kupegang, yaitu: People change. Sadar tak sadar, kita semua pasti akan berubah sedikit banyak karena terpengaruh oleh hal-hal di sekitar kita. Seperti yang kukutip dari buku ini berikut.

"Kau harus tahu tidak semua orang adalah musuhmu. Beberapa hal berubah di luar sana. Orang-orang berubah. Mungkin tidak terlalu kentara, tapi perubahan itu ada, dan aku melihatnya setiap hari." (hal. 524)

Baca juga ulasan "Unwind" buku pertama serial Unwind.

Ulasan ini untuk tantangan:
1. FSFD Reading Challenge 2016 kategori [5] Crunchy Pillow.
2. Young Adult Reading Challenge 2016.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar