Edited by Me |
Melanjutkan bahasan tentang book subscription box atau kotak langganan buku, langsung saja kita cari tahu tentang para penyedia layanan kotak langganan buku yang ada di Indonesia. Pada artikel sebelumnya, aku mewawancarai empat penyedia layanan, kini aku tambahkan satu lagi penyedia layanan kotak langganan buku yang banyak teman-teman bilang bahwa ini yang pertama di Indonesia yaitu Peti Buku. Berikut penuturan para penyedia layanan tentang profil lengkap dan keunggulan dari masing-masing kotak langganan buku. Dengan pos ini, aku harap kamu bisa lebih mudah memutuskan kotak langganan buku asal Indonesia mana yang cocok dengan selera kamu.
Story Post adalah satu-satunya kotak langganan buku berbahasa Inggris kuartalan untuk para pencinta buku. Pada setiap empat bulan, Story Post mengirimkan kotak bertema literasi yang penuh dengan barang-barang langka untuk pelanggannya. Barang-barang yang akan ditemukan dalam kotak langganan termasuk salah satu novel terbaru berbahasa Inggris (genre Young Adult dan kadang-kadang novel dewasa) yang berkaitan dengan tema pada kuartal tersebut, hadiah dari kisah dalam buku tersebut, hasil cetakan lain, boneka kain lucu, dan banyak lagi. Barang-barang yang diberikan dujamin amat mengagumkan pada setiap kuartalnya.
Story Post didirikan baru-baru ini oleh pasangan suami-istri, Wilson Djauhari dan Rachel Hadeli. Hal itu tercipta dari kecintaan Rachel pada membaca dan keinginannya untuk menyebarkan kegemarannya tersebut kepada khalayak yang lebih luas. Mereka berharap melalui Story Post, orang-orang akan merasakan pengalaman membaca dengan cara yang baru ... cara yang lebih baik dari sebelumnya.
Perbedaan utama Story Post dengan kotak langganan buku lokal lainnya adalah bahwa kami memberikan buku bahasa Inggris, bukan terjemahan atau yang berbahasa Indonesia. Kami juga memberikan langganan kuartalan (tidak bulanan atau dwibulanan) agar memiliki cukup waktu untuk mengkurasi kotak yang tepat untuk pelanggan kami. Kami yakin bahwa semua kotak langganan yang Story Post tawarkan dibuat dengan cinta dan perawatan terbaik untuk memastikan kepuasan maksimal untuk semua pelanggan kami. Temukan kami di @storypost.id.
Ide The Boox tercipta saat kami sedang jalan-jalan di toko buku dan melihat banyak sekali buku bagus yang dijual. Pada saat itu kami bingung dan tak bisa memutuskan buku apa yang ingin kami beli. Dari kejadian itulah terpikir ide untuk menciptakan sebuah layanan untuk memudahkan teman-teman mendapatkan bacaan yang berkualitas. Untuk sejarah sendiri, dikarenakan kami masih setua tunas, masih tidak banyak hal yang bisa kami ceritakan.
Hal yang kami prioritaskan adalah pengalaman secara personal dari teman-teman kami. Berdasarkan observasi kami, selama ini banyak kotak langganan buku yang menawarkan buku dengan tema yang berbeda tiap bulannya, namun jarang ada yang menawarkan pengalaman yang berbeda beda untuk tiap pembacanya. Kami ingin menjadi pelopor layanan kotak langganan buku yang disesuaikan dengan minat atau kami sebut dengan customized book subscription box. Kamu bisa temukan kami di Instagram @theboox.id.
Bibliophile Crate digagas oleh seorang pecinta buku di Jakarta, yang merasa jenuh dengan bacaan yang selama ini digelutinya. Membaca buku adalah kesukaannya, namun genre yang dibaca melulu selalu romance. Di saat yang sama, dia juga suka dengan proses berburu hadiah. Menerima paket yang isinya tidak diketahui sebelumnya merupakan kebahagiaan tersendiri. Seperti menghadiahi diri sendiri sebuah hadiah. Ketika keduanya dikombinasikan, Bibliophile Crate lahir.
Pematangan konsep sendiri membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum masuk ke proses peluncuran. Awal mulanya, Bibliophile Crate dimaksudkan berkonsep bulanan, namun atas permintaan beberapa pihak, setelah tiga bulan berkonsep bulanan, kami mengubah konsepnya menjadi dwibulanan. Penerimaan order akan dibuka sepanjang bulan-bulan ganjil untuk kotak langganan bulan genap. Buku yang dipilih juga dikombinasi antara buku-buku lokal dan buku terjemahan, namun dengan genre yang berbeda-beda untuk setiap kotak langganannya. Sejauh ini, kami telah membuat tiga tema, yaitu: "Independence" (Agustus), "Trick or Treat" (September) ,dan "Magic & Imagination" (Oktober). Khusus untuk Desember ini, kami membuat kotak langganan buku dengan tema "Classic".
Kami berusaha mengisi kotak langganan bukunya dengan produk-produk dari usaha kecil menengah atau industri rumahan yang berkualitas. Jadi, bukan hanya buku saja yang diutamakan, namun juga pernak-pernik buku dan/atau perlengkapan alat tulis yang menjadi pendamping dari setiap buku. Kamu bisa cari tahu lebih lanjut tentang Bibliophile Crate melalui akun Instagram kami di @bibliophilecrate.
Tsundoku Box digagas dan saat ini dikelola oleh @nrnjmi dan @onawawi. Kotak langganan yang pertama dikeluarkan pada bulan Oktober 2016 dan berlokasi di Makassar. Kami selalu berusaha memberikan buku dan pernak-pernik yang sesuai dengan tema setiap bulan. Adapun pernak-pernik Tsundoku Box adalah eksklusif dan didesain khusus untuk isi paket bulan tersebut, jadi sebagian besar akan sulit lagi mendapatkan barang yang sama. Jika ingin berkenalan lebih lanjut, kami akan dengan senang hati berkomunikasi di Instagram @tsundokubox.
Sudah kubilang di atas aku menambahkan satu penyedia layanan lain yang teman-teman bilang melalui komentar postingan "Book Subscription Box - Part I" bahwa ini adalah yang pertama di Indonesia: Peti Buku. Sebenarnya, aku juga sudah tahu lama karena penggagasnya menjadi temanku di Facebook. Hanya saja, aku luput. Jadi, untuk mengentaskan rasa penasaran, aku melakukan wawancara singkat kepada Nadya Andwiani atau yang biasa kupanggil Teh Nana (sok kenal sih ini). Wawancara singkatnya berupa pertanyaan dasar yang sama dengan yang kutanyakan pada penyedia layanan lain sebelumnya.
Raafi : Menurut Teh Nana selaku penggagas Peti Buku, apa itu book subscription box?
Teh Nana : Sebenarnya, enggak terlalu ngerti apa itu subscription box. Hehe. Tapi yang pertama membuat saya tertarik adalah kotak langganan buku buatan Owlcrate. Terus tercetus deh di benak, kenapa enggak bikin aja versi Indonesia-nya? Saya lihat waktu itu belum ada satu pun subscription box di sini. Akhirnya, setelah menghubungi teman-teman yang punya online shop, dimulailah Peti Buku pertama. Temanya "Fantasi". Sebenarnya lebih kepingin jualan buku-buku terjemahan saya sendiri, sih. Hahaha. Yang pertama itu buku "A Monster Calls" karya Patrick Ness.
Raafi : Wah, aku suka "A Monster Calls"! Sudah kubaca dan kuulas juga. Lalu, apa yang membuat Peti Buku beda dari book subscription box lain?
Teh Nana : Enggak ada sih, kayaknya. Karena saya yakin semua subscription box pada dasarnya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi sebisa mungkin saya membawa “sentuhan personal” dalam tiap-tiap Peti Buku. Misalnya waktu tema "Fantasi", saya minta artprint/postcard langsung dari ilustrator favorit saya. Di tema "Horor", saya tambahkan buku berbahasa Indonesia dengan tanda tangan penulis. Intinya sih, saya kepingin pembaca/pembeli Peti Buku lebih mengenal dunia perbukuan di Indonesia. Enggak cuma buku fisiknya aja, tapi juga kenal para penerjemah, penulis buku, ilustrator, dll. Sayang, Peti Buku harus dihentikan untuk sementara waktu, soalnya nggak kepegang nih, bentrok sama singa mati. Hehehe.
Raafi : Yah, sayang banget harus dihentikan sementara. Terakhir, jelaskan profil singkat Peti Buku dong, Teh!
Teh Nana : Enggak apa-apa pakai bahasa Inggris, ya, soalnya saya ambil dari Facebook Page Peti Buku. Peti Buku Indonesia aims to send out some monthly selected mysterious book and goodies from our local artisan, vendor, and illustrator right to your door.
Jadi, dari beberapa penjelasan masing-masing di atas, penyedia layanan mana yang membuatmu ingin coba berlangganan? Sejujurnya, aku tertarik dengan Story Post karena konsep kotak langganan mereka sepertinya mewah. Namun aku juga suka dengan konsep The Boox yang bisa dikustomisasi. Aku penasaran dengan pernak-pernik yang ada di dalam kotak langganan Bibliophile Crate yang merangkul industri rumahan. Tsundoku Box juga sepertinya menyenangkan dan enak di dompet karena banyak teman-teman bloger yang sudah berlangganan dan mengulas isi kotak langganannya di blog mereka. Sayang saja, Peti Buku sedang tidak beroperasi.
Mendengar latar belakang penyedia layanan kotak langganan buku membuatku merasa terharu sekaligus bangga. Ternyata masih banyak orang yang peduli dengan minat baca di Indonesia. Dengan berbagai cara mereka mencoba untuk menyebarkan virus membaca dengan cara menyenangkan: kotak langganan buku. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menyebarkan kesukaannya terhadap membaca. Lalu, sudahkah kita membuat orang lain minat membaca atau setidaknya membuat mereka tertarik untuk membuka satu-dua halaman sebuah buku? Mari sebarkan virus membaca bersama-sama!
Akhir kata, sekian bahasan seputar kotak langganan buku. Semoga banyak yang lebih mengenal kotak langganan buku asal Indonesia dan tertarik lebih-lebih berlangganan layanan mereka. Semua ini berawal dari keingintahuanku tentang fenomena kotak langganan buku asal Indonesia yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Terima kasih telah membaca!
Story Post didirikan baru-baru ini oleh pasangan suami-istri, Wilson Djauhari dan Rachel Hadeli. Hal itu tercipta dari kecintaan Rachel pada membaca dan keinginannya untuk menyebarkan kegemarannya tersebut kepada khalayak yang lebih luas. Mereka berharap melalui Story Post, orang-orang akan merasakan pengalaman membaca dengan cara yang baru ... cara yang lebih baik dari sebelumnya.
Perbedaan utama Story Post dengan kotak langganan buku lokal lainnya adalah bahwa kami memberikan buku bahasa Inggris, bukan terjemahan atau yang berbahasa Indonesia. Kami juga memberikan langganan kuartalan (tidak bulanan atau dwibulanan) agar memiliki cukup waktu untuk mengkurasi kotak yang tepat untuk pelanggan kami. Kami yakin bahwa semua kotak langganan yang Story Post tawarkan dibuat dengan cinta dan perawatan terbaik untuk memastikan kepuasan maksimal untuk semua pelanggan kami. Temukan kami di @storypost.id.
Hal yang kami prioritaskan adalah pengalaman secara personal dari teman-teman kami. Berdasarkan observasi kami, selama ini banyak kotak langganan buku yang menawarkan buku dengan tema yang berbeda tiap bulannya, namun jarang ada yang menawarkan pengalaman yang berbeda beda untuk tiap pembacanya. Kami ingin menjadi pelopor layanan kotak langganan buku yang disesuaikan dengan minat atau kami sebut dengan customized book subscription box. Kamu bisa temukan kami di Instagram @theboox.id.
Pematangan konsep sendiri membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum masuk ke proses peluncuran. Awal mulanya, Bibliophile Crate dimaksudkan berkonsep bulanan, namun atas permintaan beberapa pihak, setelah tiga bulan berkonsep bulanan, kami mengubah konsepnya menjadi dwibulanan. Penerimaan order akan dibuka sepanjang bulan-bulan ganjil untuk kotak langganan bulan genap. Buku yang dipilih juga dikombinasi antara buku-buku lokal dan buku terjemahan, namun dengan genre yang berbeda-beda untuk setiap kotak langganannya. Sejauh ini, kami telah membuat tiga tema, yaitu: "Independence" (Agustus), "Trick or Treat" (September) ,dan "Magic & Imagination" (Oktober). Khusus untuk Desember ini, kami membuat kotak langganan buku dengan tema "Classic".
Kami berusaha mengisi kotak langganan bukunya dengan produk-produk dari usaha kecil menengah atau industri rumahan yang berkualitas. Jadi, bukan hanya buku saja yang diutamakan, namun juga pernak-pernik buku dan/atau perlengkapan alat tulis yang menjadi pendamping dari setiap buku. Kamu bisa cari tahu lebih lanjut tentang Bibliophile Crate melalui akun Instagram kami di @bibliophilecrate.
Tentang Kotak Langganan Buku Pertama di Indonesia
Dokumentasi Nadya Andwiani |
Sudah kubilang di atas aku menambahkan satu penyedia layanan lain yang teman-teman bilang melalui komentar postingan "Book Subscription Box - Part I" bahwa ini adalah yang pertama di Indonesia: Peti Buku. Sebenarnya, aku juga sudah tahu lama karena penggagasnya menjadi temanku di Facebook. Hanya saja, aku luput. Jadi, untuk mengentaskan rasa penasaran, aku melakukan wawancara singkat kepada Nadya Andwiani atau yang biasa kupanggil Teh Nana (sok kenal sih ini). Wawancara singkatnya berupa pertanyaan dasar yang sama dengan yang kutanyakan pada penyedia layanan lain sebelumnya.
Raafi : Menurut Teh Nana selaku penggagas Peti Buku, apa itu book subscription box?
Teh Nana : Sebenarnya, enggak terlalu ngerti apa itu subscription box. Hehe. Tapi yang pertama membuat saya tertarik adalah kotak langganan buku buatan Owlcrate. Terus tercetus deh di benak, kenapa enggak bikin aja versi Indonesia-nya? Saya lihat waktu itu belum ada satu pun subscription box di sini. Akhirnya, setelah menghubungi teman-teman yang punya online shop, dimulailah Peti Buku pertama. Temanya "Fantasi". Sebenarnya lebih kepingin jualan buku-buku terjemahan saya sendiri, sih. Hahaha. Yang pertama itu buku "A Monster Calls" karya Patrick Ness.
Raafi : Wah, aku suka "A Monster Calls"! Sudah kubaca dan kuulas juga. Lalu, apa yang membuat Peti Buku beda dari book subscription box lain?
Teh Nana : Enggak ada sih, kayaknya. Karena saya yakin semua subscription box pada dasarnya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi sebisa mungkin saya membawa “sentuhan personal” dalam tiap-tiap Peti Buku. Misalnya waktu tema "Fantasi", saya minta artprint/postcard langsung dari ilustrator favorit saya. Di tema "Horor", saya tambahkan buku berbahasa Indonesia dengan tanda tangan penulis. Intinya sih, saya kepingin pembaca/pembeli Peti Buku lebih mengenal dunia perbukuan di Indonesia. Enggak cuma buku fisiknya aja, tapi juga kenal para penerjemah, penulis buku, ilustrator, dll. Sayang, Peti Buku harus dihentikan untuk sementara waktu, soalnya nggak kepegang nih, bentrok sama singa mati. Hehehe.
Raafi : Yah, sayang banget harus dihentikan sementara. Terakhir, jelaskan profil singkat Peti Buku dong, Teh!
Teh Nana : Enggak apa-apa pakai bahasa Inggris, ya, soalnya saya ambil dari Facebook Page Peti Buku. Peti Buku Indonesia aims to send out some monthly selected mysterious book and goodies from our local artisan, vendor, and illustrator right to your door.
***
Jadi, dari beberapa penjelasan masing-masing di atas, penyedia layanan mana yang membuatmu ingin coba berlangganan? Sejujurnya, aku tertarik dengan Story Post karena konsep kotak langganan mereka sepertinya mewah. Namun aku juga suka dengan konsep The Boox yang bisa dikustomisasi. Aku penasaran dengan pernak-pernik yang ada di dalam kotak langganan Bibliophile Crate yang merangkul industri rumahan. Tsundoku Box juga sepertinya menyenangkan dan enak di dompet karena banyak teman-teman bloger yang sudah berlangganan dan mengulas isi kotak langganannya di blog mereka. Sayang saja, Peti Buku sedang tidak beroperasi.
Mendengar latar belakang penyedia layanan kotak langganan buku membuatku merasa terharu sekaligus bangga. Ternyata masih banyak orang yang peduli dengan minat baca di Indonesia. Dengan berbagai cara mereka mencoba untuk menyebarkan virus membaca dengan cara menyenangkan: kotak langganan buku. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menyebarkan kesukaannya terhadap membaca. Lalu, sudahkah kita membuat orang lain minat membaca atau setidaknya membuat mereka tertarik untuk membuka satu-dua halaman sebuah buku? Mari sebarkan virus membaca bersama-sama!
Akhir kata, sekian bahasan seputar kotak langganan buku. Semoga banyak yang lebih mengenal kotak langganan buku asal Indonesia dan tertarik lebih-lebih berlangganan layanan mereka. Semua ini berawal dari keingintahuanku tentang fenomena kotak langganan buku asal Indonesia yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Terima kasih telah membaca!
Gue baru tahu yang the box. Makasih infonya :)
BalasHapusSama-sama :)
HapusPernah beli yang Peti Buku aja, dan suka banget sama isinya. Masing-masing punya keunikannya sendiri yah, tapi aku jadi penasaran sama konsep customized-nya The Boox. Thanks infonya :D
BalasHapusTerima kasih juga telah mampir dan memberikan jejak! :D
HapusSesekali pengen juga nyobain beli, tapi harga masih terbilang agak mahal walaupun isinya memang sepadan.
BalasHapusAku juga masih belum coba beli. Suatu saat deh kalo temanya cocok.
HapusPenasaran pengen nyoba yang the story post sama tsundoku, tapi konsepnya the boox menarik juga *labil*. Mesti ngumpulin duit dulu nih wkwkwk XD
BalasHapusAyo, kumpulkan pundi-pundi uangnya dulu! :D
HapusBaru tau kalo ada subscription box di Indonesia, tau subscription box yg di ig aja (kayak owlcrate) baru beberapa minggu :P
BalasHapusPengen coba semua tapi uang simpanan udah dipake borong buku murah waktu di Surabaya 😆 mana udah wisuda belum dpt kerja hiks. Moga cepat dapat kerja biar bisa langganan buku. ☺☺☺