06 Juni 2015

By the Time You Read This, I'll Be Dead

Sampul
Pengarang : Julie Anne Peters
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2015
Dibaca : 3 Juni 2015
Rating : ★★★★

"Aku berharap, aku dapat memberi tahu orangtuaku, 'Jika kau ingin menolongku, tolong aku untuk mati.'" (hal. 106)

Satu hal yang menjadikan ini buku yang harus kubaca adalah masa kecilku yang selalu diolok-olok. Ban*i, ben*ong, bol*r, merupakan daftar julukan teratas yang mereka lontarkan padaku. Apalagi sewaktu Sekolah Dasar, aku selalu berpindah-pindah sekolah yang membuatku semakin tak suka bersosialisasi.

***

Gadis berumur 16 tahun itu bernama Daelyn. Dialah yang ingin bunuh diri karena sudah muak hidup. Dia diolok-olok karena gemuk hingga suatu hari ibunya, Kim, membawanya ke kamp orang gemuk untuk menurunkan berat badannya. Bukannya turun berkilo-kilo, Dealyn malah turun daya hidupnya karena kekejaman yang ada di sana.

Dealyn menemukan situs web itu. Situs web yang membantu rencana bunuh dirinya. Situs web yang mengatur jadwal hidupnya selama 23 hari ke depan dan setelah itu dia bebas—mati. Tetapi rencana itu terganggu oleh hadirnya Santana. Setelah 23 hari, apakah Daelyn sudah berada di surga?

***

Sebenarnya, datangnya Dealyn ke kamp orang gemuk bukan awal mula kisah olok-olok yang didapatnya. Yah, aku tidak akan memberi tahu karena, jujur, aku tidak ingin membuat kalian tidak nyaman karena kegilaan penulis atas apa yang menimpa Daelyn di awal. Aku bertanya-tanya dari mana ide penulis tentang hal itu; butuh riset mendalam.

US Cover
Aku dapat simpulkan secara kasar buku ini berisi: (1) Berbagai cara bunuh diri plus tingkat keefektifan dan durasi sampai kau benar-benar meregang nyawa. (2) Kisah putus asa para penderita olok-olok. (Kata apa yang pas untuk mendeskripsikan bullying dalam Bahasa Indonesia? Sepertinya, "olok-olok" masih kurang menderita.)

Yang ketiga, tentu saja berisi kontradiksi atas dua poin sebelumnya—dengan hadirnya Santana dan Emily. Aku sangat yakin buku ini ditulis sebagai "penyembuh" bagi mereka yang merasa seperti Daelyn. Tidak percaya orang lain—bahkan orangtuanya sendiri. Merasa takut berhubungan dengan orang lain hingga tidak mau bicara bahkan membisukan diri. Dan bila dalam tingkat paling akut, akan selalu mencoba bunuh diri bila ada kesempatan.

Yah, aku pernah merasakannya dulu. Tapi aku mencoba bersikap terbuka walaupun kadar kehati-hatiannya masih tinggi—pada waktu itu. Siapa yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain? Siapa yang tahu kalau bunuh diri akan mengakhiri penderitaan semasa hidup?

Bintang 1: kisah realistis yang dituturkan dengan gaya kontemporer remaja. Bintang 2: Santana yang begitu gigih. Bintang 3: penulis yang mengaitkan masalah sensitif (bullying) dengan situs web. Bintang 4: pembaca yang diajak berpikir cara Daelyn. Tidak bintang 5: seandainya seseorang berputus asa melakukan salah satu hal dalam daftar cara bunuh diri di buku ini.

"Siapa bilang neraka ada di bawah? Bisa saja di atas. Neraka bisa saja di samping pintu surga. Neraka bisa saja merupakan bagian dari surga, seperti kampung miskin di tengah-tengah kota kaca." (hal. 110)

Ulasan ini untuk tantangan:

4 komentar :

  1. menunggu buku ini sampai di tangan, nggak sabar baca :D

    BalasHapus
  2. bagus ga terjemahannya *penting*

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih bisa diikuti. ulasan di atas lebih ke pengalaman tentang "bullying", jadi kukesampingkan soal terjemahan.

      Hapus
  3. Iya lho, masih penasaran gimana penulis bisa riset soal tingkat kesakitan dan tingkat keefektifan berbagai metode bunuh diri itu. Ngilu.

    Kira-kira kalau memberikan buku ini ke orang yang punya suicidal thought, orang itu bakal ragu mengeksekusi niat bunuh dirinya, atau malah makin depresi, ya?

    BalasHapus