Sampul |
Judul : The Kite Runner (Novel Grafis)
Pengarang : Khaled Hosseini
Penerbit : Second Wind Comics
Tahun : 2013
Dibaca : 10 Juni 2015
Rating : ★★★
Aku sedikit khawatir seusai membaca buku ini. Khawatir tidak sempat membaca novel aslinya. Khawatir aku tidak menikmatinya karena esensi cerita sudah dicurahkan semua pada buku ini. Padahal aku berniat membaca The Kite Runner dalam waktu dekat ini, sampai sudah mengambilnya dari timbunan paling dalam.
Ceritanya memang menyentuh, aku penasaran bagaimana sebenarnya Amir dan Hassan melewati masa bersama mereka. Aku juga penasaran tentang Afghanistan pada saat itu. Apakah merupakan fiksi-historis mengingat kejadian-kejadian pada The Kite Runner sama dengan kejadian nyata bertahun-tahun silam?
Semoga saja rasa penasaranku lebih besar dari kekhawatiranku.
Sudah beberapa novel grafis yang kubaca dan kuulas bersama Bibli. Sebut saja: Coraline, Senyum, dan buku-buku om Brian Selznick. Walaupun biasa saja membacanya karena bayangan ketika membaca dibatasi oleh gambar-gambar, novel grafis akan kubaca bila ada kesempatan. Salah satu alasannya, bila novel grafis tersebut diadaptasi dari sebuah novel tebal, kau akan tahu esensi ceritanya. Seperti buku ini.
Jujur, aku baru membaca A Thousand Splendid Suns untuk karya om Hosseini. Tapi aku sudah membeli buku-bukunya yang diterjemahkan: The Kite Runner dan And the Mountains Echoed. Sayangnya aku masih menimbun keduanya, padahal sudah beli sejak lama. Dan ketika aku mendapatkan buku ini karena giveaway "Ayah" (baca di sini) aku langsung membacanya.
***
Cerita bermula ketika seorang pria bernama Amir mendapat telepon dari Pakistan. Pada saat itulah cerita bergulir ke masa lalunya yang indah. Bersama Hassan, sahabat karibnya, Amir selalu bermain layang-layang, apalagi bila ada turnamen. Selain itu, Amir yang suka menulis selalu menceritakan tulisannya kepada Hassan terlebih dahulu. Tentu saja Hassan terkesan.
Semua berubah ketika turnamen layang-layang itu. Hassan yang dapat bagian mengejar layang-layang setelah Amir memutuskan layang-layang lawan, mendapat hal tak terduga. Anak-anak berandalan mencegatnya. Pada saat itu Amir melihat Hassan diperlakukan kasar oleh anak-anak itu. Tapi Amir bergeming.
***
Grafisnya lumayan bagus, hanya saja aku harus menilik ke halaman sebelumnya untuk memastikan karakter itu adalah sama. Sedikit kurang konsisten menggambarkan karakter, mungkin di situlah seninya. Secara keseluruhan, gambar tidak terlalu mempengaruhi jalan cerita.
The Kite Runner Graphic Novel (US Cover) |
Ceritanya memang menyentuh, aku penasaran bagaimana sebenarnya Amir dan Hassan melewati masa bersama mereka. Aku juga penasaran tentang Afghanistan pada saat itu. Apakah merupakan fiksi-historis mengingat kejadian-kejadian pada The Kite Runner sama dengan kejadian nyata bertahun-tahun silam?
Semoga saja rasa penasaranku lebih besar dari kekhawatiranku.
"Hanya ada satu dosa. Mencuri. Saat membunuh seseorang, kau mencuri hidupnya. Kau mencuri hak istrinya untuk memiliki suami, merampas hak anak-anaknya untuk memiliki ayah. Jadi, semua dosa berujung pada pencurian. Dan saat berbohong, kau mencuri hak orang lain untuk mengetahui kebenaran. Mengerti?" —Baba Jan (hal. 21)
Aku suka banget bukunya, salah satu buku yang terbaik aku baca tahun ini, mungkin lebih ngena baca tulisan daripada lihat gambar, karena menurutku untuk merasakan feel para tokoh utamanya ya dari baca apa yang dia rasakan :p
BalasHapusYang belum aku baca malah A Thousan Spleendid Suns, kita bersebrangan kang XD
Uwah, baru posting udah ada yang komentar. Aku harus baca berarti nih. Biar kita bersebrangan, tapi hati jangan XD
HapusWah, The Kite Runner ada novel grafisnya juga yaa.. Novelnya bagus kok, sayang kalau nggak buru-buru dibaca, hehe, filmnya juga lumayan...
BalasHapus