Judul : Samudra di Ujung Jalan Setapak
Judul Asli : The Ocean at The End of The Lane
Judul Asli : The Ocean at The End of The Lane
Pengarang : Neil Gaiman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Dibaca : 5 Maret 2014
Rating : ★★★★
Satu lagi karya Neil Gaiman yang kubaca. Tepatnya buku
kedua setelah Stardust. Aku mulai yakin sejak terakhir kali mengulas buku
tentang dongeng romasa Tristran Thorn untuk mengoleksi karya-karya Neil Gaiman,
dan memang keyakinanku itu benar.
Novel dengan judul terpanjang, yang bahkan aku harus
melihatnya dalu untuk menuliskannya, ini sangat memikat. Seperti pada Stardust,
om Gaiman memberikan sentuhan misterius yang membuat pembaca terus membaca
untuk mengetahui keseluruhan kisah. Itu ciri khasnya.
Bedanya adalah bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah
bahasa puitis. Tidak sepenuhnya puitis, tetapi terdapat makna kiasan atau arti
tak sesungguhnya dalam mendeskripsikan suatu keadaan sehingga pembaca dibuat
terpesona. Novel ini juga menyuguhkan beberapa cerita dari novel-novel lain.
Aku lupa beberapa ceritanya tetapi aku yakin itu benar-benar cuplikan dari
novel yang ada di dunia ini; nyata.
Kisahnya menceritakan seorang pria dewasa yang mengisahkan dirinya sewaktu masih anak-anak, tepatnya ketika ia berumur tujuh. George mengisahkan kehidupan masa kecilnya yang aneh dan suram menurut orang dewasa. Tetapi pada saat ia masih seumur itu, ia tidak merasa apa yang alami itu aneh dan suram.
***
Kisahnya menceritakan seorang pria dewasa yang mengisahkan dirinya sewaktu masih anak-anak, tepatnya ketika ia berumur tujuh. George mengisahkan kehidupan masa kecilnya yang aneh dan suram menurut orang dewasa. Tetapi pada saat ia masih seumur itu, ia tidak merasa apa yang alami itu aneh dan suram.
George kecil menjadi tidak suka dengan hidupnya ketika
datang seorang lelaki tua yang mati di dekat rumah di ujung jalan setapak. Pria
yang telah melindas kucing peliharaannya (walaupun tidak sengaja) itu mati
secara misterius.
Just maybe... |
Keanehan seperti apa yang seharusnya lenyap dari
George kecil? Lalu, apakah benar ada samudera di belakang rumah itu? Dan kalau
begitu, bagaimana cerita ini menjadi Pemenang Goodreads Choice Awards 2013 di
kategori Fantasi?
Satu lagi kisah yang mengajarkan rela berkorban demi
orang tersayang. Juga ajaran bagaimana seseorang dapat membalas budi atas
kebaikan orang lain. Apakah dengan melakukan hal yang sama kepadanya? Atau
dengan membayar budi dengan materi?
Oh ya, satu lagi, pada novel ini juga terdapat beberapa
lirik lagu yang diderai dengan begitu pas. Tetapi sayangnya, tidak ikut
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang membuat pembaca malas mengartikan.
Seperti aku. Jadi, aku tidak begitu mendapat feel-nya. Coba lihat pada halaman 204 dan 232.
“Aku ingin bilang sesuatu yang penting padamu. Orang dewasa tidak kelihatan seperti orang dewasa di dalamnya. Dari luar, mereka besar, tampak masa bodoh, dan selalu yakin dengan tindakan mereka. Di dalam, mereka tampak seperti diri mereka yang dulu. Seperti mereka masih seumuranmu. Sesungguhnya, tidak ada orang dewasa. Tidak ada satu pun, di seluruh dunia ini.” —Lettie Hempstock (hal. 164)
Aku pikir Lettie benar. Tapi bagaimana Lettie tahu tentang
orang dewasa padahal usianya baru dua-belas?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar