Sampul |
Pengarang : Jonathan Auxier
Penerbit : Metamind (Tiga Serangkai)
Tahun : 2015
Dibaca : 8 September 2015
Rating : ★★★★
Aku mulai dari pengarang yang menjadi penulis fantasi favoritku ke sekian. Setelah membaca Peter Nimble and His Fantastic Eyes (baca ulasannya di sini), aku membuat catatan untuk diriku sendiri harus membaca karya-karya fantasi miliknya—baik yang sudah maupun akan terbit. Aku sudah sedang membaca versi Bahasa Inggris "The Night Gardener" ketika kabar baik itu akhirnya sampai di telingaku: "The Night Gardener" diterjemahkan.
***
Semakin membaca, pertanyaan di atas semakin tertuang dalam mangkuk penasaranku. Dan, bagusnya, aku tidak perlu risau lagi dengan terjemahan yang sepertinya penerbit semakin terlihat niatan untuk menghasilkan terbitan yang berkualitas. Walaupun memang ada sedikit salah kata dan kurang tanda baca, itu lumrah dan bisa diabaikan. Ya, tentu bisa karena cerita pada buku ini terus menyongsongku sampai akhir.
Tentang apa yang Molly ceritakan pada Hester sebagai bayaran yang harus dilunasi, tentu saja membuatku kagum. Dan perkembangan karakter dari tiap tokoh di dalam buku ini benar-benar membuatku harus mengakui bahwa cerita semacam inilah yang cocok untukku—kisah fantasi seperti inilah yang cocok untukku.
Tahun : 2015
Dibaca : 8 September 2015
Rating : ★★★★
"Harapan memang aneh. Tak bisa kaupegang, tapi satu saja bisa mengubah dunia. Bisa kubayangkan orang yang tahu tempat keinginannya terkabul pasti merahasiakan itu, ...." (hal. 231)
Aku mulai dari pengarang yang menjadi penulis fantasi favoritku ke sekian. Setelah membaca Peter Nimble and His Fantastic Eyes (baca ulasannya di sini), aku membuat catatan untuk diriku sendiri harus membaca karya-karya fantasi miliknya—baik yang sudah maupun akan terbit. Aku sudah sedang membaca versi Bahasa Inggris "The Night Gardener" ketika kabar baik itu akhirnya sampai di telingaku: "The Night Gardener" diterjemahkan.
Namun, kabar baik itu sedikit terganggu dengan penerbit yang menerjemahkan sekaligus menerbitkan buku ini. Setelah kecewa dengan "The Colossus Rises" (baca ulasannya di sini) yang penerbit sepertinya tidak total dalam hal menerjemahkan, aku mendapat paket buku dari seseorang. Wanita ini mengirimkan dua buku dengan selipan catatan bergambar. Salah satu paket itu berisi "The Night Gardener" versi terjemahan. Kenapa gajah yang ada di pelupuk mata itu tidak dipandangi? Kenapa hanya semut nun jauh di sana saja yang dilihat?
Molly dan Kip sedang dalam perjalanan menuju tempat majikan barunya. Kakak-beradik itu harus segera sampai di sana karena dingin dan lapar semakin terasa. Sebelum tiba di rumah Tuan Windsor, mereka berdua bertemu dengan seorang wanita pendek yang sedang bernyanyi. Kip mengiranya penyihir. Molly meragukannya.
Wanita itu bernama Hester Kettle. Molly dan Kip yang kelelahan menyangka Hester tahu arah menuju rumah Tuan Windsor—dan Hester memang tahu! Tapi tentu saja Hester meminta imbalan untuk memberi tahu di mana letaknya. Hester meminta Molly dan Kip datang dan bercerita tentang hal-hal yang mereka temukan di rumah Tuan Windsor.
Cerita dalam buku ini mengingatkanku pada The Spiderwick Chronicles (baca ulasannya di sini); tentang kakak-beradiknya, tentang monster "kuku" yang menjengitkan alis dan membuat tidur sedikit gelisah. Tapi masalahnya, monster yang ada di Wastu Windsor bisa berkebun dan selalu melakukannya setiap malam. Apa—atau siapa—sebenarnya monster itu?
UK Version |
Tentang apa yang Molly ceritakan pada Hester sebagai bayaran yang harus dilunasi, tentu saja membuatku kagum. Dan perkembangan karakter dari tiap tokoh di dalam buku ini benar-benar membuatku harus mengakui bahwa cerita semacam inilah yang cocok untukku—kisah fantasi seperti inilah yang cocok untukku.
"... Yah, tampaknya aku tahu jawabannya. Cerita membantu orang menghadapi dunia, meskipun mereka takut. Sedangkan dusta berbuat sebaliknya. Dusta membantumu bersembunyi." (hal. 300)
Dalam "Catatan Pengarang" yang berada di halaman terakhir buku ini, aku tahu membuat karya tidak bisa seenak udel menulis apa yang ada dalam imajinasi. Ada cerita tentang masa lalu yang bisa dijadikan bahan utama. Ada tokoh-tokoh yang tindak-tanduknya bisa dijadikan resep untuk menghasilkan karakter. Ada juga kenangan pribadi atas apa yang dibaca atau dilakukan sebagai bumbu penyedap. Yah, aku jadi tahu apa yang terjadi pada era Victoria di Inggris dan Irlandia sana.
Aku tentu harus berterima kasih kepada pengarang atas imajinasi dan fantasinya tentang kehidupan. Bahwa hidup harus tahu mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang keinginan. Kepada penerjemah, editor, dan penerbit yang siap sedia mengerjakan "The Night Gardener" dan menjadikannya karya fantasi favoritku yang ke sekian. Juga kepada dokter cantik di seberang sana yang memberikan buku ini padaku secara cuma-cuma.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar