31 Mei 2015

Reckless

Pengarang : Cornelia Funke
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Dibaca : 27 Mei 2015
Rating : ★★★★

"Dunia di dalam maupun di luar cermin ternyata sama saja, sama-sama memiliki obsesi pada kata-kata muluk tak bermakna." (hal. 286)

Di sela kerja kantoran yang sudah dimulai minggu lalu, sebisa mungkin aku menyempatkan membaca karena sepertinya aku tidak bisa lepas dengan kegiatanku yang satu ini. Lagi pula, daripada menunggu kemacetan pada saat berangkat dan pulang kerja hanya dengan berdiri atau duduk diam, lebih baik mengisinya dengan membaca. Sungguh, macet itu menjengkelkan. Untung ada buku ini.

***

Jacob Reckless punya rahasia yang tidak pernah dia bagi kepada siapa pun, tak terkecuali adiknya, Will. Dia bisa pergi ke dunia lain yang menurutnya berbahaya untuk bertualang; mencari harta karun yang diidam-idamkan Sang Kaisar dan lainnya. Tapi pada suatu hari, dia begitu ceroboh untuk berhati-hati hingga Will melihatnya menembus cermin besar berukir yang telah lama ada di kamar ayah mereka.

Hal mengejutkan lain: kulit Will perlahan-lahan berubah mengeras dan berganti warna serupa giok hijau. Jacob tahu bahwa ini adalah sihir. Sihir dari Peri Gelap, istri Kami'en, Raja bangsa Goyl. Jacob tak tinggal diam. Dia harus mengembalikan kulit adiknya seperti semula. Bersama Rubah, Clara, dan Valiant, mereka memulai perjalanan menelusuri Duniacermin. Apakah Jacob masih punya waktu untuk menyelamatkan adiknya?

***

Sebenarnya kedua kakak-beradik Reckless sangat berbeda. Sang kakak, seperti namanya, Reckless. begitu sembrono. Sang adik sepertinya tidak cocok menggunakan nama belakang itu karena dia begitu hati-hati dalam bertindak. Ayah mereka pergi meninggalkan mereka sejak lama dan ibunya tidak begitu peduli. Tentu saja hal itu membuat mereka berdua harus mencari kesenangan hidup sendiri.

The Author
Ini karya penulis pertama yang kubaca. Aku terkesan bagaimana penulis membuat pembaca ikut merasakan hati dan pikiran sang tokoh, di sini adalah Jacob. Ada kalimat-kalimat cetak miring yang merupakan ungkapan kegundahan Jacob yang terlihat jelas bahwa dia begitu takut, begitu ingin lari dari kehidupan dunia yang sebenarnya. Hal ini membuat atmosfer buku ini begitu menyedihkan dan kelam.

Tidak hanya itu, aku juga terkesan dengan worldbuilding buku ini. Deskripsi-deskripsi manis bagai ironi disandingkan dengan karakter menyedihkan sang tokoh. Duniacermin yang begitu mewah dan berbeda, membuat pembaca ingin ke sana untuk memastikan bahwa hal-hal indah itu benar-benar ada. Aku terkadang kesulitan membayangkan worldbuilding baru dari novel-novel yang kubaca. Tetapi di sini penulis menuliskannya dengan gaya yang ringan.

Entitas-entitas makhluk Duniacermin pun banyak; sebut saja peri, orang kerdil (kurcaci), goyl (deskripsinya hampir sama dengan gargoyle yang berkulit keras namun tanpa sayap), dan lorelei. Aku juga belajar mengenal macam jenis batu, seperti baiduri bulan, giok, alabaster, dan oniks. Yah, paling tidak manusia tidak tahu tentang mereka, kalau iya, aku yakin mereka akan punah jadi bahan batu akik.

Batu Baiduri Bulan
Kadar fantasinya tinggi. Kadar romannya pun tidak memuakkan, aku suka bagaimana Jacob dan Will dan Clara berlakon. Makna tersiratnya pun tinggi, bahwa saudara memang sudah seharusnya saling membantu, saling berkorban, terlepas bagaimana tingkah laku mereka. Yah, aku merasakannya sendiri.

"Perempuan Goyl itu meletakkan tiga kalajengking lagi ke dadanya, mengajukan pertanyaan yang sama berkali-kali. Tapi Will akan tetap tidur selama ia tidak mengatakan apa pun kepada mereka. Jacob berteriak kesakitan sampai suaranya habis, berharap kulitnya juga terbuat dari giok." (hal. 252)

Ulasan ini untuk tantangan Young Adult Reading Challenge 2015.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar