20 Maret 2014

Tiger

Sampul
Judul : Macan
Judul Asli : Tiger (The Five Ancestors #1)
Pengarang : Jeff Stone
Penerbit : teen@noura (Noura Books)
Tahun : 2013
Dibaca : 16 Maret 2014
Rating : ★★
“Ketika Kuil Cangzhen di China dihancurkan, hanya lima biksu pendekar muda yang selamat. Masing-masing memiliki nama seperti binatang karena merupakan master termuda yang menguasai jurus binatang. Mereka berlima berpencar dan mulai mengajarkan bukan hanya keahlian bertarung mereka yang luar biasa, tetapi juga filosofi hidup damai mereka. Konon seni bela diri masa kini berasal dari pengajaran kelima biksu pendekar muda ini, yang dikenal dalam legenda sebagai ... LIMA LELUHUR.” (hal. 7)

Penggambaran di atas melambangkan ide cerita yang kuat dan tidak main-main karena pengambilan tema legenda yang harus bisa diterima di kalangan para biksu juga masyarakat pada umumnya. Legenda adalah cerita rakyat yang sudah termaktub jelas di otak secara turun-temurun. Jadi penulis tidak boleh salah langkah dalam bercerita legenda lima leluhur para biksu ini.

Sepertinya aku terlalu serius menganggap ini. Memang seharusnya, karena aku tahu penggambaran legenda berarti menyangkut mitos atau sejarah dari suatu bangsa. Aku mencoba mencari tahu melalui Mbah Google; dan aku menemukan “sesuatu” yang menyangkut-nyangkut dengan kata Lima Leluhur. Jadi mungkin itu yang menyebabkan kisah fiksi ini ada dasarnya. Seri novel ini juga dibahas di grup Penggemar Novel Fantasi Indonesia dan sebagian besar menyatakan bukan fantasi.

Fan-made. Tapi kok Hok-nya perempuan ya?
Menurut wikipedia, Lima Leluhur ini adalah seni bela diri Cina yang terdiri dari lima gaya teknik: (1) metode pernapasan, (2) postur dan kekuatan dinamis, (3) presisi dan gerakan efisien, (4) teknik tangan dan kelembutan kontemporer dan kekerasan, dan (5) kelincahan dan gerak kaki. Kelima gaya tersebut memiliki guru masing-masing yang masih diajarkan di berbagai negara seperti China, Indonesia, Jerman, hingga Spanyol. (lihat di sini)

Ah, akhirnya gumpalan rambut yang menyumbat tenggorokanku sudah kuambil. Tidak ragu lagi memberikan novel ini predikat bukan-fantasi karena penjelasan barusan.

***

Aku tidak akan membahas mengenai cerita karena cuplikan paragraf di atas menggambarkan keseluruhan isi novel. Bagaimana Mahaguru meminta kelima biksu (catatan: Fu masih 12 tahun, juga teman-teman lainnya) bersembunyi dari serangan yang entah bagaimana Mahaguru tahu. Bagaimana Fu mencari jalannya sendiri untuk pertama kalinya keluar ke dunia nyata setelah hidupnya dihabiskan di kuil dan sekitarnya. Bagaimana Fu mencari jati dirinya sendiri. Nah, aku malah membahasnya.

The Author
Keseluruhan cerita menarik dengan gaya bahasa yang mudah dipahami mengingat novel ini untuk remaja atau middle-grader. Ceritanya penuh aksi dan tidak membosankan. Itulah yang harus dimiliki penulis yang menyasarkan bukunya untuk remaja: cerita yang tidak membosankan. Aku bisa melahapnya dalam sehari.

Sayangnya, plotnya terlalu sederhana. Mungkin karena jumlah halamannya yang terbatas; hanya 260an halaman. Mungkin juga karena plot seperti inilah yang cocok buat pembaca seumuran itu. Tapi, entah mengapa, aku tidak sabar membaca lanjutannya: Monkey. Kisah Malao, biksu paling muda dari Lima Leluhur.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar