04 Maret 2017

Ulasan Buku: Everything, Everything

Judul : Everything, Everything
Pengarang : Nicola Yoon
Penerbit : Spring
Tahun : 2016
Dibaca : 4 Maret 2017
Rating : ★★★★

"Menginginkan satu hal hanya akan membawa ke lebih banyak lagi keinginan. Keinginan itu tidak pernah ada ujungnya." (hal. 91)

Selalu dibuat penasaran dengan bagaimana novel remaja mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada karakter di dalamnya. Semakin banyak novel remaja yang diterbitkan, semakin besar tantangan para penulisnya untuk membuat cerita yang unik dan berbeda dari yang lain. Banyak jadi memadukan dua cerita dari dua buku berbeda yang sudah ada. Tidak sedikit pula yang mencontoh satu cerita lalu mengeksplorasi dengan imajinasi si penulis sendiri. Namun, bisa dibilang hanya beberapa penulis yang bisa membuat kisahnya orisinil. Setidaknya, pembaca merasa belum pernah menikmati cerita yang setipe sebelumnya.

***

Madeline Whittier sudah berbeda dengan manusia lainnya sejak kecil. Ia dikurung oleh ibunya. Tidak, bukan seperti itu. Ia dijaga oleh ibunya karena penyakitnya yang mengharuskannya tetap berada di rumah. Bila keluar barang sebentar saja, pertahanan tubuhnya yang lemah akan membuatnya sekarat dan bisa jadi mati. Ibunya yang amat menyayanginya itu membuat rumahnya betah untuk ditinggali oleh Madeline. Madeline memiliki banyak buku. Madeline punya laptop dan koneksi internet yang kencang. Ada juga sebuah ruangan berdekorasi layaknya hutan artifisial dan Madeline dibolehkan ke sana jika ingin merasakan sensasi berada di Dunia Luar. Semua ini berjalan baik-baik saja sepanjang hidup Madeline sampai cowok itu menempati rumah di depan rumahnya.

Oliver 'Olly' Bright pindah bersama kedua orang tuanya dan seorang adik. Awalnya, mungkin kehidupan keluarga mereka berjalan normal dan bahagia. Pagi hari ayahnya berangkat kerja dan pulang pada malam hari. Sampai percekcokan itu terdengar. Ayahnya Olly marah-marah dengan perkataan kasar. Ia juga selalu membuat rumah jadi tak nyaman ditinggali. Adiknya Olly—Kara—merokok setiap pagi dan menguburkan puntungnya agar tak ada yang ketahuan. Namun, Olly tetap Olly. Kelincahan tubuhnya dan mata biru lautnya membuat Madeline ingin bertemu dengannya. Mereka pun berkirim pesan dan menceritakan banyak hal. Bahkan Madeline memiliki nama panggilan khusus dari Olly: Maddy. Apakah Maddy mengambil risiko untuk bertemu dengan Olly?

***

Aku sarankan untuk tidak lebih dulu menonton trailer filmnya sebelum membaca buku ini. Hampir setengah cerita pada buku dipresentasikan melalui trailer tersebut. Tapi, kalau sudah telanjur, ya sudah. Akan bernasib sama denganku. Membaca dengan sudah membayangkan Amandla Stenberg sebagai Maddy dan Nick Robinson sebagai Olly. Dan karena deskripsi mereka hampir mirip, aku jadi tidak bisa mengenyahkan bayangan tentang Amandla dan Nick pada trailer-nya. Entah itu sebuah hal yang baik atau malah buruk karena mengecilkan cakupan imajinasiku tentang kedua tokoh utama tersebut.

Sekarang, aku bertanya: Apa yang kamu pikirkan ketika duniamu hanya sebatas rumah yang kamu tinggali? Dan kamu belum pernah pergi ke mana pun bahkan ke jalan depan rumah pun tidak? Apa kamu merasa terkurung? Tapi, bagaimana jika di dalamnya ada orang-orang yang sangat mencintaimu? Ibumu yang mengurusimu tanpa lelah? Suster yang sudah seperti teman sejak kecil? Yah, setidaknya ada seseorang selain ibumu yang bisa kamu ajak bicara. Kamu akan merasa bersyukur? Kamu akan merasa bahwa segalanya adalah cukup hanya di tempat itu? Yakin? Bagaimana dengan Dunia Luar yang memiliki banyak kemungkinan? Mungkin saja Dunia Luar membuatmu ingin mencapai hal-hal lain. Mungkin Dunia Luar akan memberikan gambaran berbeda tentang 'segalanya'. Dan bagaimana kalau kemungkinan itu benar-benar bisa terjadi.

Oke. Aku banyak sekali bertanya. Dan kamu bersyukur tidak perlu menjawab karena semua jawabannya terdapat di dalam buku ini. Aku tidak akan memberi tahu pada halaman berapa yang merupakan jawaban untuk pertanyaan yang mana. Kamu akan mendapatkan jawabannya sendiri. Kamu harus mendapatkan jawabannya.

Edited by Me

Membaca ini memberi pemahaman tentang ketakterbatasan. Kamu ingat ketika beberapa waktu lalu NASA mengumumkan bahwa mereka menemukan planet di tata surya lain yang seperti Bumi—yang mungkin di masa depan bisa saja kita tempati karena Bumi sudah tidak muat lagi oleh membeludaknya populasi. Namun, lebih spesifik lagi, buku ini memberikan pelajaran tentang ketakterbatasan kemungkinan yang disertai risiko. Ketika kamu melihat sebuah ulasan gawai baru dengan teknologi paling mutakhir dan kamu menginginkannya, itu berarti ada dua kemungkinan: kamu membelinya atau kamu tidak membelinya. Kemungkinan pertama pasti mendapatkan risiko; bisa jadi uang tabunganmu habis atau kamu harus meminjam uang kepada temanmu. Kemungkinan kedua juga akan mendapatkan risiko; gawai baru tersebut akan membayang-bayangimu setiap saat dan kamu tidak akan bisa mengenyahkannya. Tapi, kemudian, ada kemungkinan-kemungkinan lain: kamu membeli gawai baru lalu beberapa hari kemudian rusak atau kamu tidak membelinya tapi mendapatkan hadiah gawai impianmu itu dari sebuah kompetisi yang kamu ikuti, dan masih banyak lagi.

Seperti Maddy dan Olly. Setelah menjadi tetangga dan mereka saling berkirim pesan, ada banyak kemungkinan yang terjadi di antara keduanya. Maddy mungkin akan tetap di rumah tersebut dan tak mengikuti kata hatinya bahwa dia menyukai Olly. Maddy mungkin akan tetap di rumah tetapi Olly datang secara tiba-tiba karena sudah tidak tahan untuk tidak bertemu. Maddy mungkin akan keluar rumah untuk bertemu dengan Olly tapi beberapa jam kemudian berada di Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat. Bisa apa saja, dan itu membutuhkan tekad yang kuat untuk memilih satu kemungkinan di antara banyaknya kemungkinan. Memilih itu berarti juga mengambil risiko. Itulah yang akan dialami oleh remaja: memilih satu kemungkinan dan mereka harus siap dengan risikonya. Mereka harus menanggung risikonya.

Kisah Maddy bukan hanya tentang bagaimana remaja seharusnya bertindak. Hadirnya Olly membuat kisah Maddy menjadi lebih indah. Aku mesem-mesem sendiri karena kelakuan Maddy dan Olly (terutama saat mereka saling berkirim pesan!) dan itu yang membuatku menyukai buku ini. Maddy juga banyak membaca buku! Astaga, dia bahkan menyertakan ulasan setiap bukunya yang ber-spoiler di buku ini dan membuatku ingin membaca buku-buku yang dibacanya—setidaknya yang diulasnya di buku ini. Olly pun memiliki masalahnya sendiri; keluarganya. Aku sedikit kecewa karena bagian Olly dan keluarganya tidak tercerita dengan jelas.

Sudah sepanjang ini dan aku bahkan belum menyinggung tentang penyakit apa yang diderita Maddy, ikan humuhumunukunukuapua'a yang menjadi ikan kesukaannya, kegemaran Olly pada parkour dan matematika, dan masih banyak lagi. Tapi, lebih baik tidak usah.

Pada akhirnya, buku ini menjadi salah satu novel remaja yang menyenangkan untuk dibaca. Perkembangan karakter Maddy memang sedikit menyebalkan di akhir. Ada keegoisan khas remaja yang diembannya. Dan, omong-omong soal akhir, akhirnya begitu menggantung. Plot twist yang menyebalkan pun membuat buku ini layak dilempar ke pojok kamar. Tapi, aku tidak melihatnya dari situ. Aku melihatnya dari apa yang kujabarkan panjang lebar di atas. Aku melihat tentang bagaimana segalanya adalah bukan segalanya (kita hanya makhluk fana yang hanya bisa memiliki sebagian kehidupan) atau mungkin segalanya adalah segalanya (kita puas dengan apa yang kita miliki dan itu adalah segalanya). Kalimat terakhir: aku siap menonton filmnya dan aku akan membaca karya Nicola Yoon yang lain.

Ulasan ini diikutsertakan dalam "Read and Review Challenge 2017" kategori Young Adult Literature.

7 komentar :

  1. Buku yang memberikan pemahaman mengenai pilihan dan resiko yang tidak terpisahkan. Hanya saja apakah keseruan ceritanya hanya itu saja ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. setiap orang memiliki sudut pandang berbeda dalam apa yang mereka baca. dan hal yang menarik dari sudut pandangku adalah tentang pemahaman yang kuceritakan di atas. itulah asyiknya membaca ulasan milik orang lain: mengetahui apa yang mereka nikmati melalui buku yang mereka baca. jadi, kenapa nggak coba baca saja dan cari tahu keseruan ceritanya sendiri?

      aku juga menulis "aku bahkan belum menyinggung tentang penyakit apa yang diderita Maddy, ikan humuhumunukunukuapua'a yang menjadi ikan kesukaannya, kegemaran Olly pada parkour dan matematika, dan masih banyak lagi." itu bisa jadi hal menarik lain yang terlewat untuk kuceritakan.

      Hapus
  2. sekilas ceritanya mengingatkanku sama ... Uh aku lupa, entah apa judulnya, tapi berkisah ttg anak yang kalau keluar rumah maka ia akan jd lemah karena pengaruh listrik di sekitarnya. Itu sebabnya rumahnya juga ngga ada listrik sama sekali. Sampai dia bertemu sahabat pena.
    Um.. Tapi emang beda sih kayanya.
    Aku suka cover buku ini, dan ikan humuhumu itu.. Aiu curiga penulisnya juga nonton octonauts kaya si kakak.

    BalasHapus
  3. Karena saya udah baca bukunya jauh sebelumnya, dan pas liat trailer dari filmnya...

    Euuuunnnnggggg.... Saya patah hati kenapa yang meranin Olly mesti mas2 itu, hahahahahahaha. Karena si Mas itu default-nya jadi mas2 populer, sedangkan Olly itu the freaky handsome. Hahahahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nggak masalah sama pemeran Olly. Kalo pemeran Maddy gimana kak? Aku malah jadi jatuh cinta. Pas banget soalnya!

      Hapus
  4. Ka ksh deskripsi dong, karakter dari Olly bgmna?
    Ini utk tugas kuliah 😁😆

    BalasHapus