![]() |
Sampul |
Pengarang : Tsugaeda
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2015
Dibaca : 24 Oktober 2015
Rating : ★★★★★
Senang akhirnya Tsugaeda merilis novel keduanya. Setelah membaca "Rencana Besar", aku memantapkan diri untuk terus membaca karya-karya Tsugaeda selanjutnya. Rasa thriller versi Indonesia yang dimilikinya memberi pengalaman baca yang berbeda dari buku-buku thriller lokal kebanyakan. Hal yang sangat dibutuhkan bagi para pembaca yang mudah bosan sepertiku.
Tahun : 2015
Dibaca : 24 Oktober 2015
Rating : ★★★★★
"Saya berteriak, lalu melarikan diri dari tempat itu. Kemudian, sampailah saya di suatu sudut mati hingga saya tak bisa melepaskan diri lagi. Sosok itu makin dekat. Saya bisa melihatnya menghampiri saya. Saya tahu akan mati sebentar lagi." (hal. 83)
Senang akhirnya Tsugaeda merilis novel keduanya. Setelah membaca "Rencana Besar", aku memantapkan diri untuk terus membaca karya-karya Tsugaeda selanjutnya. Rasa thriller versi Indonesia yang dimilikinya memberi pengalaman baca yang berbeda dari buku-buku thriller lokal kebanyakan. Hal yang sangat dibutuhkan bagi para pembaca yang mudah bosan sepertiku.
***
Setelah bertahun-tahun berada di Amerika, akhirnya Titan Prayogo kembali ke Indonesia. Grup Prayogo milik ayahnya ada di ujung tanduk, sebentar lagi akan runtuh. Dirinya diminta untuk menangani krisis yang sedang terjadi. Namun, kakaknya, Titok Prayogo, tidak begitu suka dengan kedatangan adiknya itu. Sebagai anak pertama, Grup Prayogo sudah seharusnya menjadi miliknya.
Perebutan kekuasaan itu diselipi dengan gangguan perusahaan kompetitor jahat yang membuat Grup Prayogo kewalahan. Ares Inco berkeinginan menghancurkan keluarga Prayogo untuk selamanya. Bagaimana Titan menyelesaikan semuanya? Haruskah ada pertumpahan darah agar Grup Prayogo tetap bertahan?