Judul : Pangeran Palsu
Judul Asli : The False Prince (The Ascendance Trilogy, #1)
Judul Asli : The False Prince (The Ascendance Trilogy, #1)
Pengarang : Jennifer A. Nielsen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Dibaca : 27 Mei 2014
Rating : ★★★★★
Heran sendiri karena membaca buku yang seru ini
memakan waktu hampir 10 hari. Yah, walaupun memang kesibukan yang sudah mulai
padat, seharusnya aku selesai membaca ini hanya tiga hari saja.
Never mind! Novel ini membuatku berpikir akan satu hal
yaitu tentang latar kerajaan yang tidak seperti kerajaan. Yang selalu
terngiang ketika membaca buku berlatar kerajaan pastilah misterius, spooky, dan sangat kental dengan nuansa kasta.
Tetapi tidak untuk yang satu ini. Penulis tidak begitu menonjolkan latar kerajaan. Malah yang kudapat
adalah nuansa modern.
Ide cerita sangat menarik. Dengan kondisi suatu
kerajaan yang tidak memiliki pangeran atau raja untuk memimpin kerajaan itu.
Seseorang harus menggantikan jabatan itu, hingga mulailah salah satu petinggi
mencari pengganti pangeran.
Hingga suatu hari di utara kerajaan Carthya, seorang anak yatim-piatu bernama
Sage ditemukan oleh Connor. Connor adalah salah satu regen -semacam anggota legislatif- kerajaan. Connor mempunyai keyakinan mencari anak-anak di seluruh negeri untuk
menggantikan Pangeran Jaron yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. Tentu saja keyakinan itu bermaksud untuk menjadikannya menjadi lebih dipandang.
Nah. Itu berarti anak-anak ini bukan keluarga
kerajaan. Itu berarti ada beberapa kandidat calon pangeran sebagai pengganti
Pangeran Jaron. Itu berarti pangerang tersebut adalah Pangeran Palsu.
Ya. Itu semua benar. Dan Sage adalah salah satu anak
yang beruntung masuk seleksi pencarian bakat nyanyi
Pangeran-Jaron-Palsu. Selain Sage, ada juga Roden, Latemer dan Tobias. Mereka
hampir mirip. Tapi hanya ada satu Pangeran Jaron. Dan yang lainnya harus pergi. Ya, pergi dengan cetak miring. Hal itu bertujuan untuk menutupi rencana “baik”
Connor yang sudah tertata rapi.
Seru bukan? Aku yakin belum ada kisah kerajaan yang
nge-twist sebrilian ini. Kalian akan selalu menebak bagaimana selanjutnya; bagaimana akhirnya. Tapi kalian mungkin
tidak akan merasa benar dengan tebakan kalian itu. Tidak bisa diprediksi.
Itulah mengapa aku suka dengan novel ini hingga aku
memberikan 5/5 kepada sang penulis yang jenius.
Terlepas dari semua kegaharan novel ini, masih ada
ketidak-sempurnaan. Entah penyunting atau penerjemah yang belum bekerja
maksimal, masih banyak kata-kata keseleo yang membuat jalan cerita terdengar
aneh. Hal itu membuatku membaca ulang bagian itu dan menerka-nerka kata apa yang pas. Sayangnya, aku
tidak menandai bagian yang rancu itu karena masih terlena dengan
bagaimana-selanjutnya-bagaimana-akhirnya.
Dari semua sisi, novel ini menjadi novel fantasi
favoritku dan menjadi rekomendasi bagi kalian penggemar novel fantasi. Ah,
tidak sabar dengan The Runaway King! Dan, katanya mau difilmkan juga; yang sebenarnya beritanya sudah beberapa tahun yang lalu. Kalian bisa cek di sini.
wishlistku dari lama, harga buku keduanya bikin perut senep T.T
BalasHapusJadi, udah baca yang pertama? Kalo belum, baca deh mba. Iya... harga buku kedua sama kayak harga hidupku seminggu... u... u...
Hapus