Judul : City of Bones (The Mortal Instruments, #1)
Pengarang : Cassandra Clare
Penerbit : Ufuk Press
Tahun : 2010
Dibaca : 3 Juni 2013
Rating : ★★★
Wow! Awalnya aku berpikir ini tidak seseru pada akhirnya. Ceritanya begitu membingungkan, dalam arti kata yang positif. Tak ada yang tahu pada awalnya siapa keluarganya siapa, siapa anaknya siapa, siapa ayahnya siapa, siapa ibunya siapa. Tapi ini yang menarik. Tak perlu disebutkan subjeknya karena kalian harus mencari tahu sendiri.
Yang tidak mengena adalah peran Kota Tulang itu sendiri. Kota itu menjadi judul novel ini, tapi bahkan kehadirannya hanya sekejap, ketika Clare ingin mengambil kembali ingatannya yang disegel. Tapi bahkan Kota itu tidak memberikan apapun. Hanya petunjuk selanjutnya untuk menguak ingatannya di tempat lain. Hanya sekilas! Bahkan tak berarti. Entah mengapa.
Selanjutnya adalah ketidakjelasan pada akhir. Ya... Walaupun aku akui bahwa sungguh menegangkan ceritanya, tapi ada hal-hal yang tidak menyentuh akhir (walaupun ada seri selanjutnya). Tentang Piala Mortal itu sendiri, setelah susah payah didapat, Clary melepaskannya begitu saja kepada Hodge untuk diserahkan kepada Valetine? Dan ... adalah Valentine, the worstest dad ever, kemana dia setelahnya? Melenggang pergi ke Idris? Oh, itu sungguh menjengkelkan!
Terakhir adalah sesuatu yang menggelikan. Kalau kalian menganalisa tentang nama para tokohnya, semuanya serba disingkat, walaupun tidak semua tokohnya. Clary adalah kepanjangan Clarissa. Jace adalah penyingkatan J.C. yang kepanjangannya adalah Jonathan Christopher. Luke adalah kepanjangan dari Lucian. Ini tidak terhitung sebenarnya, tetapi aku ingin kalian tahu saja bahwa aku menganalisanya. Haha.
Overall, ceritanya ciamik. Satu lagi penulis wanita yang begitu menegangkan setelah Veronica Roth. Dilatari kota New York dan daerah sekitarnya, akan mengurangibudget dalam pembuatan filmnya. Haha.
Baca deh novel ini sebelum filmnya rilis. Karena, you know what. Tak ada film yangbased on novel itu mirip dengan novelnya, bahkan menyimpang jauh. Mungkin itu untuk suatu bisnis, menarik para penggila film. Yah... Semoga tidak begitu mengecewakan.
Yang tidak mengena adalah peran Kota Tulang itu sendiri. Kota itu menjadi judul novel ini, tapi bahkan kehadirannya hanya sekejap, ketika Clare ingin mengambil kembali ingatannya yang disegel. Tapi bahkan Kota itu tidak memberikan apapun. Hanya petunjuk selanjutnya untuk menguak ingatannya di tempat lain. Hanya sekilas! Bahkan tak berarti. Entah mengapa.
Selanjutnya adalah ketidakjelasan pada akhir. Ya... Walaupun aku akui bahwa sungguh menegangkan ceritanya, tapi ada hal-hal yang tidak menyentuh akhir (walaupun ada seri selanjutnya). Tentang Piala Mortal itu sendiri, setelah susah payah didapat, Clary melepaskannya begitu saja kepada Hodge untuk diserahkan kepada Valetine? Dan ... adalah Valentine, the worstest dad ever, kemana dia setelahnya? Melenggang pergi ke Idris? Oh, itu sungguh menjengkelkan!
Terakhir adalah sesuatu yang menggelikan. Kalau kalian menganalisa tentang nama para tokohnya, semuanya serba disingkat, walaupun tidak semua tokohnya. Clary adalah kepanjangan Clarissa. Jace adalah penyingkatan J.C. yang kepanjangannya adalah Jonathan Christopher. Luke adalah kepanjangan dari Lucian. Ini tidak terhitung sebenarnya, tetapi aku ingin kalian tahu saja bahwa aku menganalisanya. Haha.
Overall, ceritanya ciamik. Satu lagi penulis wanita yang begitu menegangkan setelah Veronica Roth. Dilatari kota New York dan daerah sekitarnya, akan mengurangibudget dalam pembuatan filmnya. Haha.
Baca deh novel ini sebelum filmnya rilis. Karena, you know what. Tak ada film yangbased on novel itu mirip dengan novelnya, bahkan menyimpang jauh. Mungkin itu untuk suatu bisnis, menarik para penggila film. Yah... Semoga tidak begitu mengecewakan.
City of Bonek
BalasHapus