Dari gembar-gembor para pembaca setia novel fantasi di grup Facebook yang aku buat, aku dibuat kalap sendiri karena satu serial novel fantasi yang paling digemari. Kalian semua, para penggemar novel fantasi, pasti tahu, tentu saja: The Bartimaeus Trilogy.
Aku sangat ingin tahu tentang novel tersebut. Mendengarnya saja sudah wow, apalagi membacanya. Oh! Masalahnya adalah serial novel tersebut sudah jarang dijual di toko buku, bisa dibilang langka. Tapi, karena kegigihan yang tidak terlalu mendidih, aku mendapatkan ketiga serinya di rentalan buku dekat rumah.
Singkat cerita, aku membaca ketiga serinya. Dua seri pertama aku membaca dengan menyewa, yang ketiga aku membacanya dengan memilikinya. Bukan hal yang mudah mencari orang yang menjual seri yang satu ini. Tapi aku mendapatkannya! Dan boxset! Dan murah pula! Hahaha. Dan berikut ini review dari ketiga serial novel tersebut.
Judul : Amulet Samarkand
Judul Asli : The Amulet of Samarkand
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 13 Mei 2013
Rating : ★★★★★
Judul Asli : The Amulet of Samarkand
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 13 Mei 2013
Rating : ★★★★★
Oke. Kita mulai darimana? Pertemuan Nathaniel dengan Bartimaeus? Kejadian Nathaniel menjadi anak angkat keluarga Underwood? Pertemuan dengan Lovelace yang membuat Nathaniel begitu ingin membalas dendam? Rasa cintanya yang tulus terhadap seorang Mrs. Underwood sebagai ibu angkat Nathaniel? Atau apa?
Semua tergambar jelas di novel ini. Dengan latar kota London yang klasik, novel ini menjadi hidup. Semua aksi sihir dengan pentacle-pentacle dan tipu daya tergambar sangat jelas. Ditambah humor yang mendidik, membuat novel ini berhak mendapat lima bintang, bahkan lebih. Sempurna!
Seorang anak berumur 12 tahun yang begitu gigih dan cerdas, menjalani hidup sederhana dengan perasaan tersiksa. Nathaniel selalu menginginkan lebih dalam dirinya karena apa yang telah ia dapatkan terlalu mudah untuk dijalani. Dan novel ini pun berkisah…
Mengutip sedikit perkataan Bartimaeus kepada Nathaniel di akhir cerita:
“Sebagai penyihir, kau memiliki potensi. Dan aku tak bermaksud seperti yang kaupikir. Kau memiliki jauh lebih banyak inisiatif daripada kebanyakan dari mereka, tapi mereka akan merenggutnya darimu jika kau tak berhati-hati. Dan kau memiliki hati yang yang tulus juga, satu hal lagi yang jarang kautemukan dan mudah hilang. Jaga baik-baik. Itu saja. Oh, dan aku akan berhati-hati dengan master barumu, jika aku jadi dirimu.”
Sangat menyentuh! Kalian harus baca!
Judul : Mata Golem
Judul Asli : The Golem’e Eye
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 19 Mei 2013
Rating : ★★★★
Judul Asli : The Golem’e Eye
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 19 Mei 2013
Rating : ★★★★
Sedih rasanya mengingat butuh lima hari untuk membaca novel sekeren ini. Namun hal itu beralasan karena kegiatan lain dan yang lebih penting: UTS.
Kathleen Jones mendominasi kali ini. Penyelamat! A Savior! Nathaniel harus berterima kasih padanya. Dan … percakapannya dengan Bartimaues menjadi sangat menyenangkat. Bartimaeus adalah jin terkeren sepanjang masa. *Semoga Jin terkutuk itu mengetahui pujian ini*
Segalanya jadi jelas sekarang. Mr. Henry Duvall, f*ck yeah! Kita gak pernah tahu, mungkin di Pemerintahan jaman sekarang banyak yang seperti dia. Bermanis-manis di depan penguasa, tetapi memiliki alasan untuk berkuasa. Topeng bermuka dua. Walaupun tidak dengan Golem yang membuat gempar seluruh kota.
Yang menghapus setengah bintang dari novel ini adalah tentang Mata Golem. Tak ada akhir cerita mengenai benda itu. Malah semua tertuju pada Tongkat Gladstone yang sangat dominan dalam cerita. Mungkin seharusnya judul novel diganti dengan The Gladstone’s Stick. Haha. Lebih baik?
Setengah bintang lagi tentang Kitty, Sang Penyelamat itu. Aku sangat berharap dia bakal menjadi “lebih baik” di akhir cerita, seperti yang dijanjikan moleh Nathaniel. Tapi bahkan Bartimaeus tidak mau memberi tahu keadaan Kitty sebenarnya setelah menyelamatkan nyawa Nathaniel dari monster lumpur itu. Mungkin biar terkesan misterius. Ya deh… Kuakui memang “misterius”.
Setelah itu semua, lagi-lagi ada pelajaran berharga bagi Nathaniel dan semua pembacanya. Jangan pernah meremehkan siapa pun, bahkan pengemis sekalipun. Karena kita tidak tahu siapa yang akan menyelamatkan kita dari bahaya. Golem bisa menjadi salah satu bahayanya.
Judul : Gerbang Ptolemy
Judul Asli : Ptolemy’s Gate
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 24 Juni 2013
Judul Asli : Ptolemy’s Gate
Pengarang : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Dibaca : 24 Juni 2013
Rating : ★★★★★
Apa yang saya pikirkan? Banyak! Kalian tidak perlu mengetahui semuanya.
Bartimaeus. Jin yang super duper kocak dengan semua kejeniusan dan pengalaman jin yang sudah berada ribuan tahun. Terutama pengalaman mengesankan dengan satu majikannya, Ptolemy, telah membuat lebih banyak pelajaran bagi diri Nathaniel.
Nathaniel. Melihat umurnya yang masih muda, dia masih labil dalam pemikiran-pemikirannya. Awalnya dia secara terang-terangan terlihat ambisius dengan jabatan dan citra dirinya sebagai menteri, hingga dia mencoba melakukan segala cara untuk mempertahankannya. Salah satunya dengan kekuasaan yang berlebihan pada perbudakan jin. Pada akhirnya, dia melihat semuanya salah, dan itu berkat Kitty.
Kitty begitu gigih dan percaya diri dengan prinsip dan mimpinya tentang menyetarakan jin dan manusia; tidak ada lagi perbudakan di Inggris. Setelah lebih 200 tahun Inggris digerakkan oleh para penyihir dalam pemerintahannya. Akhirnya semua itu tidak membenarkan hal bahwa penyihir tidak hebat tanpa commoner. Dan mimpi yang menjadi nyata adalah hadiah terindah dalam hidup, bukan? Mungkin itu yang sekarang dirasakan Kitty.
Aku sangat suka dengan percakapan-percakapan yang dalam novel ini. Antara Bartimaeus dan Kitty yang sangat intim dan begitu cerdas. Juga percakapan antar kelima jin ketika mempersiapkan penculikan membuat perutku melilit karena lelucon mereka. Dan, seperti biasa, antara Bartimaeus dengan Nathaniel, tidak ada yang mau mengalah.
Tentang perkataan Kitty pada bangunan yang luluh-lantak itu. Dia berkata, “sebegitu saja janji kalian.” Perkataannya masih saja terngiang di benakku. Aku tidak akan menceritakan lebih jauh tentang ceritanya, tentang Gerbang Ptolemy, nasib London, para penyihir dancommoner. Yang benar saja?! kalian harus cari tau sendiri.
Yang terpenting, aku tidak memberikan “spoiler” di sana sini. Dan, yeah! Aku sudah membaca semua seri The Bartimaeus Trilogy.
Akhir kata: Satu lagi cerita tentang sihir yang disajikan klasik dengan segala intrik kehidupan: pemerintahan yang ambisius dan munafik. Terlalu keren!
Postingan yang menarik Mas Abdu
BalasHapusSaya belum berkesempatan membaca trilogi Barti.
Someday :)
Wah, serius baca sampai ke sini? Terima kasih ya...
HapusHarus baca deh trilogi ini. Kalau anak fantasi, udah jadi wejangan wajib.