|
Sampul |
Judul : Happiness
Pengarang : Fakhrisina Amalia
Penerbit : Ice Cube
Tahun : 2015
Dibaca : 20 Juni 2016
Rating : ★★★★
"Kalau untuk dilihat Mama dan Papa, kalau untuk dianggap pintar, kalau untuk memenangkan hati semua orang Ceria harus menjadi nomor satu di eksakta, maka tidak jadi pemandu wisata dan penulis profesional pun tidak apa-apa." (hal. 62)
Bagaimana cara kamu menikmati hidup? Cara kamu berbahagia? Apakah dengan mengikuti orang lain yang tampak bahagia? Coba tanya pada lubuk hatimu yang paling dalam sekali lagi. Bahagia adalah tentang menerima apa yang kamu dapatkan. Setidaknya kamu bersyukur atas dirimu sendiri. Atas apa yang kamu punya.
***
Ceria memang cerdas di mata pelajaran selain ilmu eksakta, apalagi matematika. Sedari sekolah dasar, Ceria sudah dibanding-bandingkan dengan teman sekelas sekaligus tetangganya bernama Reina, terutama oleh kedua orangtuanya. Mereka selalu memuji Reina yang memenangkan perak dalam olimpiade Matematika skala internasional dan meminta Ceria untuk lebih jago dalam Matematika.
Ceria tahu dirinya tidak suka ilmu eksakta. Ia suka Bahasa Inggris dan mata pelajaran lainnya. Ia bercita-cita menjadi seorang pemandu wisata atau penulis andal. Tapi kedua orangtua yang menuntutnya untuk masuk jurusan Matematika bagai gaung yang tak pernah pudar. Ia tidak ingin mengecewakan mereka. Ia harus terus berjuang untuk menaklukan Matematika, menaklukan Reina.