Judul : Mesin PR
Judul Asli: The Homework Machine
Judul Asli: The Homework Machine
Pengarang : Dan Gutman
Penerbit : Atria
Penerbit : Atria
Tahun : 2010
Dibaca : 28 Oktober 2014
Rating : ★★★★
Aku belum pernah melihat buku ini di rak-rak toko buku ataupun bazar buku. Jadi aku terlalu ingin tahu dengan kisahnya. Aku mendapatkannya dari salah satu member PNFI yang menyumbangkan paket seberat 7 kg yang kebanyakan berisi novel fantasi. Aku beruntung bertemu buku ini karena ceritanya sungguh menarik.
The Package |
Satu hal yang membuatku tertarik adalah sampulnya. Kau lihat, sampul kuning di atas itu? Aku langsung ingin membaca isinya. Apalagi dengan judul buku yang begitu aneh. Mesin PR? Yang benar saja? Aku sedikit marah kenapa aku tidak memilikinya saat aku sekolah dulu. Mesin itu tidak bakal membuang waktuku untuk mengerjakan PR dan aku dapat melakukan hal lain yang lebih penting. Jadi aku mulai membacanya.
Kisahnya sungguh menggugah. Tentang empat sekawan bernama Brenton, Snik, Judy, dan Kelsey, yang duduk di kelas 5 SD dan sedang bosan-bosannya mengerjakan PR. Mereka sebenarnya bukan teman, malah mereka tidak saling kenal sebelumnya. Hingga suatu hari sang guru membagi muridnya dalam kelompok dan mereka terbentuk. Mereka dinamakan Skuadron D.
US Version Cover |
Hampir semua anak sekolah tidak suka dengan PR. Kuakui aku juga dan mereka berempat pun sama. Tapi Brenton memiliki rahasia. Brenton mempunyai Mesin PR. Keseruan pun terjadi setelah itu karena mereka jadi memiliki banyak waktu luang dari tidak mengerjakan PR. Tapi mereka juga khawatir dengan mesin itu.
***
Aku tahu cerita tentang PR dan sekolah bisa menjadi daya tarik yang kuat bagi anak-anak. Setelah menelusuri akun Goodreads penulis, semua buku karangannya adalah tentang anak-anak. Penulis cerdas memilihnya. Selain itu teknis penulisan yang seperti sedang menginterogasi setiap orang menjadikannya unik. Setiap karakter seperti sedang menjelaskan kejadian yang menimpa mereka selama musim sekolah. Sungguh cerdas.
Dan Gutman |
Buku yang menghibur. Membuatku kembali mengenang tentang masa-masa sekolah dulu. Kisahnya juga mendidik. Apalagi kisah Snik-yang-keren dengan ayahnya, betapa dekatnya mereka. Selalu sensitif dengan hal-hal mengenai ayah.
"Jika semua orang keren, maka semua orang akan sama. Tidak ada yang akan lebih keren daripada orang lain. Tidak ada orang yang bisa diolok-olok. Jadi, kupikir aku memiliki suatu peran yang penting, dalam cara yang aneh." —Brenton Damagatchi (hal. 10)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar