Sampul |
Judul Asli : The Curious Incident of the Dog in the Night-Time
Pengarang : Mark Haddon
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun : 2004
Dibaca : 15 Maret 2015
Rating : ★★★★★
Aku menemukan satu lagi buku yang bisa masuk rak favoritku. Kali ini bukan fantasi, bukan pula klasik, tapi novel remaja yang tokoh utamanya menyandang autisme, Sindrom Asperger tepatnya. Mungkin banyak buku remaja dengan tema serupa, tapi ini yang pertama kubaca. Dan aku terkesan. Sangat.
***
"Dan orang yang percaya Tuhan berpikir bahwa Tuhan yang menciptakan manusia di bumi karena mereka yakin bahwa manusia merupakan binatang paling unggul, tapi manusia hanya binatang biasa yang akan berevolusi menjadi binatang lain, dan binatang itu akan lebih cerdas dan akan memasukkan manusia ke kebun binatang, seperti kita memasukkan simpanse dan gorila ke kebun binatang." (hal. 230)
Aku menemukan satu lagi buku yang bisa masuk rak favoritku. Kali ini bukan fantasi, bukan pula klasik, tapi novel remaja yang tokoh utamanya menyandang autisme, Sindrom Asperger tepatnya. Mungkin banyak buku remaja dengan tema serupa, tapi ini yang pertama kubaca. Dan aku terkesan. Sangat.
Cerita bermula ketika seorang anak berumur 15 tahun bernama Christopher menemukan seekor anjing yang mati dengan garpu taman menancap di atasnya. Hal ini mungkin merupakan hal biasa bagi anak seumurannya yang normal. Tapi Christopher sedikit istimewa. Dia menyukai anjing. Dia ingin mengusut mengapa anjing bernama Wellington milik Nyonya Shears, tetangganya, itu terbunuh dan yang ingin dia tuntaskan adalah siapa pelakunya.
***
Cukup sampai di situ saja kita sudah dibuat penasaran dengan insiden si Wellington yang berjenis pudel berwarna hitam itu. Aku bertanya-tanya bagaimana seorang remaja istimewa ingin menuntaskan kasus semacam itu. Tapi jangan remehkan Christopher. Sekali lagi jangan. Dia mencoba segala cara untuk mengungkap kasus itu dengan mencatatnya pada sebuah buku. Dan buku itu adalah apa yang sudah kubaca ini.
Jenis Pudel Berwarna Hitam |
Penulis—yang asli—membuat pembaca mengira bahwa buku ini adalah tulisan Christopher; dan dia—si penulis yang asli—sukses. Aku sungguh terkesan. Bagaimana tidak? Menulis dalam sudut pandang remaja yang menurut penerjemah "khas" ini tidak mudah. Kaku, mendetail, cenderung tanpa emosi, dan sering melompat-lompat topik pembicaraan.
Aku juga terkesan dengan pengakuan penerjemah yang menerjemahkan naskah ini hingga 4 bulan; padahal awalnya penerjemah mengira hanya membutuhkan waktu hanya 1,5 bulan. Penerjemah sengaja memberikan pengalamannya di akhir buku. Dan aku semakin menghargai setiap penerjemah novel yang harusnya tidak sembarangan.
Swindon, UK |
Jadi, intinya adalah aku terkesan dengan penerjemah yang juga terkesan dengan penulisnya. Aku tidak akan lupa kisah Christopher yang sungguh getir. Juga tidak akan lupa dengan apa-yang-peresensi-lain-sebut-Trivia yang membuatku berpikir dua kali apa yang sebenarnya dipikirkan anak secerdas Christopher. Dan terakhir, tidak akan lupa dengan penomoran bab dengan bilangan prima.
What I Knew From the Book:
What I Knew From the Book:
- Red Herring: petunjuk yang menyebabkan kita mengambil kesimpulan yang keliru atau sesuatu yang kelihatan seperti petunjuk padahal bukan. (hal. 46)
- Entia non sunt multiplicanda praeter hecessitatem (bahasa Latin) yang berarti: Janganlah mengandaikan lebih banyak hal daripada yang benar-benar perlu. (hal. 130)
Ulasan ini untuk tantangan Young Adult Reading Challenge 2015.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar