31 Agustus 2016

Fiksi Sejarah yang Sudah Dibaca

Edited by Me
Sedikit kecewa dengan diri sendiri karena tadinya akan membaca paling tidak buku genre fiksi sejarah untuk bulan ini tetapi tidak ada satu pun yang selesai. Sebenarnya aku sedang membaca "Semua untuk Hindia", sebuah kumpulan cerpen bertema kolonial karya Iksana Banu. Mungkin karena (1) aku membacanya via digital dan (2) minggu-minggu terakhir bulan ini sedikit tidak bisa mengontrol bahan bacaan, aku tidak bisa menyelesaikan buku tersebut tepat waktu.

Nah, karena komitmen awal untuk berpartisipasi dalam setiap Posting Bareng BBI 2016, jadi aku harus memutar otak agar tetap bisa membuat artikel tentang tema bulan Agustus ini. Fiksi sejarah merupakan salah satu genre favorit yang selalu ingin terus membaca kisah-kisah masa lalu nan historis. Jadi, bila disuruh menyebutkan buku-buku fiksi sejarah Indonesia yang sudah kubaca, aku bisa menyebutkannya. Dalam artikel ini, aku membuat bacaan fiksi sejarah lokal yang sudah kubaca bertajuk "Fiksi Sejarah yang Sudah Dibaca".

Aku membuat lini masa dari setiap buku yang kubaca untuk memudahkan kamu untuk memahami bacaan-bacaan yang kubaca. Dan untungnya, aku sudah membuat ulasan-ulasan dari setiap buku tersebut. Jadi, apa saja buku fiksi sejarah yang sudah dibaca Raafi?

Edited by Me
Nah, setelah melihat lini masa di atas, aku akan menjelaskan buku-buku tersebut dengan satu kutipan dari setiap buku dan tautan menuju ulasan masing-masing buku. Tapi sebelumnya, kita cari tahu dulu apa itu genre fiksi sejarah.

Menurut Goodreads, fiksi sejarah menyajikan cerita dengan set masa lalu, biasanya selama periode waktu yang penting. Dalam fiksi sejarah, periode waktu adalah bagian penting dari pengaturan dan cerita itu sendiri. fmwriters menjelaskan bahwa fiksi sejarah sangat relatif dengan sejarah itu sendiri, namun tidak serta-merta menceritakan ulang materi yang kita pelajari di sekolah. Nah, sudah tergambar apa itu buku bergenre fiksi sejarah? Selanjutnya, mari kita mulai berhitung berapa banyak buku fiksi sejarah yang sudah Raafi baca dari yang latarnya paling lama!

"Makassar, mutiara dari timur, katanya. Dan memang benar. Tidak kotor seperti Batavia. Indah, menawan hati, apa saja bisa dibeli." (hal. 105)

"Pada saat itulah, laju mobil tiba-tiba berhenti. Suara pintu kemudian terdengar dibuka dengan terburu-buru. Satu dari laki-laki itu membuka ikatan di matanya, lalu begitu saja mendorong tubuhnya keluar mobil. Sumaryah jatuh dengan pakaian nyaris lepas seluruhnya." (hal. 14-15)

“Tak terasa kami sudah berada di depan arena proyek Monumen Nasional yang masih berantakan karena belum selesai dibangun. Aku sendiri tak tahu kapan monumen ini akan selesai.” (hal. 42)

"Nduk, anakku, dalam hidup jangan sekali pun kamu menggantungkan diri pada orang lain. Kamu hanya boleh bergantung padaku Dan aku akan berusaha sekuat tenaga agar kita bisa hidup." (hal. 25)

"Kami ini prajurit, Bapa. Jelaslah kami, apalagi saya, bukanlah orang suci yang tanpa dosa. Tangan kami berlumuran darah. Tapi, kami siap pasang badan untuk melindungi keutuhan republik ini. Kami ini kan terikat Sumpah Prajurit. Bila kami disuruh membunuh, apa boleh buat, kami bunuh. Kami disuruh menangkap, kami tangkap. Kami disuruh diam meski diludahi dan dikencingi musuh, kami pun diam di tempat! Atasan pasti punya alasan dan data sebelum menyuruh kami. Dalam militer, akan dianggap tindak kriminal bila kami tidak mematuhi perintah atasan, sekalipun perintah itu berlawanan dengan nurani." (hal. 82)

Jadi, sudahkah jajal membaca buku genre fiksi sejarah? Masih belum tahu mau baca apa? Kelima buku di atas bisa menjadi rekomendasi membacamu!



Artikel ini untuk Posting Bareng BBI 2016 bulan Agustus bertema #BBIIndoHisFic.

6 komentar :

  1. Banyak ya Fii. Ayo Semua untuk Hindia dirampungin deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe. Asyik sih baca fiksi sejarah. Iya, maunya dirampungkan nih. Semoga bisa secepatnya.

      Hapus
  2. Aku pengen baca Halaman Terakhir sama Genduk.. Bagus ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah ulasan-ulasanku masih kurang meyakinkan? *siapa elo, Raaf?*

      Hapus
  3. hmmm tiga sandera terakhir kayaknya seru yaa... jadi penasaran. btw suka dengan timelinenya :)

    BalasHapus
  4. Ruta Sepetys dan Pramoedya Ananta Noer, penulis paling "gila" utk genre ini, buku bukunya keren. Btw, Ruta Sepetys emg penulis luar tapi sejarah kan umum yaa bukan cuma indonesia doang yang punya sejarah hehe. Salt of Sea- yang paling rekomen untuk dibaca

    BalasHapus