08 Juli 2016

Ulasan Buku: Amy & Roger's Epic Detour

Judul Asli : Amy & Roger's Epic Detour
Pengarang : Morgan Matson
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2014
Dibaca : 8 Juli 2016
Rating : ★★★

Buku ini kudapat dari teman penerjemah dan sudah ngendon begitu lama di tumpukan timbunan. Saat kupikir liburan dan mudik adalah waktu yang tepat untuk membaca buku bertema perjalanan, aku mengusung buku ini dan satu buku lain yang juga bertema sama untuk dipilihkan oleh teman-teman melalui Twitter. Dan karena buku ini mendapat tiga suara dari tiga responden, aku mulai membacanya tepat saat kendaraan yang mengantarku pulang ke kampung halaman dinyalakan.

***

Amy harus melakukan perjalanan dari California ke Connecticut untuk "pindahan". Ibunya sudah menunggunya di rumah baru mereka dan sudah mempersiapkan semuanya untuk Amy. Rute perjalanan, tempat menginap, sampai teman berkendara bernama Roger. Meski telah memiliki SIM, Amy tidak mau mengendarai mobil karena tragedi yang membuatnya trauma tiga bulan lalu. Apakah Amy akan melakukan perjalanannya sesuai dengan perintah ibunya yang dikira-kira hanya memakan waktu empat hari?

Roger sedang liburan musim panas saat diminta oleh ibunya menemani anak teman ibunya menyebrangi daratan Amerika dari ujung barat ke ujung timur. Roger mengiyakan saja karena ia akan bertemu sang ayah dan ada misi terselubung yang harus dilakukannya. Ini tentang hubungan rumitnya. Apakah benang hubungannya akan mengendur sehingga bisa diperbaiki atau malah semakin berbelit?

***

Sungguh disayangkan buku yang seharusnya kunikmati karena memberikan informasi dan wawasan seru tentang Amerika ini diganggu oleh salah ketik bagai noda hitam di wajahku—banyak dan berceceran! Juga sepertinya yang menyunting buku ini terlalu menikmati opor ayam yang bersantan dan berminyak saat lebaran sehingga tidak fokus dengan naskah yang dikerjakannya. Sungguh geregetan ingin mencoret setiap kalimat yang tidak efektif dan kurang luwes. Itu saja soal editorialnya.


Sekarang tentang Amy. Wahai Amy, tahukan kau bahwa apa yang menimpamu tiga bulan lalu bisa terjadi pada siapa saja. Hal yang begitu mengejutkan. Hal yang tanpa rencana. Namun, dunia takkan berakhir saat seseorang yang kausayangi meninggalkanmu selamanya. Mungkin Mbak Morgan (iya, yang ini cewek, bukan cowok) hanya ingin memberikan gambaran tentang cara melepaskan dan menerima dengan sepenuh hati. Tapi melihat polah Amy yang terlalu meratap malah membuatku tidak berempati, padahal aku pernah mengalami apa yang Amy alami. Maaf Amy, aku turut berduka, tapi sampai di situ saja.

"Jadi, menurutku kita harus terbuka pada apa pun yang terjadi. Kita tak mungkin tahu pasti apa yang akan terjadi." (hal. 454)

Sekarang tentang Roger. Ia begitu keren karena tubuh kurusnya dihias perut sixpacktipikal kesukaan remaja wanita. Dan kisah hidupnya yang sepertinya tidak memiliki masalah padahal punya, membuatnya terlihat misterius dan semakin keren. Untungnya, Roger bisa membuat Amy nyaman. Roger juga bisa membuat Amy berdebar-debar. Apa yang kau harapkan pada sepasang remaja yang sedang bermalam di satu ranjang di kamar? Dan aku suka Roger yang memiliki tujuan saat perjalanan ini berlangsung. Ia juga konstruktif dan suportif—lagi-lagi tipikal kesukaan remaja wanita.

Sesungguhnya aku menikmati perjalanan mereka berdua. Negera-negara bagian yang mereka lalui. Orang-orang yang mereka temui. Detail-detail seperti moto setiap negara bagian yang informatif. Tentu, karena buku ini semi-kisah-nyata yang mengharuskan penulis melakukan perjalanan sendiri untuk riset dan jangan lupakan hasil jepretan yang sesekali diselipkan antarbab. Aku yakin akan menyukai buku ini—apalagi bagian Amy dan Roger berdua-duaan yang begitu manis—jika penulis membuat ceritanya sedikit ringkas dan langsung. Tapi mungkin begitulah gaya menulis Mbak Morgan. Dan jangan lupakan versi terjemahannya yang, sekali lagi, sangat disayangkan.

Aku bertanya-tanya betapa jauh jarak California dan Connecticut. Bagi orang Indonesia yang awam peta Amerika, mari berspekulasi Amy dan Roger melakukan perjalanan bolak-balik Merak - Banyuwangi. Dan mereka melakukannya sesuka hati, tidak lewat jalur utara atau jalur selatan. Tapi sesuai kebutuhan mereka sehingga perjalanannya terasa begitu lama. Ingat: hanya perumpamaan. Lalu, kalau aku ditanya apa akan membaca buku Mbak Morgan yang lain? Mungkin lain waktu, saat aku butuh cerita perjalanan dan cara menikmatinya. Tapi sebentar, apa buku-bukunya yang lain juga tentang perjalanan?

"Hal-hal terburuk terjadi saat kau paling tidak menduganya, pada pagi Sabtu yang cerah, dan kau harus menghadapi konsekuensinya, setiap hari. Tetapi sepertinya hal-hal luar biasa juga bisa terjadi. Kau mungkin dipaksa melakukan suatu perjalanan, tanpa tahu siapa yang akan kautemui. Tanpa tahu bahwa perjalanan itu akan mengubah hidupmu." (hal. 459)

2 komentar :

  1. Makasih reviewnya :) jadi mikir mungkin lebih baik baca versi bahasa ing nya kali ya? :D

    BalasHapus